"Sebaik apapun kita, tetap ada saja yang tidak suka. Maka dari itu, abaikan pembenci, utamakan pecinta!"
***
"What? Kamu kok tahu nama dia? Jangan-jangan malah duluan kamu lagi yang kenalan sama dia? Ih jahat nggak ngajak-ngajak," kesal Silla sambil cemberut.
"Bukan kenalan, tapi nggak sengaja kenal. Orang dia orang baru yang ngekost di kost-kostan Mama aku kok," tutur Rara dengan santainya.
"Hah? Serius, berarti nggak jauh dari rumah kamu dong. Kalau gitu nanti pulang sekolah aku main ke rumah kamu ya, sekalian main ke kost-an. Hehehe ...."
Rara pun langsung menoleh ke arah sahabatnya itu, "No! Aku hari ini ada les musik, lagian nih ya, itu kost-an khusus cowok, kamu kalau main ke sana sendiri juga nggak akan dibolehin masuk."
"Ya makanya aku ngajak kamu, kan kamu anak pemilik kost, pasti boleh kan? Ayolah Rara! Hari ini izin dulu les musiknya ya," pinta Silla.
Belum sempat Rara menjawab, bell masuk pun berbunyi, Alhasil Silla tak mendapat jawaban apapun.
Semua murid berbondong-bondong masuk ke kelas.
Selang beberapa menit kemudian, Bu Ima pun masuk bersama murid baru yang sudah berhasil membuat heboh satu sekolah di pagi hari itu.
Sesampainya di depan kelas, semua mata lagi-lagi tertuju pada sosok murid baru itu. Tak terkecuali Rara."Aduh mampus! Kenapa sih itu cowok harus satu kelas, bakal maraton tiap hari ini jantung!" Batin Rara dengan wajah paniknya.
Berbeda dengan siswi lainnya yang justru terlihat begitu senang usai mengetahui bahwa murid baru itu sekelas dengan mereka.
"Selamat pagi Anak-anak!" Sapa Ibu Ima, selaku wali kelas XII IPA1.
"Pagi Bu!" Balas semua murid.
"Seperti yang sudah kita ketahui bersama, hari ini kita kedatangan siswa baru. Mungkin baru sebagian yang sudah berkenalan ya, oleh karena itu, Ayo mari perkenalkan diri kamu!" Titah Ibu Ima yang kini tengah berdiri di samping siswa baru tersebut.
"Halo semua! Selamat pagi. Perkenalkan, nama saya Jirayut Hariswan, bisa dipanggil Jirayut atau Ji saja. Saya pindahan dari SMAN Narathiwat, Thailand. Terima Kasih."
"Ok, kalau begitu. Silakan kamu duduk di sana ya!" Titah Bu Ima sembari menunjuk bangku kosong yang letaknya tepat di belakang Rara.
Jirayut pun hanya mengangguk dan langsung melangkah menuju bangku tersebut.
Ia nampak menghembuskan napas lega usai perkenalan. Jujur saja, ia belum terlalu lancar untuk berbahasa Indonesia, dan rangkaian perkenalan barusan adalah hasil translate yang ia hapalnya tadi malam."Hei Jirayut! Kenalin gue Idwan," ucap lelaki hitam manis itu sembari mengulurkan tangannya ke Jirayut yang baru saja duduk.
Dengan ragu, lelaki berkulit putih itu balas mengulurkan tangannya, "Jirayut!" Ucapnya singkat.
"Buset, cuek amat ini anak!" Batin Idwan, usai mendapatkan respon singkat dari siswa baru di sampingnya itu.
"Baiklah Anak-anak semuanya, kita lanjutkan pelajaran kemarin ya. Untuk Jirayut, kamu ikuti saja dulu ya. Nanti bisa pinjam catatan teman di sebelah kamu, atau bisa langsung cari di perpustakaan," ucap Bu Ima yang kini tengah membuka buku pelajaran Kimia.
Jirayut hanya mengangguk, meskipun ia belum pandai berbahasa Indonesia, namun ia sedikit mengerti apa yang dimaksud oleh Bu Ima.
_____
"Aarrrgghh sial!" Gerutu lelaki bertindik yang baru saja turun dari motor sport miliknya.
"Ada apa lagi sih Fan? Datang-datang langsung emosi kayak gitu? Lo kenapa?" Tanya Rangga usai mendapati sahabatnya yang terlihat begitu kesal.
"Gue lagi kesel aja, masa iya tadi di kampus gue dibilang kalah pamor sama bocah baru di sekolahnya Rara! Apa-apaan, nggak terima gue!"
"Hahahahaha ... Sumpah ngakak! Serius Lo? Lo dikalahin sama bocah SMA? Ya ampun Fan. Mending sekarang Lo taruh di pantat aja deh itu muka. Hahahaha!" Sambar Ringgo yang tak henti-hentinya menertawakan sahabatnya itu.
Menceritakan semuanya kepada sahabat, bukannya mendapat solusi, Irfan justru semakin emosi dibuatnya.
"Kurang ajar Lo, maksud Lo apa hah! Lo cari ribut sama gue?" Bentak Irfan sembari menarik kerah baju Ringgo.
Melihat hal tersebut, Rangga pun dengan cekatan melerai keduanya. Sungguh bukan hal baru lagi bagi dirinya, di mana saat bertemu. Selalu ada keributan di antara Irfan dan juga Ringgo. Meskipun sudah bersahabat sejak kecil, namun Irfan dan Ringgo tak pernah bisa akur.
Hanya sosok Rangga lah yang mampu menengahi."Kalian itu kenapa sih? Selalu aja berantem. Ringgo, Lo bisa nggak sih sekali aja nggak usah mancing keributan! Gue capek tahu nggak tiap hari selalu denger kalian ribut!" Tutur Rangga sembari mengacak rambutnya dengan frustasi.
"Gue nggak maksud buat mancing, cuma penasaran aja, sekeren apa sih murid baru yang dibilang Irfan barusan?" Tanya Ringgo penasaran.
____
Bersambung ....Sampai di sini dulu ya.
Next insyaallah author lanjutin lagi.
Ditunggu kritik dan sarannya ya.Jangan lupa follow Instagram:
Jirayut: @jirayutdaa4official
Rara: @lida_rara.vc
Author: @nadstorysusi94
Sumber gambar: @rarajirayut.squadDan subscribe juga akun channel YouTube author di: Nadstory Susi
KAMU SEDANG MEMBACA
TURIS HATIKU
Fanfiction"Bukan siapa yang lebih dulu, tapi tentang siapa yang selalu ada." ___ Sebuah cerita bersambung dengan genre fanfiction romance, yang sengaja ditulis untuk para pecinta JIRRA. Terima kasih banyak untuk kalian yang sudah support author dan juga duo b...