3 || Pulang Bareng

785 30 0
                                    

"Sini, gue bantu."

Lesia dengan cepat, mendongkak melihat pemilik suara itu, lalu beralih pada tangan kekar milik cowok yang kini menunduk menatapnya.

"Mau dibantuin nggak nih?" tanyanya lagi, dengan tangan yang masih ia sodorkan pada cewek yang masih diam saja.

"Gue bisa sendiri kok," tolak Lesia menggeleng pelan, lalu mulai berdiri perlahan

Raka sempat mencibir, namun cowok itu tak tega juga melihat cewek ini melangkah kesakitan begitu, apalagi melihat kejadian tadi membuat emosi Raka naik begitu saja.

"Ya udah, kalo gitu gue anterin lo pulang!" ucapnya terdengar memaksa membuat Lesia menoleh lagi dengan wajah heran.

"Eh nggak usah," tolaknya lagi menggeleng cepat, sambil menepuk roknya yang sedikit kotor.

Raka berdecak. Menatap cewek ini memang dari awal keras kepala.

"Udah ayo, elo nggak mau 'kan, di apa-apain sama mereka?" Raka menakut-nakuti Lesia, menoleh ke arah warung Mbak Eka yang kini memperlihatkan para cowok-cowok yang lagi asyik merokok.

Lesia ikut menoleh dan menggigit bibir bawahnya. Merasa takut.

Tetapi apa harus ikut dengan Raka?

Ah, kenapa harus Raka yang datang sih? Kenapa bukan Kak Rafa saja?

"Nolak niat baik orang, sama aja nolak rezeki," ucap Raka santai, lalu mulai menaiki motornya lagi mulai menyalakan mesin.


Entah kenapa, hatinya mengatakan bahwa ia harus berbuat baik untuk kali ini saja, lagipula Lesia adalah teman kelasnya, jika ada apa-apa dengan gadis itu pasti dia juga yang akan repot nanti.

"Ya udah gue ikut," kata Lesia tiba-tiba menahan lengan cowok itu tanpa sadar, "tapi gue pake rok," lanjutnya menatap ke arah roknya.

Raka terdiam, berpikir sebentar.
"Lo pake celana juga, 'kan? Nyamping aja duduknya, sini pegangan."

Lesia mendengus. "Gue bisa sendiri," ucapnya sewot membuat Raka mencibir dalam hati.


Benar-benar batu

Lesia menaiki motor besar Raka dengan susah payah meski sebenarnya ia tidak bisa menaikinya karena bisa dibilang tubuhnya itu tidak terlalu tinggi. Hanya 155 cm saja. Wajar sekali jika dia kesusahan apalagi memakai rok seperti ini.

Lesia berhenti, lalu menatap Raka kesal karena hanya diam saja tak membantunya, menghela napas berkali-kali berharap laki-laki itu mengerti, membantunya.

Walau sebenarnya Raka mengetahui hal itu, ia melihat dari kaca spionnya, tapi memilih untuk diam, ia ingin tahu apakah Lesia akan meminta tolong atau tidak, tetapi ternyata gengsi perempuan itu sangat tinggi.

"Lama banget sih lo." Raka menoleh pada Lesia yang hanya diam saja menatap motor miliknya.

Cewek itu memajukan bibirnya kesal. "Bantuin kek, motor lo tinggi gue nggak bisa naik."

"Katanya lo bisa sendiri tadi," ucap Raka menaikkan satu alisnya.

"Yaudah gue naik sendiri aja, jangan salahin gue kalo nanti jatuh," ucap Lesia menaiki motor dengan kakinya menopang ke step motor dan tangannya memegang belakang jok.

Teman Kelas (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang