14 (PANDORA)

1.1K 110 21
                                    

Entah sudah berapa lama aku menangis di pangkuan Kal-El. Aku sendiri tidak ingat kenapa aku bisa berada di pangkuannya kini. Kami tidak berkata apa-apa dan Kal-El hanya mengelus-elus lenganku kemudian ia menyingkirkan rambut-rambut kecil dari keningku dan menepuk-nepukku seperti bayi.

Melihat rumah ini membuatku lemah tak berdaya. Membuatku teringat Ibuku walaupun aku samar-samar mengingatnya. Namun, aku sangat merindukannya aku sangat sangat merindukan kehadiran Ibuku disini.

"Maafkan aku bajumu basah karenaku," Kataku pada Kal-El dan kurasakan Kal-El semakin memelukku erat di pangkuannya dan aku tak ingin ini berakhir begitu saja. Rasanya aku ingin sekali berada di pelukannya selama-lamanya. Ingin sekali waktu terhenti dan kami selamanya begini.

"Don't,menangislah lagi jika ini tidak cukup bagimu," Bisiknya diatas kepalaku. Kemudian aku teringat Bridgette.

"Shit!" Umpatku dengan terburu-buru aku berdiri dari pangkuannya dan wajah Kal-El tampak kebingungan. Tetapi wajah kebingungannya berubah datar lagi. Aku mengelap sendiri tangisanku dengan kain pakaianku kemudian Kal-El berdeham dan merapikan pakaiannya.

Aku melihat sekeliling rumah ini. Karena saat pertama kali datang ke rumah ini aku langsung menangis aku tidak benar-benar memerhatikan isi rumah ini. Anehnya rumah ini tertata sangat rapih, bahkan tampak terawat. Sangat terawat. Tidak ada debu tidak ada satupun jejak bahwa rumah ini sudah ditinggal bertahun-tahun oleh pemiliknya.

Apakah Claire yang membersihkannya? Sebetulnya siapakah dia?

Aku jadi teringat surat yang Ibuku tulis. Bahwa, semua fakta yang ada terdapat di surat-surat yang ia tuliskan untukku sebelum ia meninggal.

Rumah ini tidak begitu luas dan tidak begitu sempit. Memiliki tangga di samping dapur yang kurasa akan menuju suatu ruangan yang berada diatas. Aku menaiki tangga dengan cepat kemudian terdapat dua kamar disana.

Kubuka satu persatu kamar dengan hati-hati dan aku menemukan sekotak besar berwarna hitam yang anehnya terletak begitu saja diatas tempat tidur. Saat kubuka kotak hitam tersebut aku mendengar langkah Kal-El yang mengikutiku ke kemari. Aku sempat lupa bahwa aku yang memintanya menemaniku kesini.

"Bisa kau jelaskan padaku rumah siapa ini?" Tanya Kal-El yang perlahan-lahan memasuki ruangan ini dan duduk di sampingku.

"Okaa-san,"Jawabku pelan. "Maksudku, Ibuku," Kataku datar.

"Wait, your Mom?"Aku mengangguk dengan pelan atas pertanyaan Kal-El padaku.

"Tetapi Ibumu—"

"Dia meninggalkanku sebuah rumah, sebelum ia meninggal... anehnya Ayahku tidak mengetahui hal ini dan ia menyimpan semua rahasia ini dari Ayahku—dari Mick." Kal-El terdiam kemudian aku mencoba membuka kotak besar hitam yang ada di sebelahku. 

Karena kotak ini tertutup dengan sangat sempurna aku harus berdiri dan membukanya dengan sekuat tenaga. Kal-El membantuku dan saat kunci terbuka aku menindih tubuhnya diatas. Kal-El menindih kotak hitam dan aku berada diatas tubuhnya.

Well, this is awkward.

Aku berdeham kemudian berdiri dengan perlahan dari atas tubuhnya dan aku memohon agar jantungku berhenti berdetak secara liar dari balik dadaku. Aku juga mendengar Kal-El berdeham dan ia duduk dengan canggung di dekat kotak tersebut.

"Apa isinya?" Tanya Kal-El padaku sambil melihatku dengan tatapan canggung.

"I don't know, kita baru saja membukanya kan?"

"Right! Ha Ha..." Astaga, tertawa Kal-El terlalu tampak kalau dibuat-buat. Ini sungguh canggung.

Saat aku melihat isi dalam kotak tersebut terdapat... foto Claire dan Ibuku. Kuambil foto tersebut kemudian kuletakkan diatas tempat tidur. Kal-El mengambil foto yang kuletakkan tadi namun aku menangkis tangannya.

IM YOURS (YOURS SERIES 3) KAL-EL STORYWhere stories live. Discover now