Seluruh tubuhku terasa sangat sakit terutama kepalaku. Rasanya kepalaku berdenyut dengan sangat kencang. Tetapi aku merasakan perih yang luar biasa yang kini kurasakan di bagian perutku.
Aku berusaha sebisa mungkin membuka kedua mataku kemudian aku tahu aku berada dimana. Basement, rumah Raphael.
Tanganku terikat diantara punggung tempat tidur kemudian kakiku juga terikat dan mataku melebar ketika melihat bercak darah begitu banyak dibagian rok yang kupakai.
"NOOOO!!!! NOOOO!!"
Aku tahu apa ini dan aku tahu apa yang telah dilakukan oleh Raphael kepadaku.
Aku meronta-ronta berusaha melepaskan tali yang mengikat pergelangan tanganku begitupula dengan tali yang mengikuat kedua kakiku.
"FUCK YOU! RAPHAEL! FUCK YOU!!!! YOU KILLED MY BABY!!!! YOU KILLED MY BABY!!!!! YOU KILLED MY BABY MOTHERFUCKER!!!! YOU FUCKING KILLED...you killed... you... killing my baby..."
Aku terisak hingga rasanya seluruh tubuhku terasa hancur dan pedih. Aku ingin sekali pergi darisini, keluar dari neraka ini dan menemui Kal-El. Aku tidak tahu apakah ia akan menolongku dan menangkap pesanku karena aku sudah bersikap jahat dan kejam kepadanya dengan meninggalkan ia begitu saja.
Perutku terasa panas dan pedih. Rasanya bayiku seperti ikut menangis di dalam tubuhku yang kini melebur menjadi cairan darah. Aku berteriak dan berteriak hingga tidak ada lagi tenaga di dalam tubuhku.
Terlihat seseorang masuk ke bawah basement kemudian aku melihat Dean membawa nampan makanan, tetapi matanya memerah dan wajahnya penuh dengan luka.
"Pandora," Katanya sambil berbisik, kemudian ia meletakkan nampan di tempat tidurku lalu mendekatiku.
"Maafkan aku, aku takkan bisa melepas tali ini karena Raphael akan membunuh Ibu dan adik-adikku jika aku melakukannya," Aku sangat mengerti dan paham. sangat-sangat paham.
"Gomenne, Gomenne... Gomenne..." Dean menangis meminta maaf kepadaku sambil mengecup keningku dan kini tangisnya semakin kencang ketika melihat darah mengalir deras dari balik rok yang kupakai.
"Aku akan memandikanmu dan membersihkanmu. Mou ichido gomennasai, hontou ni gomennasai," Katanya dengan bahasa Jepang dan meminta maaf sekali lagi kepadaku dengan sungguh-sungguh.
Walaupun aku sangat paham dan mengerti tetap saja aku marah dengannya yang hanya diam melihatku seperti ini. Aku sudah menganggapnya sebagai Anikiatau kakak laki-lakiku, walaupun kami sempat menjadi sepasang kekasih dulu. Jika dia bertindak sebagai pengecut dengan tidak membantu melepaskanku maka aku akan sangat marah kepada Dean.
"Dean-kun, Watashi wo koroshi nasai. Sore wa haruka ni yoideshou?"
Aku mengusulkan Dean untuk membunuhku saja dan itu akan lebih baik. Tetapi Dean menggelengkan kepalanya kemudian ia memijat kakiku.
"Aku takkan tega melakukan hal itu dan aku takkan pernah membunuhmu Pandora. Tidak akan pernah! Aku bersumpah demi apapun, aku takkan ingin membunuhmu!"
"Tetapi, aku sudah tidak layak lagi untuk hidup jika seperti ini. Tidak ada lagi bayi yang kukandung Dean. That motherfucker killed my baby in a fuckin harsh way. Apa lagi yang harus kulakukan? Tak ada lagi yang dapat membuatku bertahan hidup!"
"That champ boy... you still need him," Aku mendengus.
"Bahkan aku tak yakin dia akan menolongku atau tidak. Sedangkan disini temanku tidak berani untuk menolongku dan melepaskan taliku karena dia sangat pengecut!"
"Aku bukan pengecut! Aku melindungi Okaa-san dan adik-adikku! Raphael akan membunuh mereka jika sekali lagi aku membangkang kepadanya!" Kukerutkan keningku.
"Kau pengikutnya yang paling menurut,"
"Aku membuang obat untuk menggugurkan tersebut dan pura-pura memberikan darah di sekujur pakaianmu, kemudian Raphael mengetahuinya dan menyuntikkan sendiri obat tersebut ke tubuhmu,"
Oh, astaga! Itulah kenapa wajah Dean begitu lebam dan penuh luka.
"Oh, God... I'm so sorry," Kataku yang kini ikut menangis.
"No, I am... sorry Pandora. Itulah mengapa aku tidak bisa berhenti meminta maaf kepadamu,"
Kemudian Dean menggunting pakaianku lalu ia mengambil air hangat dari lantai atas dan mulai membersihkanku.
"Gommennasai," Katanya lagi sambil terisak.
Aku hanya menangis selagi ia membersihkan darah yang tidak berhenti mengalir dari daerah intimku begitu derasnya.
***
Entah sudah berapa kali aku bangun dan tertidur lagi. Aku tidak ingat juga sudah berapa hari, aku berada di tempat tidur ini. Dean akan membersihkanku dan menyuapiku begitu seterusnya. Ia akan menangis lagi dan meminta maaf lagi.
Dean akan memakaikan pembalut kepadaku karena darahku masih terus mengalir. Jika aku mulai sendirian aku akan menangis lagi mengingat Kal-El kecil sudah melebur menjadi darah.
Kal-El aku sangat merindukannya.
Aku rindu senyumannya, suara tawanya, sentuhannya, kecupannya dan segala hal mengenai dirinya.
Maafkan aku tidak bisa menjaga milik kita berdua. Padahal sudah sekuat tenaga aku menjaganya namun tidak berhasil.
Terdengar suara derap langkah kaki yang mendekat ke arah basement kemudian wanita yang kuingat sering keluar dan masuk ruangan Raphael tiba-tiba mendatangiku kemudian melepaskan tali yang ada di kedua tanganku dan kakiku.
"Kau...siapa?"
"Aku Dee. Tetapi nama asliku Daisy. Aku dari Black Agent yang sekarang bekerja sama dengan DEA dan menyamar sebagai anak buah Raphael. Sweetie, aku turut berduka atas kehilangan bayimu,"
Aku tidak tahu siapa dia dan apakah perkataannya benar namun demi pergi dari tempat ini aku rela mengikutinya kemanapun ia pergi.
"Let's go sweetie. Aku dan rekanku sedang membongkar pintu keluar dari basement. Kau bisa berdiri atau berjalan?" Aku tidak tahu maka aku hanya terdiam.
"Sepertinya akan sulit bagimu untuk berjalan. Come...naiklah ke punggungku," Aku melakukan seperti apa yang Daisy katakan kemudian ia membawaku menuju ke bagian tembok basement yang seperti tertutup oleh lemari senjata lalu ia mendorongnya dengan sangat kuat hingga aku terkejut melihat seseorang yang sangat kukenal.
"Hai, pretty... you miss me?"
"Raymond?"
MAAF PENDEK WKWKW TAKUT NGESPOILER BAGIAN AM I REALLY YOURS LEBIH BANYAK LAGI AHAHHAA... JUGA NANTI NGESPOILER THE LOVE OF YOURS JADINYA KUPENDEKKIN HAHAHA
SEE YOU ON THE NEXT CHAPTER!
YOU ARE READING
IM YOURS (YOURS SERIES 3) KAL-EL STORY
Romance21++ (Due to some scene, this story is not allowed by underage, please be a responsible reader) Kal-El Owen, tidak bisa melupakan cinta pertamanya. semenjak musim panas tahun lalu Kal-El menghabiskan waktunya bersama Hermoine Rogers. Namun, waktu ma...