Rara Hanisa atau biasa dipanggil Rara, gadis manis berdarah Palembang yang kini berusia 17 tahun dan duduk di kelas tiga SMAN Jakarta Barat.
Di usia yang sudah menginjak dewasa, namun hingga saat ini ia masih urung untuk membuka hatinya pada tiap laki-laki yang datang menghampiri.
Termasuk Irfan. Lelaki tampan bertubuh tegap dan berkulit putih, salah satu mahasiswa hukum asal Jawa Timur, yang sampai kini masih terus mencoba untuk meluluhkan hati si gadis imut tersebut.
"Aku harus ngapain lagi sih? Agar kamu yakin kalau aku ini tulus sama kamu Ra."
Terdengar seperti orang yang sudah lelah atas perjuangannya selama ini. Lagi-lagi Irfan mencoba untuk mendapatkan hati yang ia sukai sejak setahun terakhir.
"Harus berapa kali sih Rara bilang ke Kakak, kalau Rara itu udah anggap Kakak sebagai saudara. Nggak lebih Kak. Rara masih ingin fokus sekolah," jawab Rara sembari pergi meninggalkan Irfan yang masih terdiam usai mendengar jawaban dari gadis SMA tersebut.
Di mana saat kita menginginkan sesuatu, namun tak kunjung kita dapatkan, berbagai cara telah dilakukan. Namun hasilnya tetap nihil. Haruskah dengan cara yang licik? Atau tetap bersabar dan terus berharap dalam ketidakpastian?
____
Sesampainya di rumah, tak seperti biasanya, Rara nampak murung. Hal itu lantas mengundang tanda tanya.
"Kamu kenapa sih Nak? Kok tumben-tumbenan cemberut kayak gitu? Lagi ada masalah ya?" Tanya seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Ibu Yanti. Malaikat tak bersayap yang selalu ada di hidup gadis imut itu.
"Rara baik-baik saja Bu, Rara hanya capek. Tadi di sekolah banyak tugas. Rara mau istirahat dulu ya," ucapnya tanpa mau menceritakan yang sesungguhnya. Ia langsung pergi begitu saja menuju kamar.
_____
"Gimana Fan? Udah berhasil dapetin gadis SMA itu?" Tanya Rangga teman sekampusnya.
"Humph boro-boro Ngga," keluhnya sembari menghempaskan diri di sofa kulit berwarna biru tua.
"Ckckck ... Gue bilang juga apa, Lo mending cari cewek lain aja Fan, 'kan banyak tuh cewek cantik di kampus kita. Ngapain sih Lo ngejar-ngejar bocah ingusan kayak Rara," tukas Ringgo, saudara kembar Rangga.
"Gue sukanya Rara titik!" Kekeuh Irfan.
"Irfan ... Irfan ..., Lo nggak tahu sih, gimana ribetnya pacaran sama bocah. Gue aja nyerah kemarin sama Pita," ungkap Ringgo.
Sementara Rangga hanya diam sembari melirik jam tangannya. Menunggu kedatangan kekasih yang bernama Lia.
"Itu mah Lo nya aja yang nggak sabaran, makanya putus," balas Irfan yang masih kekeuh untuk mengejar Rara.
"Kalian kok jadi pada ribut gini sih? Ringgo, Lo bisa diam nggak sih, sebagai temen ya lo dukung aja keputusannya Irfan. Jangan Lo paksa buat ngikutin jejak Lo yang playboy itu," tegur Rangga.
"Gue nggak maksa kali, gue cuma mau nyadarin nih si Irfan, dia terlalu ambisi sama itu anak SMA, udah ditolak juga, masih aja kekeuh!"
"Eh sembarangan lo! Gue nggak ditolak ya, Rara cuma bilang kalau dia mau fokus sekolah dulu. Berarti gue cuma harus lebih sabar aja."
"Mau sampai kapan? Sampai uban Lo tumbuh gitu?"
"Aaarrgghh tahu ah! Susah ya bilangin kalian berdua. Umur doang tua! Kelakuan kayak bocah. Udah gue mau cabut dulu!" Ucap Rangga sebelum akhirnya ia memutuskan untuk menemui kekasihnya.
____
Bersambung ... !Sampai di sini dulu ya.
Next insyaallah author lanjutin lagi.
Ditunggu kritik dan sarannya.Jangan lupa follow Instagram:
Jirayut: @jirayutdaa4official
Rara: @lida_rara.vc
Author: @nadstorysusi94
Sumber gambar: @rarajirayut.squadDan subscribe juga akun channel YouTube author di: Nadstory Susi
KAMU SEDANG MEMBACA
TURIS HATIKU
Fanfiction"Bukan siapa yang lebih dulu, tapi tentang siapa yang selalu ada." ___ Sebuah cerita bersambung dengan genre fanfiction romance, yang sengaja ditulis untuk para pecinta JIRRA. Terima kasih banyak untuk kalian yang sudah support author dan juga duo b...