Aku menunggu Dashiell di sebuah peristirahatan umum yang mengarah ke jalanan menuju San Jose. Aku tertidur cukup lama disini karena semalam aku melakukan perjalanan yang panjang hingga aku harus mengistirahatkan tubuhku.
Sungguh, aroma tubuhku tidak bisa lagi di cerna oleh indera penciumku sendiri.
Dashiell mengatakan ia akan sampai sebentar lagi, menggunakan mobil Kara, ketika Kara diantar olehnya menuju bandara untuk melakukan perjalanan udara menggunakan pesawat menuju New York. Entah sudah berapa hari aku berada di jalanan.
Aku sempat menangis ketika beberapa hari yang lalu menyewa sebuah kamar di hostel.
Aku merindukan Pandora dan bermimpi mengenai hal yang sangat buruk tentangnya.
Aku bermimpi ia disiksa tepat di hadapan mataku dengan seseorang yang tidak kukenal, ketika ada seorang anak kecil yang datang kepadaku lalu menyebutku 'Dada' dengan nada yang sangat menggemaskan kemudian anak kecil itu menangis ketika melihat Pandora tersiksa dan aku yang hanya sanggup terdiam saja, karena aku tak sanggup bergerak dari tempatku. Aku menangis lalu anak itu menghilang hingga Pandora juga tidak sadarkan diri namun aku tidak bisa bertindak apa-apa.
Setelah itu aku terbangun dengan napas yang berat serta keringat yang mengucur dengan deras di pelipisku.
Sungguh itu adalah mimpi terburuk yang pernah kualami. Emosiku terasa terkuras setelah terbangun dari tidurku. Mungkin, aku terlalu lelah berada di perjalanan. Apalagi, aku tidak tahu bagaimana keadaan Pandora kini. Nomor yang ia hubungi untuk menghubungiku sudah tidak bisa dihubungi lagi.
Aku juga tidak mau nomorku dilacak oleh anak buah Raphael, jika memang Pandora bersama dengan Raphael saat ini.
Aku sangat berharap, aku tahu dimana Raymond maka aku dapat menanyakan kepadanya mengenai banyak hal. Mengenai apa yang tepatnya dilakukan oleh Pamannya tersebut, hingga ia melarikan diri jauh dari keluarganya.
Perutku sudah meronta juga untuk diisi kini, maka aku berjalan menuju mini market yang berada di peristirahatan ini dan membeli sandwich serta kopi. Setelah membayar maka kupanaskan sandwich yang telah kuambil dari lemari pendingin kemudian memakannya dengan sangat cepat serta meminum kopi panas yang kubeli dengan sekali teguk.
Setelah keluar dari mini market, aku kembali menuju ke mobil milikku kemudian mengambil sikat gigi dan handuk serta pakaian dalam. Lalu, mengunci mobil dan kini berjalan menuju kamar mandi terdekat.
Saat aku sudah berada di dalam bilik kamar mandi umum, aku membersihkan tubuhku sebisa mungkin setelah itu keluar dari dalam bilik dan menatap wajahku sendiri di depan cermin.
"Who the hell are you?" Kataku kepada diriku sendiri.
Kantung mata di bawah mataku sangatlah cekung dan dalam. Kulitku begitu kecoklatan, kemudian wajahku tampak kacau.
Harus kuakui, aku memang sangatlah kacau. Aku sengaja tidak memberitahu Ayah dan Ibuku bahwa aku tidak kembali ke New York karena alasan ini. Aku memberitahu mereka bahwa aku mengikuti kelas tambahan selama musim panas berlangsung.
Tetapi sepertinya adik kecilku Barry memiliki sixth sense yang luar biasa hingga ia meneleponku semalam dengan nada berbisik.
"Apakah ada hubungannya dengan Pandora, big bro?" Aku hanya terkekeh.
"Tidak, aku benar-benar harus mengulang kelas," Aku dapat mendengar suara rengekan anak bungsu adikku. Kemudian mendengar ia menenangkan putri bungsunya.
"Kau cerdas Kal-El... kau tidak mungkin mengulang kelas. Kecuali... well,Istriku dia tidak begitu cer— aww! Honey!!" Anehnya semalam air mataku mengalir begitu saja mendengar candaan Adikku dengan Istrinya serta suara rengekan ketiga keponakanku.
YOU ARE READING
IM YOURS (YOURS SERIES 3) KAL-EL STORY
Romansa21++ (Due to some scene, this story is not allowed by underage, please be a responsible reader) Kal-El Owen, tidak bisa melupakan cinta pertamanya. semenjak musim panas tahun lalu Kal-El menghabiskan waktunya bersama Hermoine Rogers. Namun, waktu ma...