TURIS HATIKU Eps.17#

671 67 10
                                    

"Tak semua niat baik bisa dijalankan dengan baik, apalagi dengan cara yang salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tak semua niat baik bisa dijalankan dengan baik, apalagi dengan cara yang salah. Sudah pasti hasilnya pun takkan baik."


***


"Hedeuh ini cewek satu, mulai deh lebaynya," ucap Irfan sembari melirik ke belakang.

Rangga pun langsung menenangkan kekasihnya itu, "kita nggak nyasar kok, nggak usah panik gitu yank."

"Humph ... Kirain nyasar,, habisnya tadi Irfan bilangnya nyasar" ucap gadis bergingsul itu sembari bernapas lega.

"Gue bilangnya, takut kesasar kali, bukan berarti nyasar, makanya kuping dibawa, jangan pacar aja dibawa!" Sahut Irfan dengan kesalnya.

"Iihh dasar jomblo ngenes, syirik ya? Nggak bawa gandengan huuu!" Balas Lia.

"Hei udah Yank, jangan diladenin," bisik Rangga.

Gadis berdarah Sunda itu langsung diam dan kembali fokus pada ponselnya, berbeda halnya dengan Irfan yang kini justru sibuk membangunkan Ringgo untuk bergantian menyetir.

"Ringgo! Bangun dong!"

"Irfan! Sumpah Lo ganggu banget ya, daritadi berisik tahu nggak!"

"Lo nyetir sekarang atau gue suruh keluar?"

"Iya iya, gue yang nyetir! Minggir!" Ucapnya langsung berpindah duduk, tanpa mau turun dan langsung menyuruh Irfan yang keluar.

Akhirnya perjalanan pun dilanjutkan oleh Ringgo yang memang lebih tahu kawasan tersebut.

____


Di sisi lain tempatnya di pedagang kaki lima.

"Alhamdulillah sudah kenyang," ucap Idwan sembari menggosok-gosok perut buncitnya.

"Berapa semuanya Pak?" Tanya Rara kepada sosok lelaki paruh baya yang berjualan di tempat itu.

"Lima puluh ribu aja neng."

"Ini Pak! Terima kasih ya," ucap Rara sebelum akhirnya kembali pulang bersama kedua temannya.

"Iya Neng, hati-hati ya!"

____


Tak terasa kini sampailah ketiganya di depan rumah Rara, Idwan yang sedari tadi memakai sepeda Rara pun, langsung mengembalikan sepeda itu kepada pemiliknya.

"Hati-hati ya kalian berdua, jangan ngebut!" Pesan gadis itu sebelum akhirnya Jirayut dan Idwan pulang.

"Ok, sampai jumpa besok Rara!" Ucap keduanya.

____


Gadis berwajah Barbie itu pun langsung masuk ke rumahnya, di sana sudah nampak Bu Yanti yang tengah duduk di sofa sembari membaca majalah.

"Darimana saja? Sudah jam segini," ucap beliau dengan mata yang masih tertuju pada majalah.

"Makan bareng temen," balas gadis itu sembari melenggang menuju kamarnya.

"Sejak kapan langsung ngeloyor ke kamar saat orangtua sedang bicara?"

Rara pun langsung berhenti dan membalikkan badannya, tepatnya menghadap ke arah ibunya yang kini sudah meletakan majalah di meja dan berjalan menghampiri putrinya itu.

"Mau sampai kapan Mama larang Rara untuk melakukan hal yang Rara suka Ma?"

"Sampai kamu bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuk kamu, Mama melakukan semua ini untuk kebaikan kamu!"

"Kebaikan Rara, atau keegoisan Mama sendiri?"

"Sudah mulai berani kamu ya!"

PLAAKKK !!!

Tamparan pedas melayang begitu saja mengenai pipi mulusnya. Rara pun tak kuasa menahan tangisnya, gadis itu langsung berlari menuju kamarnya, sambil memegangi pipi kiri yang memerah bekas tamparan keras dari sosok ibu yang selama ini sudah merawat dan menjaganya.

"Rara! Maafin Mama Nak!" Sesal Bu Yanti sembari mengetuk pintu kamar putrinya itu.

Untuk kedua kalinya gadis berwajah Barbie itu mengunci pintu kamarnya. Sepulang sekolah, tak seperti gadis remaja pada umumnya, yang menghabiskan waktu bersama keluarga, Rara justru merasa sebaliknya. Rumah hanyalah tempat persinggahan baginya.
Tak ada kekeluargaan di dalamnya, semenjak mendiang ayahnya meninggal setahun yang lalu, semuanya berubah.

____

Bersambung ....


Sampai di sini dulu ya.
Next insyaallah author lanjutin lagi.
Ditunggu kritik dan sarannya ya.

Jangan lupa follow Instagram:
Jirayut: @jirayutdaa4official
Rara: @lida_rara.vc
Fansbase: @jirralovers_kalteng
Author: @nadstorysusi94
Sumber gambar: @rarajirayut.squad

Dan subscribe juga akun channel YouTube author di: Nadstory Susi

TURIS HATIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang