29 (KAL-EL)

1K 82 13
                                    

Istriku memohon kepada Raymond untuk ikut ke dalam misi Black Agent.

Ya, Istriku Pandora Kojima Owen.

Kami resmi menikah pada bulan lalu. Pada bulan lalu juga Ayahku hanya dapat menceramahiku melalui video call dan Ibuku hanya tertawa, kemudian menggelengkan kepalanya. Adikku, Barry Allen dan Istrinya mengucapkan selamat begitupula dengan Kara, kembaranku serta Suaminya.

Ah, kembali lagi kepada Istriku yang memohon Raymond untuk mengikuti misi Black Agent.

"I said no," Itu jawaban singkatku berbarengan dengan Raymond. 

Aku sangat tahu dan paham raut wajah tersebut. Kening berkerut, bibir mengerucut dan wajah memerah. Dia bukan lagi kesal namun marah.

"Aku memang sudah menjadi Istrimu, tetapi tidak mudah untuk kau atur-atur Kal-El!" Nada bicaranya tinggi dan wajahnya semakin memerah. 

Raymond, sengaja keluar dari ruangan karena menurutnya, ini sudah perkelahian antar pasangan, bukan lagi antar Black Agent dan sandera yang diselamatkan. 

"Aku bukan mengaturmu Pandora, aku memikirkan keselamatanmu. Berbeda dengan hal mengaturmu!" 

"Oh, dengan mengatakan secara tegas bahwa kau tidak menyukai kenyataan aku terjun ke lapangan untuk menyelamatkan sahabatku?"

"Sahabat tetapi mantan kekasihmu juga kan?"

"Ah, kau cemburu Kal-El!"

"Aku tidak cemburu okay? Aku memikirkan bahaya apa yang akan kau hadapi jika kau mengikuti Raymond lalu Raphael menemukanmu! Aku akan kehilanganmu untuk kesekian kalinya. Kali ini lebih buruk, kehilangan Istriku yang sangat kucintai!" Pandora terdiam namun napasnya masih memburu.

Aku sengaja menekan kedua pundaknya dengan lembut kemudian mengusapnya dengan perlahan-lahan.

"Tahan ego-mu untuk sekali ini saja okay? Misi ini sangatberbahaya, misi ini bukan untukmu. Biarkan Black Agent sebagai ahlinya yang menghadapi hal ini, bantuanmu memberikan mereka petunjuk sudah lebih dari cukup Istriku," Mata Pandora tampak berkaca-kaca. Napasnya sudah tampak teratur kemudian aku mencium keningnya. 

"Aku terlalu mencintaimu dan menyayangimu untuk melepasmu keluar sana dan menghadapi bahaya lagi Pandora, kumohon lakukan hal ini tidak hanya demi diriku namun demi dirimu juga. Sudah lebih dari cukup kau menghadapi seluruh bahaya di hidupmu. Saatnya kau menikmati kebahagiaan yang dapat kita raih bersama," Tubuh Pandora kurengkuh secara penuh hingga kurasakan kehangatan tubuhnya menyelimutiku. Kuusap pundaknya dan kukecup lembut puncak kepalanya.

"Aku hanya tidak ingin misi ini gagal Champ, aku tidak ingin mereka gagal membawa kembali Dean Ito,"

"I know sweet plum, I know... percayakan seutuhnya kepada Black Agent yang telah berhasil menyelamatkanmu dan Ayahmu serta rumah Ibumu dan surat-surat yang disimpan oleh Camille," Pandora mempererat pelukannya kemudian kukecup pelipisnya. 

"Bagaimana kalau kau menemaniku mengerjakan tugas kuliah?" Pandora mengangkat kepalanya hingga matanya bertemu dengan mataku. 

"Lalu?"

"Yeah, kau bisa melanjutkan membuat apapun yang kau suka?"

"Maksudmu blowjob?" Kini aku tertawa dan menggeleng.

"No! bukan itu!"

"Kau bilang sendiri apapun yang aku suka," Kucium bibir lembutnya dan tersenyum ketika bibir kami saling bertemu.

"Kau suka melukis, menggambar, dan menjahit pakaian serta mendesainnya!"

"Ah, well...kita tidak punya mesin jahit di rumah ini," Pandora tidak tahu bahwa aku telah membelikannya mesin jahit dan beberapa perlengkapan lainnya yang ia butuhkan.

Kami tidak lagi tinggal di markas Black Agent. Kami tinggal di apartemen sederhana yang kami sewa atas hasil kemenanganku mengikuti beberapa turnamen baseball

Pandora, untuk sementara memang tidak kuperbolehkan untuk keluar mencari pekerjaan, karena kami kembali ke UCLA karena aku harus menyelesaikan beberapa tugas akhir agar aku lulus dengan tepat waktu. 

Aku takut jika Raphael akan kembali kemari kemudian menemukan Pandora, walaupun Raymond dan beberapa rekan Black Agent mengawal kami selama hampir dua puluh empat jam.

"Ayo, ikut aku sebentar," kataku menarik tangannya dengan lembut. 

"Aku sedang tidak mood untuk melakukan foreplay, role-play, BDSM atau apapun itu Kal-El," 

"We're not going to had sex, my wife,

"So, what are we gonna do then?" Aku menggeleng dan terkekeh.

Kubuka pintu kamar kami kemudian, aku meminta Pandora untuk duduk diatas tempat tidur kami. Ia, seperti akan membuka pakaiannya dan aku tersenyum sambil menggeleng.

"No, we're not going to do that sweet plum,"

"Okay, sangat aneh..." Jawabannya membuatku tersenyum. Kemudian, aku sedikit menunduk lalu tengkurap hingga cukup untuk melihat mesin jahit yang sengaja kusimpan di bawah tempat tidur, supaya Istriku tidak tahu bahwa aku memberikannya kejutan. 

Saat sudah kutarik penuh mesin jahit tersebut hingga Pandora melihat apa yang kutarik dari bawah kolong tempat tidur, wajahnya tampak terkejut, seakan-akan ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat kini.

"Kau membelikanku mesin jahit?" Aku mengangguk. 

"Champ! Ini sangat mahal!"

"So?"

"Kau harus menghemat! Aku belum mendapatkan pekerjaan dan—" Kututup bibirnya dengan bibirku kemudian kuusap pipinya.

"Hentikan pembicaraan itu, lakukanlah apa yang kau sukai, dan jika kau beruntung jadikan ini sumber penghasilanmu. I mean, aku tidak mau kau menyianyiakan bakatmu ini hanya untuk diam di rumah saja," Kini Pandora terkekeh.

"Kau memintaku untuk menjadi professional?"

"I mean, why not?"

"How? Aku hanya mempelajari hal seperti ini melalui internet!"

"So? Tidak ada yang tidak mungkin bukan?"

"I don't deserve you as my husband Kal-El," Kukecup keningnya dan mencubit ujung hidungnya.

"Yes, you do... we do deserve each other! So, berhenti mengkhawatirkan segalanya dan mulailah dengan hal-hal positif yang bisa kau lakukan. Aku yakin, Raymond akan berhasil menolong Dean serta menangkap Raphael, tugasmu saat ini hanyalah—" Kuangkat mesin jahit tersebut ke atas tempat tidur kemudian membuka penutupnya. 

"—berusaha untuk membahagiakan diri sendiri dan lebih mencintai dirimu sendiri Istriku," 

Kupikir Pandora akan mengambil mesin jahit yang sudah kubuka tutupnya, kemudian ia akan membawanya keluar kamar lalu mulai melakukan apa yang seharusnya ia lakukan, namun ia menutup kembali mesin jahit tersebut kemudian ia menyeringai sambil membuka tanktop yang ia kenakan hingga bra berwarna hitam yang ia kenakan tampak sangat apik membentuk dadanya.

"Well, hal pertama yang membuatku bahagia adalah dirimu," Ia menarik pakaianku hingga posisiku kini berada di bawahnya.

"You're so damn sexy if you act like this wife," 

"Now, shut up and let me kiss you champ,"

Setidaknya, aku suami yang sangat beruntung untuk malam ini kan? berkat mesin jahit yang kubeli hingga dua belas kali cicilan.

Rugi? Sama sekali tidak... 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 24, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

IM YOURS (YOURS SERIES 3) KAL-EL STORYWhere stories live. Discover now