#36

5.8K 132 1
                                    

Kirana:
Tak terasa 1 bulan berlalu begitu cepat. Gue pun telah melupakan perbuatan Almira dan Naila kepada gue. Walaupun hati kecil gue masih gak menyangka Naila akan melakukan hal itu bersamaan dengan Almira yang keji dan licik itu.

"Ana," panggil Reyhan.

"Ada apa?" tanyaku.

"Di hari deket deket kamu mau lahiran rencananya gue bakalan berangkat," jawab Reyhan dengan lesu. "Secepatnya gue akan berusaha untuk pulang cepat."

"Yaudah, gak masalah," kataku sambil tersenyum.

"Kamu gapapa kan 3 hari tanpa gue?" tanya Reyhan. "Entar gue suruh Mama dateng kesini ngejagain kamu."

"Eh, gak perlu. Di rumah kan sudah ada Pak Man sama Bik Sum. Mereka gak pulang kampung lagi kok. Jadi mereka bisa ngejagain aku," kataku menolak.

"Kalau gitu, gue suruh mama buat ngeliat kamu sekali sekali," kata Reyhan.

"Kalau itu terserah deh. Asalkan mama gak kerepotan dengan gue," kata gue sambil menunduk.

"Emangnya lo ngerepotin?" tanya Reyhan heran.

"Biasanya kan gue sering minta ini itu. Sekarang sama mama gue takut kalau ngerepotin," kataku lalu menahan air mataku yang hampir jatuh.

Dasar emosi yang gak stabil. Selalu aja datang di waktu yang gak tepat. Gue kan gak pengen nangis, jangan keluar dong air matanya. Kalau sudah begini, susah dong mau nyembunyiinnya dari Reyhan.

"Ehh, gak masalah kok, mama pasti ngertiin," kata Reyhan yang sudah melihatku ingin nangis. "Jangan nangis, entar jelek loh."

"Ihh, dasar," kataku lalu memukul lengan Reyhan.

"Huh, sakit tau. Ngapain sih main pukul pukul segala?" tanya Reyhan yang merasa dirinya benar.

"Udah tau salah masih aja, huft," kataku kesal.

"Yaudah sini sini," kata Reyhan lalu menarik tanganku.

"Gak mau," tolakku padahal sebenarnya gue mau.

Dengan secara langsung Reyhan langsung saja memelukku dari belakang sofa. Emang posisi kami sekarang lagi duduk di sofa.

"Udah ah jangan nangis," kata Reyhan lalu mencium pipiku.

Gue pengen membalas pelukannya, hanya saja tidak bisa. Dengan kondisi perut gue yang sekarang, gue sulit untuk memeluk orang.

"Jangan nangis lagi ih, kalah nih sama dedeknya. Dedeknya aja gak nangis," kata Reyhan yang sedang berusaha membujukku.

"Iya iya," kataku lalu mencoba menghapus air mataku namun tidak bisa.

Reyhan langsung saja melepaskan pelukannya. Gue kira dia bakalan pergi ternyata tidak. Dia jongkok di depan gue dan mengusap air mataku yabg jatuh.

"Udah ah, jangan nangis mulu," kata Reyhan.

Air mata gue pun seketika berhenti. Gue melihat Reyhan langsung saja meninggalkanku karna ada panggil yang masuk dari ponselnya.

"Dasar," kataku pelan bahkan berbisik.

☆☆☆

Reyhan:
"Gimana jadinya?" tanyaku yang sudah pusing.

"Saya belum tau pak, katanya bapak akan lebih lama lagi disana. Kira kira 1 minggu," kata Andy dari sebrang telfon sana.

"Baiklah, kalau bisa pulang lebih cepat akan lebih baik," kataku.

"Saya akan segera mencari tiket untuk bapak. Penerbangan kemungkinan akan jatuh 2 minggu lagi," kata Andy.

My Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang