TURIS HATIKU Eps.13#

686 63 9
                                    

"Sosok yang penurut 'pun bisa membangkang, jika haknya dirampas begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sosok yang penurut 'pun bisa membangkang, jika haknya dirampas begitu saja."

***

Rara hanya menurut sembari melirik ke arah Jirayut. Sementara Jirayut hanya tersenyum dan melambaikan tangannya sebelum akhirnya ia memutuskan kembali pulang.

____

"Rara, Mama mau bicara sebentar!" Ucap Bu Yanti sesampainya di ruang tamu

"Bicara apa Ma?"

"Darimana saja kamu?"

"Nggak dari mana-mana Ma, tadi cuma mampir sebentar ke kost-an."

"Mampir? Ngapain? Nggak biasanya kamu sampai lupa waktu seperti ini Rara, pulang les bukannya langsung pulang, malah keluyuran."

"Ya ampun Ma, Rara nggak keluyuran, lagian Rara cuma mau berteman, Rara bosen Ma, tiap hari kerjaannya cuma belajar terus, nggak di sekolah, nggak di rumah. Mama selalu nuntut Rara untuk belajar dan belajar," sungut Rara sembari pergi ke kamarnya, tanpa mau mendengarkan Ibunya yang memanggilnya.

____

"Hiks ... Hiks ... Hiks ... Ayah! Rara kangen sama Ayah," isaknya sembari memandangi potret lelaki paruh baya yang tak lain adalah ayah dari gadis berdarah Palembang itu.

Setelah mendapat ocehan dari ibunya, Rara pun tak kunjung keluar kamar, ia lebih memilih untuk mengurung diri. Hal itu tentunya membuat cemas wanita paruh baya yang kini hanya tinggal bersama Putri semata wayangnya itu. Jujur, beliau melakukan semua itu tak lain hanya karena rasa sayang dan juga khawatir terhadap putri satu-satunya.

"Rara! Buka pintunya Nak, kamu belum makan malam," ucap Ibu Yanti sembari mengetuk pintu kamar putrinya.

Namun tak ada respon dari putrinya, membuat Bu Yanti semakin cemas dan merasa bersalah. Pasalnya beliau selama ini sudah terlalu keras terhadap Rara.

____

"Aarrgghh sialan!" Kesal lelaki bertindik yang baru saja membuka pintu dengan kasar. Hingga berhasil membuat Rangga dan juga Ringgo kaget bukan main.

"Anjiir Lo Fan! Lo bisa nggak sih dateng itu ketuk pintu, yang sopan gitu!" Balas Ringgo seraya bangkit dari tempat duduknya.

Sementara Rangga langsung menahan Ringgo yang hampir saja menyerang Irfan.

"Irfan, Lo kenapa lagi sih? Akhir-akhir ini Lo tuh sering banget datang-datang marah nggak jelas gitu," ucap Rangga.

"Tahu ah, intinya besok pagi, acara camping gue batalin!" Tutur Irfan sembari berlalu menuju kamarnya.

"Loh, apa-apaan nih! Irfan tunggu! Lo nggak bisa seenaknya batalin acara kayak gini, Lo harus tanggung jawab!" Protes Ringgo sembari menarik bahu Irfan.

Membuat lelaki bertubuh tegap itu kembali membalikkan badan.

"Gue bilang batal ya batal, Lo nggak usah bawel deh! Tinggal bilang aja ke anak-anak yang lain, gue ada tugas dadakan."

"Nggak bisa seenaknya kayak gitu dong, Lo aja sana yang bilang sendiri ke anak-anak, gue mah ogah!" Tolak Ringgo berlalu kembali ke tempat duduknya.

Irfan pun menatap ke arah Rangga, berusaha untuk meminta bantuan dari sahabatnya itu. Namun sayangnya kali ini Rangga pun nampaknya tak bisa membantu.

"Sorry Fan, gue nggak bisa! Masalahnya ini udah menyangkut soal tanggung jawab Lo sebagai ketua tim. Lo harus profesional," ucap Rangga.

"Tapi gue besok bener-bener nggak bisa Ngga! Gue besok ...,"

"Apa? Lo mau jemput Rara? Biar nggak keduluan sama anak Thailand itu lagi?"

"Kok Lo ...,"

"Gue udah tahu semuanya Fan, lo bilang Lo berangkat kuliah, nyatanya Lo dari kemarin sibuk mata-matain anak baru itu kan? Gue nggak nyangka Lo sampe segitunya hanya karena cinta, di mana harga diri Lo?" tutur Rangga pelan, namun sangat menusuk.

Irfan pun langsung terdiam di tempat, tak dapat dipungkiri bahwa yang dikatakan Rangga itu memang benar. Irfan rela bolos kuliah hanya untuk mencari tahu tentang anak baru di sekolah Rara, gadis yang ia sukai sejak lama.

____

Keesokan harinya, Rara yang baru saja keluar kamar, langsung disambut oleh ibunya.

"Rara, sini Nak! Ayo kita sarapan!" Seru Bu Yanti.

"Rara sarapan di sekolah aja, Rara udah telat!" Ucapnya berlalu pamit.

Gadis itu nampak terburu-buru berlari menuju pintu utama, dan di depan pagar sudah ada mobil taksi yang menunggu. Terlihat seorang siswa yang tak lain adalah Jirayut yang kini tengah tersenyum manis padanya.

"Hei, sudah lama nunggu ya?" Tanya Rara sesampainya di depan pagar.

"Tak lah, jom masuk!" Seru Jirayut yang kini sudah membukakan pintu untuknya.

____
Bersambung ....

Sampai di sini dulu ya.
Next insyaallah author lanjutin lagi.
Ditunggu kritik dan sarannya ya.

Jangan lupa follow Instagram:
Jirayut: @jirayutdaa4official
Rara: @lida_rara.vc
Author: @nadstorysusi94
Sumber gambar: @rarajirayut.squad

Dan subscribe juga akun channel YouTube author di: Nadstory Susi

TURIS HATIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang