Ada banyak definisi pria seksi di dunia. Mungkin mereka yang mempunyai badan atletis dengan otot perut menonjol, lengan kekar, rahang tegas, kulit tan sun-kissed, berjambang, suara berat. Semuanya terkesan perihal fisik semata. Apa yang ada di depan Lee Na Ra saat ini jauh jauh lebih seksi dari standar seksi kebanyakan orang. Dan dia betulan tidak rela jika ada wanita lain yang mengantre untuk melihat keseksian tunangannya.
Tunangan.
Dia mengulang kata tersebut beberapa kali dalam hatinya. Tanpa sadar dia tersenyum lebar.
"Kau gila, ya?" Suara Oh Sehun menginterupsi, terdengar mencemooh seperti biasa. Sedari tadi pria tersebut sibuk di counter dapur, nampak sibuk membuat pancake ceri dan chocolate milk shake. Dia masih mengenakan kemeja kerja, dengan lengan yang digulung hingga siku dan dua kancing teratas yang sengaja dibuka.
"Hmm?"
"Kau tidak sedang menghayalkan hal-hal porno tentangku, kan?"
"Dengan tampilanmu yang seperti ini, aku bahkan masih heran pada diriku sendiri kenapa malah diam saja dan tidak melakukan hal-hal tak senonoh padamu, ya?"
Sehun menggeram, nyaris menjatuhkan ceri yang akan dia taruh sebagai topping pancake buatannya. Mulut Lee Na Ra memang suka kurang ajar, dan dia dengan tololnya malah bersikap salah tingkah seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta.
"Kau baiknya menjaga mulutmu, Miss Lee."
"Kenapa? Gugup, ya? Aku bisa melakukan banyak hal dengan mulutku."
"Well.. yang satu itu bisa diperdebatkan
Ingatan Sehun terlempar pada kemarin malam, saat bibir mereka beradu panas, bertukar saliva dan gairah. Dia menggelengkan kepala, menepis ingatan-ingatan tersebut. Itu bahkan hanya sebuah ciuman panas, dia belum sempat make love dengan Na Ra. Otaknya betulan rusak. Bagaimana bisa dia terus dirundung kenangan ciuman panas dengan wanita itu? Sementara si wanita ular yang sibuk memakan ceri di depannya seperti tak peduli. Seolah ciuman yang berhasil mengacaukan pertahanannya bukanlah apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Sun (COMPLETED)
Fanfiction"My life was an unending, unchanging midnight. It must, by necessity, always be midnight for me. So how was it possible that the sun was rising now, in the middle of my midnight?" - Midnight Sun -