Delka - 11

133 19 4
                                    


"Hati gue yang pilih memperjuangkan lo."

-Delvin

°°°

Setiap hari Kamis, ia selalu datang lebih pagi dari teman-temannya yang lain karena bertugas untuk piket. Mungkin Kamis ini akan berbeda, Adi ternyata belum bersiap-siap pergi ke kampus lantaran bangun kesiangan. Kayla sudah panik takut bel sekolah berbunyi terlebih dahulu sebelum dirinya selesai piket.

"Bang Adii... Buru dong, gue piket nih." Teriak Kayla.

"Gue belum sarapan, makan aja dulu."

"Lo bisa sarapan di sekolah, gue udah siapin tempat makan tuh yang isinya nasi goreng. Ayo anter, gue piket nih."

"Naik taksi sana tuh, ribet banget lo!"

"Bang, ngeselin banget sih?!"

"Ya udah ayo naik ke mobil."

Kalau piket, biasanya ia ke sekolah pukul 06.00 tapi kali ini lebih sepuluh menit telat untuk piket. Sampai gerbang sekolah langsung saja berpamitan pada Adi dan berlari menuju kelasnya.

Butuh waktu lima belas sampai dua puluh menit untuk merapihkan kelasnya bersama teman-teman yang bertugas piket di hari yang sama dengannya. Kayla duduk di bangku koridor di depan kelasnya. Mengistirahatkan tubuhnya sejenak sambil memejamkan mata. Tapi jidatnya terasa dingin. Ia membuka matanya, melihat ada es krim rasa coklat kesukaannya yang dipegang oleh Delvin.

"Del---"

"Nih buat lo."

"Dari mana lo tau kalau gue suka es krim coklat?"

"Gue tau semua tentang lo."

"Makasih es krimnya."

"Kembali kasih. Pagi-pagi banget piketnya?"

"Ini udah telat, harusnya kalau piket gue dateng jam 06.00."

Delvin mengangguk pelan. Ia menatap Kayla yang sedang memakan es krim yang diberikan olehnya. Senyumnya sangat manis. Delvin terus menatap Kayla dengan senyuman juga.

"Vin? Vin?" Kayla melambaikan tangannya di depan wajah Delvin.

"Eh iya?"

"Lo lihatin apa?"

"Bidadari."

"Menghayal terus."

"Gue ga menghayal, tapi kenyataan. Ini bidadari ada di depan gue."

'Kapan sih lo peka sama perasaan gue?'

"Wah ada tanda-tanda jadian nih!" Suara Fahri begitu kencang.

"Ga lama lagi ya kan, Ri?"

"Ga lama apanya?"

"Jadiannya. Telmi lo kumat lagi!" Geram Riko.

"Gue ke kelas dulu, permisi."

Kayla menuju kelasnya, duduk manis di bangku sambil membaca novel. Sedangkan Riko, Fahri, dan Delvin masih tetap berada di depan kelas 12 Ips 2. Dari arah yang cukup jauh, Dimas sangat kesal melihat sikap Delvin yang semakin gencar mendekati Kayla, cewek yang ia suka dari awal masuk SMA.

"Gue heran sama lo, suka berantem sama orang tapi kalau deketin cewek ga berani." Ucap Fajar.

"Eh gue bukan ga berani, tapi lo tau sendiri kan gue pernah nyatain perasaan ke dia. Hasilnya apa coba? Ditolak! Sakit hati bro!"

"Tantang dia aja coba, Dim."

Angga dan Fajar memberitahukan ide mereka pada Dimas. Akhirnya Dimas setuju lalu dengan cepat menghampiri Delvin dan dua temannya yang sedang tertawa bersama.

"Mau apa lo disini?" Sinis Riko.

"Santai dong, gue mau tantang lo bertiga main basket sama kita!"

"Tujuannya?" Sahut Delvin.

"Gue ga suka lo makin deket sama Kayla!"

"Urusannya sama lo apa?!"

"Masa lo ga tau sih? Gue ngejar dia dari kelas 10 tapi ga juga bisa deket sampe sekarang. Sedangkan lo dengan enaknya jalan berdua sama dia."

Alya yang memiliki sifat sangat antusias, langsung terkejut mendengar pernyataan dari Dimas. Kayla masih tetap bersikap biasa saja. Menurut Kayla perdebatan di depan kelasnya sudah biasa, mungkin antar anak cowok. Tapi nyatanya tidak. Ini menyangkut tentang dirinya.

"Kaylaaaa!! Lo harus lihat di jendela sekarang juga!"

"Apaan sih, Al?"

"Udah ayo lihat dulu." Alya menarik pergelangan tangan Kayla.

Kalimat demi kalimat ia dengarkan yang keluar dari mulut Dimas dan Delvin. Teman-teman Delvin atau Dimas tak ada yang berani ikut campur. Kalau sudah masalah hati, memang rumit. Satu pernyataan yang membuat Kayla dan yang lainnya sangat terkejut mendengarkannya.

"Satu hal yang harus lo tau, Dim. Meskipun gue deket sama dia, tapi hati cewek itu belum sepenuhnya menerima kehadiran gue dihadapannya!" Ucap Delvin.

"Lo atau gue sama-sama berjuang mendapatkan hati dia bukan? Berjuang secara sehat!" Lanjutnya.

"Gue capek ngejar dia tapi ga pernah direspon!"

"Kalau lo capek, ya berenti memperjuangannya. Ga perlu di bawa ribet!"

Delvin pergi meninggalkan yang lainnya. Teriakan surak diucapkan oleh beberapa murid yang melihat perdebatan antara Delvin dan Dimas. Namun disisi lain juga, Kayla terdiam kaku tak bisa mengatakan apa-apa setelah mendengar ucapan dari cowok yang selalu bisa membuat semua orang tertawa.

Alya mengerti perasaan Kayla seperti ini. Dirinya memang belum bisa menerima sosok seseorang yang baru, tapi nyatanya hati Kayla pun tak bisa menolak masih memiliki rasa pada masa lalunya.

"Kay---"

"Kay, mau kemana?" Teriak Alya.

Fahri menghampiri Delvin di kelasnya, sedangkan Riko terlihat sangat bingung ketika Kayla berlari dari kelasnya. Alya tak bisa lagi mengejar sahabatnya ini.

Ia pergi ke sebuah tempat di belakang sekolah SMA Pelita. Kali ini tak ingin diganggu oleh siapapun. Hati dan pikirannya benar-benar sulit untuk disatukan. Ketika pikirannya mengatakan untuk tidak bodoh mencintai seseorang yang telah pergi, tapi justru hati bersikeras masih tetap sayang pada masa lalu.

Di belakang sekolah itu dekat sebuah gudang. Delvin akan pergi ke ruang OSIS, ada hal yang harus ia ambil di ruangan tersebut. Sebelum menuju ruang OSIS maka melewati gudang. Dirinya tak sengaja melihat Kayla yang sedang menyendiri. Ia menghampirinya.

"Hai, Kay. Lo ngap---"

"Jangan ganggu gue, pergi!"

"Lo kenapa sih?"

"Harusnya yang tanya gue. Lo kenapa masih kejar gue?" Lirih Kayla.

"Simpel. Hati gue yang pilih memperjuangkan lo."

"Lo tau kan kalau hati gu---"

"Jangan dilanjutin. Gue tau apa yang mau bilang. Pasti lo mau bilang kalau hati lo belum sepenuhnya menerima seseorang yang baru di hidup lo bukan?"

"Kay, jangan berlarut-larut dalam kesedihan. Hidup itu terus berlanjut. Lo ga bisa berharap terus-menerus dari masa lalu yang ga pasti dan... Yang udah pernah nyakitin perasaan lo." Lanjutnya.

Gadis cantik itu mengusap air matanya yang sesekali jatuh dipipi. Delvin masih menatap Kayla dengan senyuman. Tekad hati Delvin cukup kuat untuk bisa membuat Kayla memiliki rasa yang sama juga seperti dirinya.

•••

Terimakasih yang sudah membaca, lanjut baca ke chapter selanjutnya ya! Happy Reading:)

Jangan lupa untuk vote dan komentar kalian di cerita ini:)

Follow Instagram wattpadku : tiastory_

DELKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang