Kepalaku terasa pusing dan leherku terasa kaku. Oh, shit! aku tertidur di kamar rumah sakit. Aku lupa mengabari Kara kalau aku menemani Johnson disini. Tunggu dulu kemana perginya Johnson? Dia sudah tidak ada di tempat tidurnya.
"LET ME GO!" Terdengar suara teriakan yang sangat kukenal dan saat kubuka pintu kamar Johnson ditahan oleh dua orang perawat lalu aku berjalan mendekat ke arahnya.
"Lepaskan dia," Kataku pelan. Kedua perawat itu saling memandang lalu melepaskan tangan Johnson dan Johnson menatapku dengan tatapan kebingungan.
"What the fuck did you do in here Owen?"
"I rescue you,Johnson..." Kini Johnson diminta oleh kedua perawat itu untuk kembali ke tempat tidurnya dan Johnson hampir mau berlari namun aku menahan pinggangnya dan mengangkat tubuhnya yang sangat ringan. Berat tubuhnya hanya seringan kapas.
Astaga, apakah dia pernah makan sesuatu? Apakah dia setidaknya makan? Kenapa dia bisa sekurus ini?
"Fuck off Owen!"
"No,kau harus kembali... kau hampir mati semalam!" Johnson memukul-mukul punggungku namun tidak kuhiraukan.
Kutendang pintu kamar rumah sakit dan meletakan Johnson lagi di tempat tidur lalu perawat memasangkan lagi infus di tangannya dan Johnson meronta-ronta.
"Aku-harus-pergi-Owen!" Aku menggeleng.
"No, kau harus disini, kau akan mendapatkan perawatan terbaik Johnson, lihatlah lebam dimana-mana dan semalam paha dalam-mu dijahit! Aku akan menelpon Kara bahwa aku menemanimu seharian penuh,"
Johnson menampik tanganku yang akan meraih ponsel di saku celana ku dan ponselku terjatuh ke lantai.
"Don't you fucking dare!"
"Why?"
"No,Owen tidak boleh tahu,"
"Aku Owen, Owen mana yang kau maksud?" Kurasa Johnson kesal maka dia menunjukkan jari tengahnya padaku.
"Well, I'll call you champ... champ boy..."
"Fine, aku tidak akan memberitahu Kara, tetapi beritahu aku kenapa aku tidak boleh memberitahu adik kembarku? Champ boy? I hate that nickname!"Johnson menyeringai dan mendekatkan wajahnya ke wajahku.
"Aku lebih senang jika kau membenci nama panggilan dariku Champ boy," Johnson mengedipkan sebelah matanya padaku dan aku merasakan gerakan aneh di perutku serta jantungku.
Fuck, what is this?
Johnson look so... so pretty.
Aku tidak pernah menyadari bahwa wanita kurus dengan banyak piercing serta tato di perutnya bisa tampak secantik ini. Aku juga baru menyadari matanya sangat biru dan sangat jernih bagaikan air laut yang jernih dan bersih. Wajahnya yang lembut serta bibirnya yang tipis membuat segala sesuatunya tampak sempurna di dalam dirinya.
Damn, she's so pretty.
"What are you lookin' at champ?"
"Nothing,"
"Kau berbohong, you looking at my lips don't you?" Am I? aku tidak tahu.
Aku hanya kagum dengan kecantikannya yang selama ini tidak pernah kusadari. Setelah itu Johnson berdiri dari tempat tidurnya dan menarik selang infusnya menuju pintu. Aku bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan.
Apakah dia akan kabur lagi? Tetapi saat aku akan menghentikannya aku menyadari apa yang ia lakukan. Johnson mengunci pintu kamar rumah sakit.
"What are you—" Bibir Johnson menempel di bibirku dan aku tersentak kaget.
"Sshh... you want to taste my lips right? Taste it right now champ..." Bukannya aku menjauhkan bibirku darinya, tetapi aku meraih belakang lehernya dan menariknya mendekat. Kurasakan selang infus Johnson berkelibat di lengan serta ujung infusnya yang menempel di punggung tangannya kurasakan menempel mendekat di leherku.
God, she smells so good.
Bibirnya yang lembut serta lidahnya yang bergerak secara liar di dalam mulutku membuatku ingin mendekatkan lagi tubuhku padanya. Aku duduk di pinggiran tempat tidur rumah sakit dan kutarik tubuh Johnson mendekat dan kini Johnson duduk di pangkuanku dan tanpa sadar aku aku meraba sebagian besar tubuhnya yang hanya tertutup pakaian rumah sakit.
"There... yes... right there..."Astaga, apa yang sedang kami lakukan? Tanganku sudah masuk ke dalam pakaian rumah sakit yang ia gunakan dan Johnson tidak memakai bra.
"Kau tidak memakai bra," Gumamku di bibirnya.
"Ini pakaian rumah sakit champ,tentu saja perawat sudah melepaskan semuanya, Aku hanya memakai celana dalam kecil ini,"
God, I'm so hard right now and we need to stop.
But, I can't.
I think we can't.
Saat aku meremat dadanya Johnson mengerang dan aku sangat menikmati suara erangannya. Apalagi ketika dia menggigit bibir bawahku.
Shit, I think I'm losing it.
Tahanlah Kal-El, tahanlah...
Tanpa sadar Johnson sudah melepaskan bibirnya dari bibirku dan aku membuka mataku lalu memandang mata birunya.
"Are you... come?" Fuck.
"Oh my god!Owen, are you virgin?"Johnson berdiri dari pangkuanku lalu dia memandangku dengan tatapan yang tak bisa kubaca. Aku juga berdiri dari dudukku dan mengambil jaket serta ponselku lalu berjalan dengan cepat menuju pintu kamar rumah sakit dan aku mendengar Johnson berteriak.
"Aku takkan memberitahu adik kembarmu!"
Shit
shit
shit!
HALO DITUNGGU VOTE DAN COMMENT KALIAN!!!
YOU ARE READING
IM YOURS (YOURS SERIES 3) KAL-EL STORY
Romance21++ (Due to some scene, this story is not allowed by underage, please be a responsible reader) Kal-El Owen, tidak bisa melupakan cinta pertamanya. semenjak musim panas tahun lalu Kal-El menghabiskan waktunya bersama Hermoine Rogers. Namun, waktu ma...