"Hai, Mick..." Tampak Ayahku dengan mata sayunya sedang memegang sendok di tangan kanannya dan membawa mangkok berisikan mac n cheese di tangan kirinya.
"Anakku yang cantik!" Ayahku sudah seperti orang tidak waras yang otaknya dipenuhi oleh obat-obatan terlarang. Ia berlari ke arahku dengan masih membawa kedua brang yang ia pegang kemudian ketika ia akan memelukku seluruh mac n cheese miliknya tumpah ke lantai dan cipratannya mengenai pakaianku.
"I'm sorry... so sorry sweetie...jangan marahi aku..." Wajah Ayahku tampak ketakutan dan aku menggeleng pelan.
"Aku takkan memarahimu kini Mick..." Jawabku sambil membereskan kekacauan yang ia buat.
Ayahku Mick Johnson selalu membuat kekacauan di dalam hidupnya dan aku yang selalu membereskannya. Ibuku Musume Kojima entah kenapa bisa jatuh cinta dengan pria payah seperti Ayahku ini.
Ayahku tinggal di rumah yang berisikan pecandu berat seperti dirinya. Raphael, memang sengaja mengumpulkan orang-orang seperti Ayahku untuk ia manfaatkan agar dapat menjual obat-obatan terlarang yang ia punya.
Ayahku yang bodoh saat aku berusia empat belas tahun menjualku kepada Glinston demi melunasi hutang yang ia miliki. Bisnis Ayahku akan bangkrut dan restoran yang ia punya sempat menjadi perbincangan warga Manhattan karena masakan Authentic Jepang yang lezat.
Karena Ayahku terlibat hutang besar dengan orang paling mengerikan di New York, dia menyerahkanku kepada Glinston dan aku dijadikan pemuas nafsu para lelaki hidung belang serta penari erotis di klub miliknya.
Aku ingat sekali waktu itu aku mempunyai rambut sepirang Sloan Vaughn. Mataku yang biru membuat diriku dijuluki boneka Russia yang hidup. Aku hidup sebagai anak perempuan yang manis serta memiliki banyak sekali koleksi barbie (I mean, I'm really into barbie...)
Bahkan aku memiliki rumah tersendiri untuk para Barbie-ku. Aku juga memiliki banyak koleksi Hello Kitty beserta kawan-kawannya.
Saat itu usiaku yang baru beranjak empat belas tahun memiliki trauma terbesar dihidupku ketika seorang pria membopong tubuhku dari kamar ketika aku tertidur, lalu mereka memasukkanku kedalam sebuah kantong besar dan aku tidak tahu dibawa kemana. Kukira Ayahku sama sekali tidak mengetahui hal tersebut. Tetapi dia sangat tahu kemana aku akan dibawa.
Aku terbangun hanya memakai pakaian dalam dan aku menangis semalaman. Tetapi karena aku menangis aku ditampar oleh seorang pria bertubuh besar dan memiliki tato di wajahnya, Fiennes.
Raphael dikala itu yang baru berusia delapan belas tahun sudah mendatangiku dan menyeringai ke arahku hingga aku menggigil ketakutan.
Keesokan harinya aku terkejut melihat seoran anak laki-laki yang sangat kukenal. Dashiell Parrish. Seingatku Isaiah Parrish adalah teman dekat Ayahku, namun aku mendengar bahwa bisnis Ayahnya juga terpuruk. Tetapi aku tidak menyangka bahwa Parrish mengalami hal yang sama denganku.
Parrish menceritakan padaku apa yang ia lakukan dan apa yang akan ia lakukan padaku. Ia menyurhku tenang dan diam namun aku sulit untuk terdiam apalagi ia berkata bahwa seharusnya malam itu aku harus menyerahkan keperawananku kepadanya untuk ia tes dan ia berikan kepada Glinston.
Tetapi, Parrish adalah anak laki-laki berhati lembut. Ia hanya menyuruhku untuk berakting bahwa kami benar-benar melakukannya dibawah pengawasan CCTV. Tetapi, demi acting yang hebat ciuman pertamaku adalah Dashiell Parrish, ternyata itu juga berlaku untuknya. That was our first kiss.
Kukira setelah itu kesengsaraanku akan berakhir nyatanya tidak. Aku didatangi oleh Raphael karena katanya ia sudah menandaiku sejak aku masuk ke dalam rumah penyimpanan ini. Raphael lebih keji dibandingkan kakak lelakinya Glinston. Glinston takkan menyentuh kami para wanita jualannya namun berbeda dengan Raphael, ia akan mencicipinya satu persatu dan salah satu diantara kami akan ia jadikan peliharannya.
YOU ARE READING
IM YOURS (YOURS SERIES 3) KAL-EL STORY
Romance21++ (Due to some scene, this story is not allowed by underage, please be a responsible reader) Kal-El Owen, tidak bisa melupakan cinta pertamanya. semenjak musim panas tahun lalu Kal-El menghabiskan waktunya bersama Hermoine Rogers. Namun, waktu ma...