EPILOG

11.5K 202 1
                                    

3 tahun kemudian....

Kirana:
"Reyna jangan lari lari dong, entar jatuh," kataku memperingatkan Reyna yang masih balita.

"Iya," jawabnya dengan suara yang masih lucu.

"Sini, makan dulu," kataku lalu mendekat ke arahnya.

"Tamau unda," katanya lalu menutup mulut miliknya dengan tangan mungil yang dia punya.

"Kalau gak makan entar sakit loh," kataku membujuk.

"Ayah pulang," kata Reyhan yang baru saja masuk ke dalam rumah.

"Ayahhhh," teriak Reyna senang lalu berlari mendekat ke arahnya.

"Reyna udah makan?" tanya Reyhan pelan dan hanya dijawab oleh gelengan kepala Reyna.

"Dia gak mau makan yah," kataku mengadu.

"Makan dulu yuk, sini ayah nemenin," kata Reyhan lalu menggendong Reyna dan duduk di sofa.

"Nih, nasinya," kataku sambil menyodorkan sepiring kecil yang berisikan nasi. "Bunda ke belakang dulu."

Gue meninggalkan mereka bercanda riang. Keluarga kecil, namun hangat. Gue suka momen momen seperti ini. Apalagi, Reyhan sangat menyayangi Reyna.

☆☆☆

"Mama datang," kata mama lalu masuk ke ruang tengah berkumpul bersama Reyhan dan Reyna yang sedang bermain.

"Oma," kata Reyna semangat.

Reyna memang sosok periang. Kata mama sifatnya mirip gue tapi kalau dari wajah mirip sama Reyhan. Saat dia berumur 1 tahun kami menanyakan Reyna mirip siapa. Jadi sekalian sifatnya juga ketauan.

"Nih, mama bawain makanan," kata mama sambil menyodorkan sekantong yang berisikan sate.

"Itu apa oma?" tanya Reyna penasaran.

"Sate, Reyna mau?" tanya mama senang.

"Mau," jawab Reyna semangat lalu mengikutiku.

Gue langsung saja membukanya dan memberikannya ke Reyna. Tentu saja tusuknya gue buang terlebih dahulu, kalau gak bisa bahaya untuk Reyna.

"Ayah mau juga dong," kata Reyhan yang sedang menggoda Reyna.

"Gak oleh," kata Reyna lalu mengangkat mangkoknya menjauh.

"Kok Reyna pelit sih sama ayah?" tanya Reyhan dengan nada suara yang lucu.

"Kalau mau inta sama unda," kata Reyna lalu berlari ke ruang tengah.

"Biar mama yang ngejagain Reyna," kata mama yang dibalas dengan anggukan gue.

"Minta dong," kata Reyhan manja.

"Paan sih, kan bisa ambil sendiri," kataku.

"Maunya diambilin," kata Reyhan lagi.

"Manja banget sih," kataku sambil menyingkirkan tangan Reyhan yang sedang memelukku.

Reyhan langsung saja mengambil sate yang ada di meja dan duduk bersamaku. Kami memakan bersama. Untungnya mama gak beli banyak, kalau gak bisa mubazir. Karna kami baru saja makan malam.

"Mau kasih adek ke Reyna gak?" tanya Reyhan tiba tiba dan membuatku tersedak.

"Kenapa mikirnya gitu sih?" tanyaku heran.

"Gapapa, kasian aja dia sendirian. Kalau kamu lagi kerja di dapur kan dia sendiran mainny," jawab Reyhan.

"Baru beberapa hari yang lalu ayah lakuin. Pengen mulu," kataku kesal.

My Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang