#31

5.8K 149 0
                                    

Kirana:
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Sekarang sudah pukul 17:58. Keluarga kami sudah mulai berpulangan ke rumah masing masing. Gue bakalan kangen dengan keadaan seperti ini.

"Dadahh, jangan lupa mampir lagi ya kak," terikakku dengan semangat.

"Iya," sahut kakakku sambil tersenyum bahagia.

"Kayaknya lo seneng banget ya hari ini," bisik Reyhan.

"Iya, gatau kenapa," kataku sambil tersenyum.

Keluargaku dan Reyhan sudah masuk ke dalam mobil masing masing. Tak lama kemudian, kedua mobil tersebut melaju keluar pekarangan rumah.

"Yuk masuk," ajak Reyhan yang disahut oleh anggukan gue.

"Mau makan apa?" tanya Reyhan.

"Apa aja," jawabku cepat.

"Bibik masak apa hari ini?" tanya Reyhan.

"Oh, ini, sup ayam sama kakung tumis," jawab Bi Sum. "Soalnya bibik lupa belanja tadi pagi."

"Gapapa kok," kata Reyhan cepat.

Kami langsung duduk ke tempat meja makan. Bik Sum langsung saja mengeluarkan makanannya. Disaat nasi gue baru setengah habis, gue merasakan mual. Gue langsung saja berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semuanya.

Terlihat Reyhan menyusul dari belakang. Dia menepuk nepuk punggung gue dan terlihat raut khawatir di wajahnya.

"Kamu gapapa?" tanyanya.

"Gapapa kok, cuman mual aja," jawabku langsung.

"Makanan lagi yuk. Entar sakit kalau lo gak makan," ajak Reyhan.

"Nggak ah, sudah gak nafsu makan lagi," kataku menolak.

"Entar lo sakit susah lagi. Apalagi sekarang lo harus jaga kesehatan untuk bayi kita," tegur Reyhan. "Bentar gue ambilin dulu makanannya."

Reyhan langsung saja keluar dari kamar mandi. Gue pun naik ke lantai atas untuk sekedar duduk duduk di kasur. Terlihat Reyhan membawa senampan nasi baru untukku.

"Banyak amat," protesku.

"Kalau gak habis gue yang makan," ucap Reyhan cepat. "Yang penting lo harus ada isi dulu di perut."

Reyhan langsung saja menyedokkan sesendok nasi. Gue dengan terpaksa membuka mukut gue. Rasa yang aneh memasuki indra pengecap gue. Disaat gue makan, gue malahan merasakan mual. Seharusnya yang pada umumnya, nafsu makannya bertambah.

"Udah, gak mau lagi," ucapku pasrah.

"Ini baru setengah loh," kata Reyhan.

"Gak ah, rasanya aneh, gue gak mau," protesku.

"Yaudah, nih minum dulu," ujar Reyhan lalu memberikan gue segelas air putih.

Gue meneguk setengah air dari gelas itu. Gue merasakan kenyang kembali di perut gue. Gue merasakan hal yang gak enak di dalam perut gue namun gue tahan.

"Kenapa? Mau muntah lagi?" tanya Reyhan khawatir.

"Nggak kok, gapapa," jawabku bohong.

"Yang bener?" tanya Reyhan memastikan. "Kalau mau muntah jangan ditahan."

"Iya," kataku pelan.

"Yaudah istirahat aja," ujar Reyhan. "Gue mau letakin piring ini dulu ke bawah."

Gue hanya menjawab dengan anggukan. Gue merasa ada yang ingin ngejolak lagi dari perut gue. Gue ingin memuntahkannya, hanya saja gak ada yang mau keluar dari mulut gue.

My Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang