TURIS HATIKU Eps.08#

794 68 10
                                    

"Kenali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenali ... Pahami ... Maka kau pun akan tahu, apa sebenarnya yang terjadi."

***

"Gue nggak maksud buat mancing, cuma penasaran aja, sekeren apa sih murid baru yang dibilang Irfan barusan?" Tanya Ringgo penasaran.

"Mau itu orang sekeren apa kek, toh apa urusannya sama kalian coba, ribet banget ngurusin orang lain. Heran gue!" Tutur Rangga yang kini memilih untuk kembali fokus pada tugas kuliahnya.

"Ah Lo Ngga, kayak nggak tahu Irfan aja, itu murid baru kan satu sekolahan sama Rara, jelaslah Irfan panik. Takut kalah saingan dia," ungkap Ringgo.

"Sekali lagi Lo ngomong kayak gitu, bener-bener gue bonyokin mulut Lo! Awas minggir!" Ketus Irfan berlalu pergi menuju kamarnya.

Irfan, Rangga dan Ringgo memang tinggal di satu tempat, oleh karena itulah mereka sering menghabiskan waktu bersama, meskipun di antaranya tak pernah bisa akur.

____

SMAN Jakarta Barat

Tak terasa bell istirahat pun berbunyi, siswa-siswi yang tadinya nampak serius menyimak penjelasan dari Ibu Ima, kini sontak dengan semangatnya menutup buku dan memasukkan kembali ke dalam tas.

"Baiklah anak-anak, pelajaran Ibu cukupkan sampai di sini dulu. Selamat siang dan selamat beristirahat!"

"Selamat siang Bu!" Balas semua murid dengan serentak.

"Hei Jirayut!" Sapa Silla sembari membalikkan tubuhnya ke belakang.  Karena Jirayut duduk tepat di belakang Rara.

"Halo!" Balasnya dengan tatapan fokus ke buku catatan milik Idwan teman sebangkunya itu.

Rara yang tak sengaja mendengar respon singkat dari Jirayut itu pun sontak menahan tawanya, pasalnya Silla langsung memasang wajah cemberut seketika itu juga.

"Udah, mending kita ke kantin yuk!" Seru Rara tanpa mau menyapa Jirayut yang kini tengah sibuk dengan buku di tangannya.

Silla pun hanya mengangguk dan mengikuti sahabatnya itu.

____

Sesampainya di kantin, keduanya pun langsung memesan menu favorit mereka yaitu nasi goreng dan jus jeruk.

"Rara!" Panggil Silla.

"Apaan?"

"Itu anak baru, orangnya emang dingin gitu ya?"

"Mana aku tahu, 'kan tadi kamu bilang kamu udah kenalan sama dia, tadi waktu kenalannya gimana?"

"Ya emang agak cuek sih, dia cuma sebut nama doang, udah ... habis itu lanjut pergi gitu aja."

"Nah berarti ya begitulah orangnya," jelas Rara yang kini tengah sibuk mengaduk minumannya.

"Aneh, perasaan tadi malam itu cowok ramah banget deh, tapi di sekolah kok dingin ya?" Batin Rara.

"Woy!" Teriak Silla.

"Hah? Apaan sih Silla, ngagetin aja!" Kesalnya.

"Kamu tuh, diajak ngomong malah ngelamun, mikirin apa sih? Mikirin Kak Irfan?" Tebak Silla.

"Nggaklah apaan sih!"

"Owh ternyata bener ya, yang ngejar-ngejar Irfan itu sebenarnya dia ini nih!" Sindir salah seorang siswi dari kelas sebelah yang tak lain adalah Fany.

"Maksudnya apa ya? Ngejar Kak Irfan?" Tanya Rara dengan heran. Pasalnya gadis itu tiba-tiba saja datang dan langsung menuduh dirinya yang bukan-bukan.

BRAAAKK!!!

"Nggak usah sok polos deh Lo! Gue tuh muak tahu nggak lihat muka Lo! Nggak sok manis Lo ngomong depan gue! Asal Lo tahu ya, Kak Irfan itu punya gue! Lo ngaca dong!" Bentak gadis itu sembari memukul meja kantin tempat Rara dan Silla berada.

Sontak semua mata tertuju pada mereka, terlebih pada Rara, yang kini posisinya seakan-akan dia lah orang yang yang menjadi penyebab utama.

"Nih ya, gue kasih tahu ke kalian semua. Asal kalian tahu aja. Gue Fany, kalian tahu sendiri kan, kalau gue sama Irfan itu udah lama dekat, bahkan orangtua kita juga udah saling kenal, dan cewek ini tiba-tiba aja datang dan main rebut gitu aja, apalagi nanya kalau PHO?"

"PLAKKK!"

Mendengar semua tuduhan terhadap sahabatnya tersebut, Silla pun langsung berdiri dan menampar pipi gadis berambut coklat itu dengan kerasnya.

"Cukup Fany! Kamu tuh keterlaluan banget ya! Bisa-bisanya kamu nuduh sahabat aku kayak gitu, bener-bener jahat tahu nggak!" Balas Silla dengan emosi.

"Silla udah! Malu dilihat orang," bisik Rara sembari menarik sabahatnya itu agar duduk kembali.

"Awas loh ya! Masalah kita belum selesai!" Ucap Fany sebelum akhirnya ia pergi begitu saja dengan pipi kiri yang kini memerah bekas tamparan dari Silla.

____
Bersambung ....

Sampai di sini dulu ya.
Next insyaallah author lanjutin lagi.
Ditunggu kritik dan sarannya ya.

Jangan lupa follow Instagram:
Jirayut: @jirayutdaa4official
Rara: @lida_rara.vc
Author: @nadstorysusi94
Sumber gambar: @rarajirayut.squad

Dan subscribe juga akun channel YouTube author di: Nadstory Susi

TURIS HATIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang