2 || Kak Rafa

967 32 0
                                    

"APA? KOK GUE YANG JADI SEKRETARIS SIH! NGGAK MAU AH MALES!"

Cewek berkulit putih halus dengan rambut pendek itu mendengus beberapa kali saat melihat namanya tertulis di kertas karton dengan jabatan sekretaris 1 menggantikan Naya dan Dewi yang menjadi sekretaris 2 menggantikan Elvira.

"Elo yang dipilih," ucap seorang tiba-tiba, berjalan ke arahnya yang masih berdiri di depan kelas.

Lesia menoleh dengan wajah kesal menatap Raka.

"Gue juga nggak mau jadi ketua kelas, tapi Regi yang nyuruh gue dengan embel-embel ditunjuk langsung sama Bu Winda, terus mereka setuju," jelasnya tenang, kini menatap kertas karton di depannya.

Lesia menghela napas. "Gue nggak mau," katanya berbalik, lalu mulai melangkah ingin keluar kelas.

Raka berdecak melihat itu, lalu menyusul cewek itu yang sudah di depan pintu. "Elo mau ke mana?" tanyanya.

Lesia jadi menoleh ketika tangannya di tarik Raka. "Ke Bu Winda lah," katanya melepaskan tangan Raka, "gue mau ngundurin diri."

"Percuma," jawab Raka menatap cewek itu tepat, "ini tanggung jawab, elo udah dipercaya sama satu kelas termasuk guru, gue juga. Lagian cuma satu tahun," katanya memberi tahu.

Lesia hanya memutar bola mata. Menatap cowok itu sinis membuat Raka menghela napas lagi.

"Gue nggak mau ribet ganti karton lagi," ucapnya begitu saja, "udahlah terima aja."

Lesia hanya mencibir, mengalihkan wajah ke luar kelas yang tiba-tiba matanya melotot kaget dengan wajah yang jadi memerah salah tingkah melihat bayangan kakak kelas berdiri di depan kelasnya, sedang mengobrol dengan Edrik juga Regi membuat Raka mengikuti arah pandang cewek itu.

"Ck, dasar cewek," katanya pelan, "udah lo sana ke aula," katanya mendorong tubuh Lesia membuat cewek itu jadi bergerak, ingin menghentikan Raka namun tak bisa karena tenaganya tidak sebanding.

"Iihh lepasin nggak lo!" teriak Lesia mencoba menahan sampai Raka menghentikannya ketika sudah di luar kelas, "nyebelin banget sih."

Raka hanya menipiskan bibirnya, tak sengaja menatap Lesia yang memajukan bibirnya kesal.

"Eh Kak Rafa," kata Lesia tersenyum malu, menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga membuat Raka mencibir melihatnya.

Rafa menoleh lalu tersenyum. "Eh, hai," katanya memandangi adik kelasnya itu.

Regi hanya menggeleng melihat tingkah Lesia. Lalu tersenyum begitu saja ketika mengingat satu hal, cewek itu menyukai kakak kelasnya ini secara diam-diam.

Ah diam-diam, ya.

Tetapi sekarang satu kelas sudah mengetahui hal itu, karena si ember Dewi dan Ridha yang keceplosan.

Nama kakak kelas itu adalah Rafa Harsya, ketua basket kelas XII yang dikenal ramah oleh semua murid, apalagi memiliki gingsul membuat cowok itu bertambah manis ketika tersenyum.

Edrik ikut mendelik membuat Lesia mencibir dalam hati.

"Elo nggak usah so imut," ucap Edrik mengusap wajah Lesia membuat cewek itu menatap Edrik tajam.

"Apaan sih lo, sirik aja!" katanya sewot, lalu kembali menoleh pada kakak kelasnya, "eh kak, jadwal aku sama Kak Rafa nggak sih hari terakhir?" tanyanya mencoba mencari topik pembicaraan yang lagi-lagi membuat Edrik dan Raka mendelik mendengar suara lembut cewek itu yang dibuat-buat.

Rafa mengerutkan keningnya, lalu mengangguk setelah mengingat kembali. "Eh iya, jangan lupa, ya, siapin materi," katanya kembali tersenyum yang membuat Lesia berdebar, apalagi senyuman cowok itu yang memperlihatkan gigi gingsulnya.

Teman Kelas (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang