Kalau ada masalah itu dihadapi bukan menghindar.
-Delvin
°°°
Raut wajah bahagia terpancar dari Kayla yang baru saja keluar dari ruangan ujian praktik bersama Riko. Kini hanya menunggu pengumuman SNMPTN dan kelulusan sekolah.
"Gimana Kay presentasi gue? Bagus kan?"
"Iya sih kan karena kerja sama tim juga."
Ketika Kayla memalingkan wajahnya, justru ia bertatapan dengan Delvin. Cowok tersebut masih harus memperjelas semuanya pada Kayla supaya tak ada kesalah pahaman lagi. Riko yang mengerti tujuan Delvin menghampiri Mereka berdua.
"Eh Fahri mana, Vin?"
"Dikelas."
"Kalau gitu gue ke Fahri dulu."
"Ko, gue ikut..."
Delvin menahan tangan kanan Kayla. "Gue mau bicara, Kay."
"Apa lagi sih yang mau dibahas? Lo jauh-jauh dari gue."
"Tapi... Kay..."
Kayla melepaskan genggaman tangan Delvin dan segera menuju ke kantin menghampiri Alya. Lagi-lagi Delvin gagal membujuk Kayla.
"Hai, Kay! Lo udah selesai praktek?"
"Udah baru aja."
"Lo ga mood banget kayanya. Ada masalah?"
"Kalau ada masalah itu dihadapi bukan menghindar." Sahut Delvin.
"Eh... Ada lo."
"Mau apa lagi sih ikutin gue terus?"
"Kalau lo ga menghindar ga akan gini jadinya."
"Gue kan udah bilang, jauhi gue."
Semua orang yang berada di kantin melihat pada mereka berdua, termasuk Allisya dan temannya. Allisya tampak senang melihat Delvin dan Kayla bertengkar seperti itu.
"Kasian banget ya itu Kayla sama Delvin."
Ucap Nita."Lo dukung siapa sih, Nit?" Geram Intan.
"Sorry... Eh lo mau kemana, Al?"
Allisya mendekati mereka berdua dan dengan disengaja memegang pundak Delvin. Sontak saja Kayla menjadi semakin memanas melihat hal tersebut. Alya pun tak habis pikir pada Allisya yang terus saja mencoba membuat hati Kayla kacau.
"Cewek kaya dia tuh ga pantes di perjuangkan, Vin."
"Lo apa-apaan sih pegang pundak gue segala?!"
"Jangan marah gitu dong, Vin."
Alya tahu sebabnya Kayla mengajak dirinya pergi dari kantin, karena tak ingin membuat masalah menjadi besar dan malu dilihat banyak orang.
"Semua gara-gara lo!"
"Kok gue sih? Harusnya lo sadar!"
"Lo ga usah ikut campur ya, Lis!"
"Kenapa sih lo ga pernah ngerti kalau gue ini sayang sama lo dari kelas 10?"
"Kenapa sih lo juga ga pernah ngerti kalau gue ini sayang sama Kayla bukan sama lo!"
Delvin berlari mengejar Kayla. Ia sudah mencari Kayla ke tempat yang biasa ia kunjungi seperti perpustakaan, kelas, taman, tetapi tak ada. Hingga akhirnya kembali ke kelas dan duduk di bangku dengan rasa yang hampir frustasi.
Fahri melihat wajah Delvin yang tidak gembira seperti biasanya. Sebelumnya Delvin pernah galau, tetapi galau memikirkan nilai-nilai pelajarannya. Namun sekarang berbeda.
'Jadi, jatuh cinta itu seperti ini...' ucap Delvin dalam hati.
"Bro, lo kenapa? Cemberut gitu."
"Gue bingung harus bagaimana lagi, Kayla benar-benar mau jauh dari gue."
Fahri membisikkan sesuatu kepada Delvin untuk menjalankan saran yang diberikan olehnya supaya sikap Kayla tak lagi dingin.
Kali ini Delvin tergesa-gesa dalam menyelesaikan piket kelasnya. Ia ingin cepat keluar dari sekolah lalu membeli sesuatu untuk menemui Kayla.
Dita yang rajin dalam kebersihan dan piket bersamaan dengan Delvin merasa terganggu melihat Delvin yang tergesa-gesa. "Lo piket ga ikhlas banget sih, Vin."
"Gue ada perlu, lagi pula kali ini doang kan gue piket ga benar."
"Mau kemana sih lo?"
"Kepo ya anda."
"Dit, ini gue selesai ya bersih-bersihnya. Duluan ya!" Lanjut Delvin lalu pamit.
"Emang ya dasar cowok kalau disuruh bersih-bersih ga pernah benar." Omel Dita.
Sebelum menemui Kayla, Delvin sudah pulang kerumah terlebih dahulu untuk menyimpan tas, mandi, dan menyimpan motornya lalu menggantinya dengan mobil.
Sesampainya Delvin di salah satu minimarket, ia mengambil dua coklat batang dan dua es krim. Sebelum ke rumah Kayla, Delvin melihat sebuah toko yang menjual bermacam-macam bunga dan aksesoris hadiah. Delvin membeli satu bunga, lalu mengambil paperbag unik.
I love you, Kayla❤️
Begitu tulisnya dikertas lalu dimasukan ke dalam paperbag. Isi paperbag tersebut sudah ada coklat dan es krim, sekarang Delvin melajukan mobilnya menuju rumah Kayla.
Butuh waktu duapuluh menit untuk menuju rumah Kayla. Cowok itu berdo'a supaya Kayla mau bertemu dengannya. Namun setelah meminta izin kepada Pak Anis sebagai satpam rumah Kayla, tetapi Kayla sedang tidak ada dirumah.
"Pak, saya boleh minta tolong?" Ucap Delvin.
"Boleh, kenapa ya mas?"
"Ini ada hadiah dari pihak sekolah untuk Kayla yang membantu adik kelasnya menjadi juara lomba kemarin."
"Oh iya, Mas. Nanti saya berikan."
"Kalau begitu, terima kasih. Pak, saya pamit dulu."
Setelah Delvin pergi, seorang gadis dengan rapihnya bersiap-siap untuk pergi. Satpam itu menghampiri Kayla yang berada di dalam mobilnya.
"Non, ini ada hadiah."
"Dari siapa, pak Anis?"
"Tadi ada cowok datang, saya bilang sesuai kata-kata Non Kayla, sedang tidak ada dirumah."
"Oh iya, Pak. Maksud bapak cowok? cowok itu siapa?"
"Saya kurang tau, Non. Tapi dia bilang katanya itu hadiah dari pihak sekolah untuk Non Kayla."
"Pihak sekolah? maksudnya ini gimana ya?"
"Kata cowok tadi ini hadiah dari pihak sekolah sebagai apresiasi untuk Non Kayla yang sudah membantu untuk juara lomba kemarin."
"Kalau begitu terima kasih, Pak."
Perbincangan yang cukup lama, Kayla segera melajukan mobilnya dan menyimpan hadiah tersebut disebelahnya. Paperbag unik beserta isinya dan Bunga cukup membuat hati Kayla bahagia meskipun ia tidak tahu siapa pengirimnya.
•••
Terimakasih yang sudah membaca, lanjut baca ke chapter selanjutnya ya! Happy Reading❤
Jangan lupa untuk vote dan komentar kalian di cerita ini:)
✓ Follow Instagram wattpadku : tiastory_

KAMU SEDANG MEMBACA
DELKA
Teen Fiction⚠️VOTE KALIAN SANGAT BERHARGA :) ⚠️ FOLLOW TERLEBIH DAHULU YA :) [Tahap Revisi] #16 - wattysid.16.Januari.2019 #31 - fiksipopuler. 2 Agustus 2021 ••• Delvin dan Kayla saling bertatapan dengan menahan rasa emosinya masing-masing. Akhirnya Delvin memb...