12 || Rahasia

444 16 0
                                    

Raka membaringkan tubuhnya di kasur bergambar team sepak bola dari negara Eropa itu. Sementara Jidan sedang mengambil makanan dari dapur sana, Nandi dengan Sandi juga Nata yang sedang sibuk main PS di lantai.

Raka menghela napasnya. Mengubah posisinya jadi duduk bersandar dengan menatap layar hapenya kini. Mulai menggesernya ke bawah, membaca beberapa pesan masuk.

Lalu tangannya membuka akun Ig milik temannya.

Namanya apa ya?

lesiaechi

Imut banget kan dia?

Entah kenapa akhir ini cewek itu selalu muncul dimana-mana, membuatnya jadi bingung sendiri harus menghadapinya bagaimana.

Tetapi anehnya, dia senang.

Dia selalu senang setiap mengobrol dengannya.

"Lo kenapa, Ka? Senyam-senyum sendiri liat hp," tanya Jidan menaruh makanan ringan di meja samping ranjang.

Raka menoleh, hanya bergumam pelan lalu kembali menatap layar hape.

"Echi imut banget, ya kalo lagi nggak judes," ucap Jidan tiba-tiba, melirik layar hape Raka yang menampilkan foto cewek yang sedang menampilkan senyuman sampai matanya menyipit.

Raka hampir saja ikut tersenyum melihat itu, namun dengan cepat ia mengambil kembali hapenya, membuat Jidan terkekeh geli.

"Ka, gue liat lo sama Lesia mulu sekarang, tumben banget," sahut Nandi tanpa menoleh pada Raka.

"Kenapa emang?" tanya Raka menaikan sebelah alisnya.

"Ya nggak papa sih, cuman aneh aja, dulu kalian berantem mulu, lah sekarang deket banget." Nandi berdiri untuk mengambil minuman.

"Lo suka ya, sama dia?" tanya Jidan tiba-tiba membuat Raka menepuk kepalanya pelan.

"Enak aja lo, mana ada gue suka sama dia." Raka menyimpan ponselnya membuat semua berkumpul .

"Ya kali aja kan lo suka sama yang jutek-jutek," ucap Jidan terkekeh.

"Dia nggak jutek-jutek amat kok aslinya. Orangnya asik kalo udah deket," ucap Raka tanpa sadar.

"Sedeket apa sih lo sama dia?" goda  Sandi melirik Raka dengan senyuman, Nata di samping cowok itu mengangguk tertawa pelan.

"Eh mati gue," teriak Sandi saat kembali menoleh ke layar depan, "heh elo mainnya kasar, Nan."

"Ya elo enggak fokus," sahut Nandi tak mau disalahkan.

Sandi mendengus sebal, lalu melempar pelan stik psnya membuat Jidan mendelik melihat itu.

"Heh jangan dilempar," ucapnya sewot.

Sandi menoleh lalu jadi terkekeh. "Eh sorry, refleks gue."

Jidan mencibir, lalu kembali pada Raka yang masih menatap layar hapenya.

"Ngaku aja kali, Ka, lo suka sama dia," ucap Jidan gemas, melihat Raka yang beberapa kali berdecak.

Teman Kelas (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang