"Aku memang baru mengenalnya, tapi aku rasa dia anak yang baik."
***
Akhirnya ketiga teman Rara pun berlalu menuju kantin. Meninggalkan gadis berwajah Barbie itu sendiri di kelas.Entah kenapa, sejak Fany meminta maaf padanya, ia justru semakin tidak tenang. Perasaan cemas semakin menghantui pikirannya. Entah apa yang akan dilakukan oleh Fany setelah ini.
____
Sementara itu, di sisi lain, kini Silla, Idwan dan juga Jirayut justru tengah asyik menikmati makanan yang sudah mereka pesan.
"Jadi selama di Indonesia kamu belum pernah jalan-jalan gitu?" Tanya Silla.
"Belum lah," jawab lelaki berdarah Thailand tersebut.
"Tumben nanya gitu, mau ngajak jalan?" Tanya Idwan tiba-tiba.
"Kenapa? Kamu ikut juga? Kayak waktu makan bakso sama Rara?" Bukannya menjawab, gadis berpipi chubby itu justru balik bertanya.
"Ogah! Mending gue tidur."
"Ya bagus deh, kalau perlu nggak usah bangun sekalian," ucap Silla sembari tertawa jahil.
Begitupun dengan Jirayut yang sedari tadi menyimak pembicaraan dari kedua temannya itu.
"Lo nyumpahin gue mati gitu?"
"Aku nggak bilang gitu kok, sensi amat sih."
Di saat Idwan dan Silla sibuk berbincang, Jirayut tiba-tiba saja merasa cemas dan khawatir pada Rara. Pasalnya Rara hanya sendirian di kelas. Tanpa buang-buang waktu, ia pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan pergi begitu saja tanpa pamit kepada dia temannya.
"Eh Jirayut kamu mau ke mana?" Tanya keduanya. Namun tak ada respon.
"Mungkin ke toilet kali tu anak," gumam Idwan yang kembali melahap makanan di hadapannya, begitu juga dengan Silla.
____
"Iissh kenapa ni?" Tanya Jirayut saat mendapati Rara yang tengah menjerit kesakitan akibat jambakan brutal yang dilakukan Fany pada rambut panjangnya."Eh Lo anak baru nggak usah sok-sokan ikut campur deh!" Balas Indah yang kini fokus pada Jirayut.
"Saye tak suka teman saya disakiti, jom Ra!" Serunya sembari menarik lengan gadis berbawajah Barbie itu.
"Ih apa-apaan sih Jirayut! Lo cari masalah ya sama gue!" Teriak Fany dengan kesalnya.
Namun Jirayut maupun Rara tak menghiraukan hal itu.
____
"Makasih ya, kamu udah nolongin aku," ucap Rara yang kini tengah duduk di taman bersama lelaki berdarah Thailand itu.
"Sama-sama, harusnya tadi kau ikut dengan kami lah ke kantin, walau tak makan, daripada kat kantung sorang ke," tutur Jirayut.
Gadis berwajah Barbie itu hanya tersenyum. Ia merasa sangat beruntung bisa mengenal sosok lelaki di hadapannya itu, lelaki yang baik dan tak pernah sedikitpun berniat untuk menyakitinya, justru selalu ada di saat dia sedang dalam masalah.
"Hei kau kenapa? Malah melamun," ucap Jirayut sembari mengibaskan tangannya di depan wajah Rara.
"Hah, nggak kok, aku nggak apa-apa, emmh Silla sama Idwan mana? Masih di kantin?" Tanya Rara mengalihkan pembicaraan.
"Iya, jom kita kat sana!" Seru Jirayut.
Keduanya pun beranjak menuju kantin.
____
"Aaarrrgghh sialan itu si anak baru, sok pahlawan banget," gerutu Fany sembari menghentakkan kedua kakinya menuju kelas.
"Kit harus kasih pelajaran Fan, terutama buat si Rara dan anak baru itu," ucap indah yang kini melenggang menuju bangkunya.
"Iya tapi gimana caranya? Tadi aja kita udah gagal kasih Rara pelajaran."
"Tenang aja, gue punya ide baru, nanti pulang sekolah kita atur," ucap Indah dengan senyum liciknya.
____
Bersambung ....
Sampai di sini dulu ya.
Next insyaallah author lanjutin lagi.
Ditunggu kritik dan sarannya ya.
Jangan lupa follow Instagram:
Jirayut: @jirayutdaa4official
Rara: @lida_rara.vc
Admin: @jirralovers_kaltengDan subscribe juga akun channel YouTube author di: Nad Jirralovers
KAMU SEDANG MEMBACA
TURIS HATIKU
Fanfiction"Bukan siapa yang lebih dulu, tapi tentang siapa yang selalu ada." ___ Sebuah cerita bersambung dengan genre fanfiction romance, yang sengaja ditulis untuk para pecinta JIRRA. Terima kasih banyak untuk kalian yang sudah support author dan juga duo b...