Oh Sehun masih saja kesal setengah mati dengan wasiat almarhum ayahnya agar dia menikah untuk bisa menjadi pemilik perusahaan. Dia tidak suka terikat, apalagi menikah. Dan dia bahkan bisa memastikan perusahaan keluarga mereka baik-baik saja sekalipun dia tak punya pendamping. Tapi sial, dia benar-benar tidak berkutik. Ayahnya sudah meninggal, dan dia tentu saja tidak bisa melakukan protes pada batu nisan, kan?
Pria itu mengendarai Aston Martin One-77 nya dengan sumpah serapah di sepanjang jalan. Hari ini dia harus menemui "calon istri" yang dipilih secara acak kemarin. Dia benar-benar kesal sekarang.
Paradis Restaurant, Seoul
Kang Hyun Jin sepertinya sangat serius dalam mengatur kencan puteranya. Wanita tersebut memilihkan sebuah restoran paling mewah dan eksklusif di Seoul. Dan Oh Sehun tahu bahwa ibunya sebenarnya sedang menunjukkan status sosial keluarga Oh yang tidak bisa diremehkan.
Dia ingat betul apa yang dia katakan kemarin pada ibu dan sepupu bodohnya Park Chanyeol.
"Kalau dia sesempurna seperti yang eomma katakan, dia harus punya visual yang luar biasa cantik dan... harus benar benar pantas."
Ucapan yang hari ini begitu dia sesali sebab, anggapan cantik terkesan terlalu menyepelekan. Pada akhirnya dia melihat wanita tersebut, duduk di ruang VVIP seraya membaca buku menu. Wanita itu mengenakan dress berwarna hitam selutut dengan corak bunga-bunga kecil berwarna merah, kakinya terbalut high heels tujuh sentimeter dengan warna hitam. Rambut cokelat panjangnya dibiarkan tergerai. Dan kaki wanita tersebut yang menjuntai adalah sebuah godaan penuh dosa. Begitu jenjang, mulus dan putih tanpa cela. Wanita itu adalah jenis yang bisa membuat seorang gay sekalipun meneteskan liur.
Dia melangkahkan kaki dan kali ini sesuatu benar-benar menghantamnya dengan telak. Karena saat jarak mereka kian dekat, dia bisa melihat lebih jauh kesempurnaan wajah yang wanita itu miliki. Mata bulat, hidung tinggi proporsional dan kening yang luar biasa indah, yang jelas bukan hasil pisau bedah. Tangan manusia tidak bisa membuat mahakarya seindah ini.
Jarak mereka kini tak lebih dari satu meter, Sehun bisa dengan jelas mencium aroma pear dan fressia yang segar. Wanita tersebut mendongakkan wajah, iris cokelat terangnya yang sendu bertemu dengan mata hitamnya.
Dia nyaris tergagap napasnya sendiri.
Tunggu... dia tidak sedang terpesona, kan?
Oh Sehun bahkan masih berusaha menarik napas dengan benar saat wanita tersebut menyadari kehadirannya, berdiri mendekat dan.... dugaannya begitu tepat. Wanita itu tinggi, seratus tujuh puluh dua senti meter tanpa high heels. Dan dengan sepatu yang dikenakannya hari ini, tinggi mereka nyaris sejajar. Dia hanya perlu sedikit memiringkan wajah agar bisa mencium wanita itu dengan bibirnya.
Sial! Dia belum pernah seterpesona ini di pertemuan pertama.
"Kau pasti Oh Sehun." Suaranya menyapa, dan Sehun hanya menganggukkan kepala. Benar-benar masih disoerientasi dengan lingkungan.
"We've met before. But maybe you don't remember me. Let me reintroduce my self."
Wanita tersebut berbicara dengan logat british yang benar-benar seksi.Sial!
Sial!
Dia benar-benar tertimpa kesialan bertubi-tubi hari ini.**
TBC**
Note :
Hi hi happy weekend, All.
Poster baru dibikinin sahabat aku, Lily 😂 ini belum finishing udah main aku pakai aja 🤣
I don't take any financial advantage from this story, if you like it kindly drop your vote and comment plusssss tell your friends!❤️❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Sun (COMPLETED)
Fiksi Penggemar"My life was an unending, unchanging midnight. It must, by necessity, always be midnight for me. So how was it possible that the sun was rising now, in the middle of my midnight?" - Midnight Sun -