26 (PANDORA)

981 111 28
                                    

Rasanya bagian bawah perutku sedikit nyeri setelah melakukan sebuah pembersihan kecil yang ada di rahimku. Daisy salah satu anggota Black Agent menemaniku dengan penuh kesabaran dan ketenangan.

Kurasa ketika aku tertidur karena oleh obat bius, Daisy masih menggenggam erat tanganku dan mengatakan padaku bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Sedangkan, Raymond tidak menemaniku karena ia harus melapor kepada Black Agent pusat dan menghubungi beberapa orang CIA atau SWAT. Padahal, aku ingin sekali dia berada disini untuk bersamaku atau sekedar menemaniku saja. Keberadaan Raymond seperti memberiku sebuah kenyamanan karena terdapat satu orang yang sangat familiar di dalam hidupku.

"Hei, kukira kau belum bangun," Aku menoleh ke arah Daisy yang membawakan nampan. Kemudian ia mendekatiku dan meletakkan nampan yang berisi beberapa makanan dan minum di dekat meja kecil tempat tidurku. Setelah itu ia duduk di sampingku lalu tersenyum ke arahku sambil meremat tangan kiriku.

"Bagaimana keadaanmu?" 

"Nyeri," Jawabku singkat.

 Daisy hanya mengangguk-anggukkan kepalanya kemudian ia seperti mengecek denyut nadi di tanganku lalu mengusap keningku, setelah itu ia membuka kancing dari piyama yang ia berikan kepadaku yang kini sedang kukenakan. Setelah itu ia mengusap bagian bawah perutku yang berada tepat di bagian rahimku.

"Disini?" Tanyanya dengan tenang. Aku hanya mengangguk.

"Kau ingin painkiller lagi?"

"Yes, please..." 

"I'll be right back..." Daisy berdiri dari tempat tidurku kemudian ia berjalan menuju pintu kamar, lalu ia menutupnya. 

Setelah Daisy benar-benar keluar dari kamarku, aku termenung dan mengingat segala hal tentang apa yang kulalui di rumah Raphael.

 Seketika ingatan mengenai anak yang kukandung namun belum sempat kutemui itu muncul kembali. Rasa sakit yang kurasakan awalnya terasa sakit biasa namun kini terasa lebih sakit dan perih dibandingkan sebelumnya. 

Tiba-tiba saja aku menjadi histeris dengan menarik-narik sendiri rambutku, kemudian menggigit-gigiti bibir bawahku lalu berteriak sekencang-kencangnya.

Entah apa yang merasukiku hingga aku berteriak begitu histerisnya sampai seperti ini. Amarah, kekesalan dan penyesalan menghampiriku secara bersamaan.

Aku dapat mendengar derap langkah kaki beberapa orang memasuki kamarku kemudian aku dapat melihat dengan jelas seseorang yang sudah lama sekali ingin kutemui, kulihat, kusentuh, dan kurengkuh.

Kal-El.

 Ya, aku tidak bermimpi.

 Aku melihat Kal-El di depan pintu dengan raut wajah yang sangat kacau. Aku tidak pernah melihat wajahnya sekacau itu dan semuram itu. Aku dapat melihat dengan jelas bahwa matanya begitu merah seperti sehabis menangis.

Kal-El menghampiriku, kemudian ia merengkuh tubuhku dan kurasakan kehangatan luar biasa menyelimutiku, serta kuhirup dalam-dalam aroma tubuhnya sehingga ketenangan juga menemaniku.

"Pandora... oh... my love... my love... I'm sorry... so sorry, so sorry...sweet plum..." Kurengkuh lagi tubuhnya dengan sangat erat. Aku tak ingin melepaskan tubuhnya, dan aku tak ingin berpisah lagi dengannya. Aku tak mau ini terjadi.

"Kau bukan hanya imajinasi belaka kan?" Tanyaku kepadanya seakan-akan aku tak yakin bahwa Kal-El yang ada di hadapanku nyata.

"Tidak, sweet plum. Ini, aku... nyata... dan aku ada disini... semua akan baik-baik saja karena aku ada disini denganmu, memegangmu secara nyata. Aku disini, aku disini sweet plum... aku disini... maafkan aku, tidak segera menemukanmu... maafkan aku," Nada suara Kal-El bergetar dan sangat parau. Aku dapat merasakan getaran tubuhnya menahan tangis. 

Aku tahu kenapa ia bersikap tegar seperti ini, agar aku tidak tambah histeris atau menangis.

"Aku sudah membawakan painkiller untukmu," Sepertinya kami berdua baru menyadari bahwa semua orang berada di kamar ini, menyaksikan kami berdua yang saling melepas rindu dan saling berbagi perih. Daisy memberikan painkiller ke arah Kal-El.

Kal-El melepaskan pelukannya dariku kemudian ia mengambil painkiller tersebut dan aku memosisikan diri untuk duduk dan meminumnya.

Aku dapat melihat Raymond mendatangi Kal-El kemudian mereka berpelukan. Satu lagi sosok yang tak kusangka akan kutemui hari ini.

"Oh, My God! Dashiell!!" 

Dashiell menghampiriku kemudian Kal-El berdiri dari sisiku dan digantikan dengan Dashiell yang kini memelukku dengan sangat erat. Aku sangat senang melihatnya disini. Dashiell dan aku berbagi kenangan yang sama akan Glinston dan Raphael. Kami tahu siapa mereka. 

Kami saksi hidup, hal keji apa yang mereka perbuat kepada orang-orang seperti kami.

"Maafkan aku atas—"

"Jangan kau sebutkan D, jangan... aku belum siap," Kataku dengan suara yang sangat parau. Dashiell, mengangguk mengerti kemudian ia menepuk pundakku. 

"Kara menyampaikan salamnya," Aku tersenyum dan menangis secara bersamaan. Aku merindukan sahabatku satu itu. Sahabat wanita pertamaku. Ia menerimaku apa adanya, dan mengerti siapa diriku tanpa perlu aku menjelaskan secara penuh kepada dirinya. 

Kara, I miss her so much.

"Istriku merindukanmu," Perkataan Dashiell barusan sedikit membuat keningku berkerut.

"Istri? Wait... Kara? and you? OH LORD!"

"Nanti akan kujelaskan. Saat ini pulihkan dulu dirimu dan melepas rindulah bersama Kal-El," 

Dashiell mengecup puncak kepalaku kemudian seluruh orang di dalam ruangan tadi satu persatu keluar dari kamar tidurku lalu Kal-El menghampiriku dan mengecup lembut keningku hingga aku harus memejamkan mata untuk mengingat rasa hangat dan manis ini. 

"I'm home," Katanya dengan pelan, kemudian ia menyibak rambut kecil yang terdapat di wajahku lalu mengecup keningku lagi dan menatap mataku dengan lekat-lekat.

"I'm home Pandora, I won't let you go, ever again..." 

AHH MAAFKAN FANA YANG UPDATENYA LAMBAAAT BANGET! APALAGI UPDATENYA PENDEK-PENDEK HUHUHU. 

FANA SEDANG BERADA DI MASA-MASA UAS JADI HARAP MAKLUM...

GINI STRUGGLENYA KALAU AMBIL KULIAH LAGI, OTAKNYA UDAH LAMA GA KEPAKE HAHAH JADI STRUGGLE BANGET.

TAPI FANA AKN TERUS BERUSAHA UPDATE WALAU SELAMBAT APAPUN DEMI KALIAN SEMUA. 

TERIMA KASIH SUDAH SETIA MENANTI DAN MENUNGGU. KUHARAP KALIAN TIDAK KECEWA DENGAN FANA. 

FANA AKAN AKTIF MUNGKIN KETIKA LIBUR DATANG SETELAH UAS MAYBE? 

SEMANGAT UNTUK KALIAN SEMUA YAA, YANG SEDANG MENGHADAPI APAPUN ITU. JANGAN PERNAH TAKUT UNTUK BERSEDIH, TIDAK MASALAH BERSEDIH ASAL JANGAN TERLARUT-LARUT. HAHAH (TIBA2 BIJAK 😅)

SEE YOU ON THE NEXT CHAPTER!

IM YOURS (YOURS SERIES 3) KAL-EL STORYWhere stories live. Discover now