TURIS HATIKU Eps.20#

699 65 6
                                    

"Aku diam bukan karena tak mampu melawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku diam bukan karena tak mampu melawan. Tapi aku sadar, kalau api takkan bisa padam, jika disiram dengan api.

***


Rara pun tiba-tiba teringat pesan ibunya, hal itu kembali membuatnya bingung, "tapi kayaknya dia anak yang baik deh," gumamnya.

____


Keesokan harinya, tepatnya di SMAN JAKARTA BARAT.

Rara yang baru saja datang, langsung memarkirkan sepeda merah kesayangannya itu. Namun, lagi-lagi kali ini ia dihadang oleh dua siswi yang tak lain adalah Fany dan juga Indah.

"Masih berani aja ya, markir sepeda butut Lo di sini!" Ucap Fany sembari mendorong bahu kiri Rara yang sedari tadi hanya diam.

"Lihat tuh Fan, diajak ngomong malah nggak dengerin dia," bisik Indah.

"Eh lo lihat muka gue dong, gue lagi ngomong sama Lo!" Bentak Fany pada gadis berwajah Barbie itu.

Lagi-lagi gadis itu tak menghiraukan perkataannya, sekalipun dengan bentakan yang cukup keras, hingga berhasil membuat orang-orang di sekeliling langsung tertuju pada ketiganya.

"Maaf ya, aku nggak mau cari ribut, permisi!" Ucap Rara ingin pergi meninggalkan kedua siswi di hadapannya.

Namun sayang, lagi-lagi Indah dan juga Fany menahannya.

"Mau ke mana Lo? Urusan kita belum selesai! Lo tahu nggak, kontak gue diblokir sama Kak Irfan, dan itu semua gara-gara Lo!"

"Eh apa-apaan nih? Fany! Kamu tuh nggak ada kapok-kapoknya ya cari ribut mulu!" Sambar gadis berpipi chubby yang tak lain adalah Silla.

"Wah, pahlawannya datang nih, kesiangan Lo!" Timpal Indah.

"Aku nggak ada urusan sama kamu, minggir! Ayo Ra!" Ketus Silla pada keduanya sembari menarik lengan Rara.

Rara hanya mengikuti saja, untuk kesekian kalinya Silla selalu membantunya di saat ia terkena masalah.

____


"Kamu kenapa sih Ra? Kok cuma diam aja? Harusnya kamu bisa ngelawan lah, jangan ngalah mulu, makin ngelunjak itu mereka," ucap Silla yang kini tengah berjalan di koridor sekolah.

"Aku males cari masalah sama mereka Sil, kamu 'kan tahu sendiri, Fany itu anak kepala sekolah, apa jadinya kalau dia ngelapor?" Ucap Rara.

"Dan kenapa nggak kita aja yang duluan lapor ke kepala sekolah tentang kelakuan Fany?" Sambar Idwan yang tiba-tiba saja kini sudah berada di samping Silla, sementara Jirayut memilih untuk berjalan di samping Rara.

"Ini lagi, datang-datang main samber aja," balas Silla.

"Gue kasih usulan kali, nggak usah nyolot gitu juga," ucap Idwan.

"Duuhh kok malah kalian yang ribut sih, udahlah. Nggak usah dibahas, aku males," ucap Rara yang kini memilih untuk pergi meninggalkan teman-temannya.

Jirayut pun langsung menyusul Rara, meninggalkan Idwan dan juga Silla.

____


Ternyata Rara pergi menuju taman belakang sekolah.

"Hei? Kau kenapa?" Tanya Jirayut sesampainya di taman sekolah.

Gadis itu langsung menengok ke belakang, lalu tersenyum tipis sembari menggeser tempatnya duduk, seakan memberi tempat agar lelaki berdarah Thailand itu bisa duduk di sampingnya.

"Kenapa?" Ulang Jirayut yang kini sudah duduk di samping Rara.

"Aku nggak apa-apa kok."

"Hmmm ... Tak nak cerita? Ok lah, tapi nanti kalau kau nak cerita, saye pun siap tuk dengarkan," ucapnya sembari mengusap pelan pundak teman barunya itu.

"Terima kasih ya," ucap Rara.

Lelaki itu hanya mengangguk, sebelum akhirnya ia mengajak Rara untuk kembali ke kelas, karena bell masuk sudah berbunyi.

____


Kelas XII IPA2

"Iiihh sial! Beneran diblokir kan gue! Indah, sini gue pinjem ponsel Lo!" Pinta Fany pada sahabatnya yang kini tengah sibuk pada cermin kecil di tangannya.

"Buat apaan?"

"Gue mau nelpon Kak Irfan pakai nomor Lo."

Indah pun menyerahkan benda persegi empat miliknya itu dan kembali fokus bercermin.

Gadis berambut coklat itu langsung menghubungi lelaki yang selama ini ia kejar.

"Hallo? ... Kak Irfan? Ini aku Fany, kenapa kontak aku diblokir? ... Halo! ... Kak Irfan halo!"

Tut ... Tut ... Tut ...

"Aaarrghhh sial! Ini semua tuh gara-gara cewek sialan itu! Uuuhhh!" Kesalnya.

"Eh itu handphone gue!" Teriak Indah sembari mengambil kembali ponselnya yang hampir saja dibanting oleh Fany.

____

Bersambung ....


Sampai di sini dulu ya.
Next insyaallah author lanjutin lagi.
Ditunggu kritik dan sarannya ya.

Jangan lupa follow Instagram:
Jirayut: @jirayutdaa4official
Rara: @lida_rara.vc
Fansbase: @jirralovers_kalteng
Author: @nadstorysusi94
Sumber gambar: @rarajirayut.squad & @ralovaeditor

Dan subscribe juga akun channel YouTube author di: Nadstory Susi

TURIS HATIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang