28

1.3K 167 20
                                    

Bersamaan dengan rintik hujan yang turun sore ini. Pemakaman Lucas berjalan lancar di pemakaman katolik sekitar rumah nya. Lucas di makamkan tepat di sebelah makam kedua orang tuanya.

Beberapa keluarga serta teman Lucas mulai pergi meninggalkan makam Lucas. Namun,ada Yuka yang masih terduduk di sebelah tanah gundukanㅡ makam. Dengan di temani Haekal beserta Rano. Yuka masih saja menitikkan air mata. Berkali-kali Haekal mencoba mengajak Yuka untuk berdiri dan pulang. Namun,Yuka masih senantiasa duduk tersimpuh.

"Kal,gue duluan ya. Adek gue lagi rewel," bisik Rano kepada Haekal.

Haekal hanya bisa mengangguk. "Hati-hati,"

Rano mengelus pelan rambut Yuka lalu setelahnya ia pergi keluar area makam.

"Kenapa lo pergi secepat ini sih Luc?? Lo ngelanggar janji lo ke gue. Hiks,"

Haekal hanya bisa menghela napas setiap kali Yuka menangis. Seraya mengeratkan pegangan di bahu Yuka. Bukan nya modus,tapi Haekal hanya ingin menenangkan perempuan itu.

"Udah makin sore,ayo pulang." ajak Haekal yang entah sudah keberapa kali.

"Gue ngga mau pulang. Kalo lo mau pulangㅡ "

"Gue tungguin lo disini,"

Haekal mengangkat kepalanya ke atas. Guna apa? Ia hanya ingin tetap kuat di hadapan Yuka. Ia tau bagaimana perasan Yuka sekarang. Karena Haekal pernah mengalami hal ini.

Hujan semakin deras,baju yang dikenakan Yuka juga sudah basah sedari tadi. Bahkan perempuan itu terlihat menyedihkan sekarang. Ia tidak mau di beri payung,ia juga tidak mau pulang. Sedangkan,hujan turun dengan deras. Kalian bisa membayangkan bagaimana keadaan nya sekarang bukan?

Haekal yang melihat kondisi Yuka yang semakin tidak beres,segera membujuk Yuka lagi. "Lo mau liat Lucas senyum kan di sana?"

Yuka hanya mengangguk,seraya menangis.

"Kalo gitu,lo harus tabah. Kuat. Jangan nangisin dia. Ini udah takdir,mungkin tuhan lebih sayang dia makanya dia dipanggil duluan,"

Yuka menangis lagi,kali ini matanya tertutup,dan ia pingsan.

Haekal sedikit panik,ia membuang payung hitam yang sedari tadi ia pakai sendiri. Dan,segera membopong Yuka ke mobil nya.

Kali ini,ia membawa mobil.

🌧🌧🌧

Yuka POV,

Perlahan gue mulai buka mata gue. Rasanya berat banget,gue kira gue udah ada di alam sanaㅡ bareng Lucas. Tapi ternyata engga.

Pertama kali yang gue liat adalah warna kuning. Iya. Tapi ini dimana?? Bukan nya tadiㅡ

Gue baru inget,kalo tadi gue nangis sampai akhirnya gue lupa diri. Gue coba buat bangun. Gue ngeraba ke sekitar. Ini kamar? Kamar siapa?? Kamar gue nggak begini.

Gue mulai ngeliat ke sekitar,ada Haekal???

Foto kelulusan Haekal?? Ini kamarnya??

Cklek.

"Udah bangun kamu?"

Gue ngernyitin dahi,dia siapa?

Ibu setengah umur tadi masuk,sambil bawa segelas susu putih sama bubur. Ngga lupa dia sambil senyum. "Kamu pasti bingung ya, saya ibu nya Haekal."

Gue paham. Ternyata gue ada di rumah Haekal.

Gue bales senyum ke tante itu. "Maaf ngerepotin tan,"

"Panggil aja bunda,"

"Ah,iya. Bu..bunda,"

Bunda ngedeket ke gue. "Tadi Haekal minta bunda buat ngeganti baju kamu. Soalnya tadi basah banget,tenang aja bunda nggak liat semuanya kok,"

Gue jadi malu,kenapa bahas itu sih. "Bunda,aku jadi malu nih. "

"Sekarang,diminum susu nya. Biar anget,"

"Makasih bun,"

Bunda senyum ke gue.

Setelah minum susu yang di berikan bunda. Gue rasa agak enakan. Walau rasa kehilangan Lucas itu masih adaㅡ nggak berubah sedikit pun.

"Euhm,Haekal kemana ya bun?"

"Keluar,katanya ada urusan."

Gue cuma ngangguk. Haekal kemana?

•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•×•


Maap lama.. Eheh

Haekal entah kemana,,,-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haekal entah kemana,,,-

Not Friend ¦ Haechan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang