Not Friend ¦ Haechan ✔️

44

"Ka, lo yakin gue tinggal seminggu gapapa?" tanya Lucas masih memastikan keadaan Yuka.

"Udahlah tenang aja, lagian gue udah sembuh. Kan gue udah bisa inget semuanya," senyuman terukir di wajah Yuka.

"Bener ya? Kalo ada apa-apa telpon gue cepet. Jangan lupa kunci pintu kalo lagi tidur."

"Siap Boss," ujar Yuka seraya hormat.

Lucas terkekeh pelan lalu mulai menarik koper nya keluar rumah, Yuka mengikuti dibelakang.

"Gue berangkat dulu ya, kalo ada apa-apa inget kabarin gue atau nggak Raya juga bisa."

"Iya iya, udah dibilang iya juga."

Lucas tersenyum lalu mengecak pelan rambut Yuka. Dan pergi menaiki mobil nya guna menjemput Raya untuk kegiatan kampus yang diselenggarakan oleh fakultas Raya.

Yuka menutup pintu setelah mobil Lucas keluar dari gerbang. Sebelum itu, Yuka merasa ada seseorang yang mengintip diantara semak-semak. Ia mencoba melihat namun tak ada apa-apa. Ia mencoba berpikir positif dan kembali masuk ke dalam.

Yuka berniat untuk memberi pesan kepada Haekal. Namun ia kehilangan hp nya. Ia lupa menaruh dimana. Biasanya ia meletakkan di dekat televisi ruang tamu namun ketika ia mencari tidak ada ditempat. Yuka mulai mengitari seluruh isi rumah. Mencari di setiap sudut tempat yang ia temui. Namun tak juga ia temukan.

Ia mulai panik, sebab ia sendiri di rumah tersebut. Lalu sekarang ditambah alat komunikasi yang entah kemana.

Yuka mulai lelah, ia mengambil gelas dan menuangkan air putih ke dalamnya, sebelum menengguk tegukan terakhir. Matanya terfokus pada arah kamar mandi. Ia baru menyadari kamar mandi belum ia jajahi.

Dengan cepat ia berlari ke arah kamar mandi. Bahkan ia hampir terpeleset karena ada sisa air di lantai.

"Akhirnya ketemu," ujar Yuka senang seraya mencium hp nya.

Yuka keluar dari kamar mandi dan memilih duduk di ruang tamu.

"Ngechat Haekal dosa ga ya?" monolognya.

Ia sudah membuka aplikasi Whatsapp dan mencari kontak dengan nama Haekal. Mulai mengetikbeberpa kalimat seperti.

"temenin gue jalan yu?"

"Haekal, lagi skul Y?"

"eh, monyet kesazar ayo beli jajan."

Tapi tidak ada satupun yang ia send. Semuanya ia deleted hanya karena ia merasa akan mengganggu Haekal.

Tak berselang lama ada pesan masuk dari Haekal.

Kal😎
|Ayo main keluar,gue jemput.

Yuka merasa senang bukan main. Baru kali ini sebuah chat masuk bisa merubah suasana hatinya dengan cepat.

Tanpa ia balas, Yuka segera bersiap untuk pergi. Ia mulai memilih pakaian apa yang akan ia kenakan.

+-+-+-+

Sementara di lain sisi, Haekal tengah tersenyum kecut di bangku kantin bersama dengan Rano.

"Kusut banget muka lo," ujar Rano seraya melihat layar hp Haekal.

"Owh chat nya di delive sama pacarnya." celetuk Rano di akhiri dnegan tawa.

Namun, tak ada balasan dari Haekal entah ia tidak merasakan sedih, senang, ataupun marah. Rasanya hambar.

Rano berhenti tertawa, "Kal, jangan sok misterius gitu napa. Lo kenapa sih?"

Haekal melirik Rano sedikit demi sedikit. Lalu menarik pipi Rano sekelas mungkin, hal itu sontak membuat Rano mengeluh bahkan sampai mengumpati Haekal saat itu juga.

"Bangsat, sakit goblok," ocehan Rano tak begitu jelas namun Haekal bisa memahami itu.

Haekal melirik ke arah depan.

"Lo pasti bisa," seorang perempuan tersenyum kecil seraya mengepalkan telapak tangan seperti mengatakan semangat.

Haekal menarik napas pelan dan memejamkan matanya sebentar, ia lalu melepas tarikan dari pipi Rano dan pergi berlari.

Rano hanya bisa mengumpat, bukan saja karena sakit. Tapi juga karena ia harus membayar semua pesanan.

"Cuma ini yang bisa gue lakuin, biar lo nggak bernasib sama kayak Somi, Ka." monolog Haekal dalam hati saat berlari.

+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-

EHE! GIMANA? SEMOGA SUKA.

TUNGGU NEXT UPDATE YA. OH IYA INFO SEDIKIT CERITA INI DI PERKIRAKAN AKAN PANJANG, JANGAN BOSEN DULU.INI BELUM SELESAI. TOLONG YANG MSIH SETIA KASIH JEJAK BIAR GUE TAMBAH SEMANGAT EHE.

SEKIAN SAMPAI JUMPA DI NEXT CHAP SEYENG☺️