"Bukan tentang seberapa lama ia mengenal kita. Tapi seberapa peduli ia, di saat kita sedang dalam masalah."
***
"Ummph ... Masih penuh ni, kau saja yang makan, aku tak bisa makan ini," tolak Jirayut yang kini masih berusaha untuk menelan makanan itu.
"Ya udah kalau gitu, ini aku yang makan. Eh, kamu mau coba kerupuknya nggak? Nih coba!" Tawar Rara lagi seraya menyuapi kerupuk ke mulut temannya itu.
Namun lagi-lagi nampaknya Jirayut tak suka dengan makanan yang ia bawa, baik itu rujak cingur, maupun kerupuknya.
"Kamu nggak suka juga?" Tanya Rara dengan wajah sedihnya.
"Bukan ... Bukan tak suke, saye tak biasa je, ini baru pertama saye coba 'kan," jelas Jirayut.
"Emm ... Iya juga sih, tadi di sekolah kamu makan apa sama Idwan?"
"Owh itu, tadi saye makan bakso."
"Enak tak?"
"Enak, saye suke."
"Owh jadi beneran kamu suka bakso? Gimana kalau besok pulang sekolah kita makan bakso di tempat favorit aku? Dijamin deh baksonya enak," usul Rara.
Jirayut nampak setuju dengan ajakan teman barunya itu, lagipula ia pun bosan seharian hanya berdiam diri di kost saja.
Keduanya pun kembali berbincang-bincang, Jirayut dengan semangatnya menceritakan tentang keluarganya, teman-temannya. Namun hanya satu yang enggan ia ceritakan, terlebih saat Rara berusaha kembali mengungkit masalah foto di handphonenya tadi siang."Kenapa nggak mau cerita? Memang cewek itu siapa? Pacar kamu ya?" Tanya Rara sembari menghabiskan rujak cingur yang ia bawa sendiri.
"Bukan, aku tak punya pacar. Semuanya teman."
Lagi-lagi Jirayut enggan untuk menceritakan tentang gadis yang Rara maksud.
"Oh iya, tadi gadis yang marah-marah dengan kau tu siape? Kenapa dia marah?"
"Oh itu, itu Fany, anak kelas sebelah. Dia memang gitu orangnya, keras. Kamu jangan coba-coba cari masalah sama dia ya. Soalnya dia anak pemilik sekolah, meskipun dia salah, tetap saja tak ada hukuman yang berlaku untuknya," jelas Rara.
"Tapi kamu tak apa-apa 'kan?" Tanya Jirayut sedikit khawatir pada temannya itu.
"Nggak kok, aku hanya masih bingung aja. Sepedaku hilangnya ke mana coba? Masa iya ada maling di sekolah?" Gumamnya mengalihkan pembicaraan.
"Besok kita cari lagi, kau jangan sedih ye," ucap Jirayut.
Gadis berwajah Barbie itu langsung tersenyum, sungguh baru kali ini ia merasa nyaman berteman dengan teman barunya itu, meskipun Jirayut tak begitu paham bahasa Indonesia, tapi lelaki tetap nyambung bicara dengannya.
"Ra, hari dah mulai gelap ni, kau tak balik keh?" Tanya Jirayut sembari melirik jam tangannya yang kini sudah tertuju pukul 17.30 wib.
"Kamu ngusir aku?" Tanya Rara dengan ekspresi garangnya.
"Eh ... Tak lah, bukan itu. Ini dah hampir Maghrib," jelas Jirayut dengan paniknya. Sementara Rara justru langsung terbahak-bahak melihat ekspresi wajah Jirayut yang nampak panik karena ulahnya.
"Hahahaha ... Kamu lucu banget sih, iya ini aku juga mau pulang kok," ucap Rara yang kini beranjak dari tempat duduknya.
"Jom! Biar saye temani," ucap Jirayut yang kini ikut bersiap-siap.
"Eh jangan, kamu di sini aja. Aku bisa pulang sendiri kok."
"Tak lah, ini dah hampir Maghrib, tak baik anak gadis keluar sorang diri. Jom lah!" Seru Jirayut.
Akhirnya Rara pun hanya mengangguk dan berjalan mengikuti lelaki di sampingnya itu.
Seperti biasa, Jirayut tak perlu menunggu lama untuk memanggil taksi, ia sudah memiliki langganan taksi online yang memang sudah ia pesan sesaat sebelum Rara memutuskan untuk pulang."Silekan masuk!" Ucapnya mempersilakan temannya itu untuk masuk lebih dulu.
Rara sangat tersanjung dengan cara Jirayut memperlakukan dirinya. Lelaki yang sangat baik, pikirnya.
____
Selang lima menit kemudian, sampailah keduanya di depan rumah Rara. Ternyata di depan pagar sudah ada Ibu Yanti yang menanti putrinya itu.
"Mama? Mama ngapain berdiri di sini, ini udah sore loh Ma?" Tanya Rara.
Tanpa menjawab, Ibu Yanti justru memandangi sosok lelaki yang membukakan pintu untuk putrinya barusan, yaitu Jirayut.
"Rara, ayo masuk!" Seru wanita paruh baya itu menarik lengan putrinya tanpa berkata apapun kepada Jirayut yang sudah mengantarkan Rara pulang.
Rara hanya menurut sembari melirik ke arah Jirayut. Sementara Jirayut hanya tersenyum dan melambaikan tangannya sebelum akhirnya ia memutuskan kembali pulang.
____
Bersambung ....Sampai di sini dulu ya.
Next insyaallah author lanjutin lagi.
Ditunggu kritik dan sarannya ya.Jangan lupa follow Instagram:
Jirayut: @jirayutdaa4official
Rara: @lida_rara.vc
Author: @nadstorysusi94
Sumber gambar: @rarajirayut.squadDan subscribe juga akun channel YouTube author di: Nadstory Susi
KAMU SEDANG MEMBACA
TURIS HATIKU
Fanfiction"Bukan siapa yang lebih dulu, tapi tentang siapa yang selalu ada." ___ Sebuah cerita bersambung dengan genre fanfiction romance, yang sengaja ditulis untuk para pecinta JIRRA. Terima kasih banyak untuk kalian yang sudah support author dan juga duo b...