TURIS HATIKU Eps.09#

806 64 15
                                    

"Bahkan terkadang kita harus menerima tuduhan tanpa bukti, karena ulah keegoisan orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bahkan terkadang kita harus menerima tuduhan tanpa bukti, karena ulah keegoisan orang lain."

***

"Awas loh ya! Masalah kita belum selesai!" Ucap Fany sebelum akhirnya ia pergi begitu saja dengan pipi kiri yang kini memerah bekas tamparan dari Silla.

"Minggir!" Teriaknya pada beberapa siswa yang menghalanginya jalannya.

"Huuu galak banget sih Neng!" Sahut Idwan yang kebetulan ada di antara segerombolan siswa tersebut.

"Itu dia orang kenapa?" Tanya Jirayut yang ternyata sedari tadi pun ada di samping Idwan.

"Biasa, anak kelas sebelah, paling juga berantem gegara cowok," ucap Idwan yang kini memilih untuk duduk di bangku yang masih kosong.

Jirayut pun hanya ber'o ria saja sembari mengikuti teman barunya itu, sesekali iya tersenyum pada penghuni kantin yang menyapa dirinya, termasuk Silla.

"Hai Jirayut!" Sapa Silla.

"Hai!" Balasnya yang kini sudah duduk tak jauh dari tempat Rara dan juga Silla.

Seketika suasana kantin menjadi heboh saat menyadari keberadaan Jirayut, beberapa siswi datang menghampirinya, dari yang mengajak untuk berkenalan, sampai meminta kontak WhatsApp miliknya.
Idwan yang merasa risih pun akhirnya mengusir siswi-siswi yang bergerombol di meja tempat ia dan Jirayut duduk.

"Kalian apa-apaan sih, norak tahu nggak! Udah sana-sana! Jangan ganggu kita, kita udah lapar nih," ketus Idwan.

Mau tak mau akhirnya mereka pun pergi meninggalkan meja tersebut. Silla pun langsung tertawa kecil, melihat ekspresi Jirayut yang hanya diam saat Idwan berusaha melindunginya dari serbuan siswi-siswi di kantin.

"Kenapa Lo?" Tanya Idwan saat menyadari Silla yang tertawa ke arah Jirayut.

"Nggak, apaan sih," balas Silla yang memilih kembali fokus pada Rara yang kini justru sibuk menyantap nasi goreng favoritnya.

"Rara! Kamu kenapa sih? Itu Fany udah bikin kamu malu, kamu kok diam aja, harusnya kamu lawan," kesal Silla.

"Udahlah Sil, nggak penting banget bahas masalah kayak gitu," ucapnya.

"Hmmm ... Terlalu baik kamu Ra."

Keduanya pun melanjutkan aktivitas mengisi perut, sebelum akhirnya bell masuk berbunyi.

Sementara itu, Idwan sibuk mengenalkan menu-menu makanan yang ada di kantin tersebut kepada teman barunya.

"Nih, kamu mau makan yang mana? Ada nasi goreng, bakso, mie ayam, sup, gado-gado, atau nasi uduk? Kalau minumnya ini ada es jeruk, teh es, es kelapa, air putih, coklat panas atau apa?" Tanya Idwan sembari menyodorkan buku menu yang ia pegang sedari tadi.

Sekilas Jirayut nampak memperhatikan beberapa menu, lalu ia pun memilih untuk mencoba menu bakso dan es kelapa.

"Ok, Mbak! Kita pesan bakso dua, es kelapanya dua ya," ucap Idwan sambil melambaikan tangannya ke arah pelayan kantin.

"Ternyata dia nggak begitu tahu makanan Indonesia," batin Rara yang diam-diam ternyata sibuk memperhatikan murid baru di sebelah kirinya itu.

"Rara! Woy!" Teriak Silla melihat sahabatnya yang kini justru melamun.

"Hah? Apaan?" Tanya Rara seperti orang linglung.

"Aku mau cabut nih, kamu mau sampai kapan di sini?"

"Besok ... Ya udah ah yuk cabut! Hari ini kamu yang bayar ya, hehehe," ucap Rara sembari menghabiskan es jeruknya hingga tetes terakhir.

"Huuu ... Kebiasaan banget deh," gerutu Silla sembari mengeluarkan dompet merah muda miliknya lalu melenggang menuju kasir.

"Jirayut, kita duluan ya," ucap Silla saat Jirayut dan Idwan tengah menyantap makanannya mereka.

"Gue nggak disapa nih?" Ucap Idwan sembari tersenyum nakal pada Silla.

"Ih ogah!" Ketus Silla berlalu pergi menyusul Rara yang sudah menunggu dirinya di depan.

_____

Di sisi lain, tepatnya di kelas XII IPA2, terlihat sosok gadis berambut coklat yang kini tengah sibuk mencurahkan segala kemarahannya kepada Indah sahabatnya.

"Lo tahu kan, gue udah lama suka sama Kak Irfan, gue nggak akan biarin itu cewek ngerebut Kak Irfan dari gue!" Geram Fany sembari mengepal kedua tangannya dengan keras.

"Daripada Lo pusing mikirin itu cewek gatel, mending Lo pikirin gimana caranya buat dapetin Kak Irfan," saran Indah.

"Iya, tapi gimana caranya Ndah?"

"Bentar, gue punya ide!"

"Apaan?"

____
Bersambung ....

Sampai di sini dulu ya.
Next insyaallah author lanjutin lagi.
Ditunggu kritik dan sarannya ya.

Jangan lupa follow Instagram:
Jirayut: @jirayutdaa4official
Rara: @lida_rara.vc
Author: @nadstorysusi94
Sumber gambar: @rarajirayut.squad

Dan subscribe juga akun channel YouTube author di: Nadstory Susi

TURIS HATIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang