#34

5.1K 123 2
                                    

Kirana:
"Ana bangunn!" teriak Reyhan sambil menghoyang goyangkan tubuhku.

"Heumm, nanti aja. Ngantuk banget gue," kataku lalu menarik selimutnya lagi.

"Siapa suruh lo begadang. Yuk bangun, katanya mau ke rumah mama," kata Reyhan lalu menarik selimutku turun.

"Nanti aja, baru jam berapa sekarang?" tanyaku dengan suara yang lesu.

"Udah jam 9, masih aja molor," jawab Reyhan.

"Hah! Jam sembilan! Siang amat gue bangunnya," ucap gue lalu beranjak dari kasur.

"Pelan pelan, lantai kamar mandi licin," peringat Reyhan.

"Iya iya," kataku lalu mengambil handuk dan juga pakaianku.

☆☆☆

"Ehh, anak mama pulang," kata mama menyambut kami saat kami sudah di depan pintu rumah lamaku. "Yuk masuk."

Gue mengikuti langkah Reyhan. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Gue sudah hamil selama 6 bulan lebih. Sebentar lagi akan menginjak 7 bulan.

"Belum cek kandungan?" tanya mama saat kami duduk di ruang tengah.

"Belum ma, rencananya nanti sore," jawabku langsung. "Tergantung Reyhan ada waktu nggak."

"Pasti ada kok," ucap Reyhan langsung.

Dia selalu tau kalau gue menyindirnya secara halus. Selalu bisa saja mengelak. Engah mengapa, beberapa belakangan ini gue suka menjahilinya. Apakah efek hamil? Nggak juga kan. Cuman pengen aja dari sananya.

"Kalau gitu mama nanti ikut ya," ucap mama tiba tiba. "Mama pengen liat cucu mama juga kali."

"Boleh ma," kataku lalu tersenyum.

"Istirahat dulu aja, entar kecapek'an. Gak bagus juga, kamu kan lagi hamil," ucap mama. "Pake aja kamar lamamu. Mama gak pernah pindah pindahin kok barangnya."

"Iya ma," kataku lalu beranjak berdiri dan pergi menuju kamarku.

"Rey nyusul ana dulu ya ma," ucap Reyhan dari kejauhan.

"Iya," sahut mama.

Terlihat Reyhan berjalan di belakangku. Gue menaiki anak tangga satu per satu dengan hati hati. Sesampainya diatas, gue melihat tak ada yang berubah satu pun dari kamar gue. Semua barang lama gue masih tertata dengan rapi.

"Gak ada yang berubah," kata Reyhan dari belakang gue.

"Emang, mama selalu ngebersihin kamar ini. Jadi pas gue dateng, gue bisa tidur," kataku lalu menoleh ke arah Reyhan.

"Gue tau kok, yang penting sekarang lo harus bisa jaga kesehatan," ucap Reyhan sambil mengelus pipiku pelan.

Gue hanya bisa merasakan kehangatan dari tangannya yang kekar. Kehangatan baru selain dari keluargaku. Kehangatan yang tidak pernah kurasakan.

"Ngomong ngomong dari tadi gue gak liat kakak. Lo ada liat gak?" tanyaku ke arah Reyhan.

"Nggak juga, mungkin lagi sibuk diluar," jawab Reyhan santai. "Sekarang kamu tidru aja dulu."

"Iya deh, jam 3 bangunin ya. Kalah lo gak bangunin liat aja nanti," perintahku sambil mengancam.

"Iya, tidur aja sono," kata Reyhan lalu mengajakku ke tempat tidur.

My Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang