Mature content at the end of this part!
Beware!**
Sehun' Apartment, Apgujeong, Seoul
Pukul 7 pagi Lee Na Ra sudah rapi dengan stelan kerja. Hari ini dia mengenakan kaus putih pas badan yang dipadu padan dengan blazer bermotif kotak-kotak. Rambutnya di tata lurus ke belakang. Dia nampak cantik seperti biasa.
"Good morning." Sehun berinisiatif menyapa mendaratkan satu ciuman di pipi kanan Na Ra. Dia pikir semuanya bisa berjalan seperti sedia kala.
Wanita tersebut tak menghindar tapi juga tak membalas morning kiss yang Sehun berikan.
"Semalam kau tidur pulas sekali."
Na Ra hanya tersenyum, menyodorkan sepiring roti gandum dengan selai coklat kacang dan segelas jus jeruk.
"Jam berapa kau pulang?" Sehun mencoba mendapatkan topik pembicaraan. Dia jelas sekali tengah berusaha.
"Around 5pm."
"Aku akan menjemputmu."
"Tidak perlu aku-"
"Aku tidak sedang menawarkan Miss Lee."
"Sejak kapan kau punya otoritas untuk memaksaku?"
Nada bicara Na Ra masih sedatar biasa. Tapi ada emosi yang Sehun yakin bisa membakar kapan saja. Dia salah betul tentang penilaiannya.Na Ra tak semudah itu disentuh. Tak semudah itu memaafkan. Sehun mungkin sudah banyak bertemu dengan karakter orang yang bermacam-macam. Tapi ketika sudah melibatkan perasaan, dia mendadak buta. Nyaris tak bisa mengenali seperti apa karakter tunangannya.
Lee Na Ra nampak sangat blak-blakan. Menceritakan perihal masa lalunya seolah itu bukanlah hal berat. Tapi seperti yang Lee Han Na bilang tempo hari, mungkin selama ini Na Ra tengah mengenakan topeng terbaiknya. Dan dia sudah tertipu habis-habisan?
"Aku sedang mencoba berkompromi." Sehun berusaha memberikan argumen.
"Menjadi tunangan yang baik ku rasa?"Na Ra diam sejenak, ada beberapa kerutan di dahinya. Sehun jelas sedang memohon. Tapi perkataan pria itu kemarin sudah melukai harga dirinya. Sadar atau tidak, Sehun menganggapnya sebagai benalu yang akan mempersulit masa depan pria tersebut.
"Kau tahu kan kalau kau berbuat salah kemarin."
"Ya. Aku sudah melukaimu."
"Kau tahu ada pepatah "words are sharper than swords" ?
"Ya."
"Lalu?"
"Aku minta maaf. Maaf untuk menorehkan luka di hatimu. Aku tidak-"
"Jemput aku jam 5 sore. Jangan terlambat."
Na Ra menyergah ucapan Sehun. Dia tak tahan dengan acara membela diri yang akan dilancarkan tunangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Sun (COMPLETED)
Fanfiction"My life was an unending, unchanging midnight. It must, by necessity, always be midnight for me. So how was it possible that the sun was rising now, in the middle of my midnight?" - Midnight Sun -