Congrats buat yang menang give away kemarin, yang lain tunggu give away2 lainnya ya... semoga...^^
Happy reading
**Oh Sehun mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia hendak meregangkan tubuh saat merasakan beban lain di atas perutnya. Dia membuka mata dan cahaya temaram adalah pemandangan pertama yang dia dapati. Sinar matahari menelusup masuk melalui jendela yang tidak tertutup kordin. Dia memiringkan wajah, mendapati tangan Na Ra lah yang membebani perutnya.
Lee Na Ra berbaring menghadap ke arah Sehun dengan rambut tergerai berantakan, wajah polos tanpa make up, dan pria itu tak tahan untuk tidak melarikan tangan di rambut panjang Na Ra yang tergerai di atas bantal.
Reputasi Sehun sebagai playboy paling hot di Seoul tentu saja sudah terdengar hingga ke mana-mana. Dia tentu saja tidak pernah tertarik untuk memandangi wajah wanita yang sedang tertidur. Tapi selalu saja ada kali pertama. Seperti pagi ini misalnya, kali pertama dia tertarik memandang wajah wanita yang tertidur lelap di sebelahnya. Dan dia bahkan tak menyentuh Lee Na Ra sedikitpun. Ketertarikan untuk terus memandangi wanita tersebut menjadi semacam hantaman telak. Bahwa.... mungkin dia tidak sewaras seperti perkiraaannya.
Sehun membenarkan posisinya, mengamati lebih detil. Na Ra adalah jenis wanita yang tergila-gila pada perawatan wajah yang rumit. Dia bahkan harus menerima dengan lapang dada bahwa kini di sudut kamarnya ada sebuah lemari kaca besar yang isinya perawatan wajah calon istrinya. Tapi dia tidak keberatan mengingat sekarang dia bisa menikmati hasil kerja keras wanita itu dalam merawat wajahnya.
Lee Na Ra mempunyai kulit semulus bayi, dengan rona merah alami tanpa polesan blush on, lalu bibir kemerahan yang menggoda dan lagi-lagi dia menyentuhkan jarinya di sudut bibir Na Ra. Sialan. Frekuensi otaknya sejak bertemu dengan wanita ini selalu saja tidak pada posisi yang benar.
Dia mengulurkan tangan lagi, menyentuh rambut Na Ra yang menguarkan aroma floral segar. Dia kemudian memajukan tubuh, mengecup dahi wanita tersebut di luar kendalinya.Na Ra jelas sudah mengacaukan segalanya. Dan dia hanya bisa pasrah saja saat pesona wanita itu kian memperparah keadaanya. Dia tahu dengan pasti bahwa dia akan kehilangan kendali diri. Cepat atau lambat. Itu artinya dia akan mengingkari janjinya sendiri untuk memusuhi siapapun calon istrinya. Untuk menciptakan neraka dunia bagi siapapun yang membuatnya harus terikat pada pernikahan.
**
"Kau sudah akan berangkat, Sehunnie?" Suara serak Na Ra menyapa. Sehun nyaris tercekik dasi yang sedang berusaha dia ikatkan saat wanita itu berjalan ke arahnya tanpa peringatan."Dasimu miring." Ujarnya, sebelum mendekat ke arah Sehun yang dengan reaktif memundurkan tubuh. Lee Na Ra yang belum membuka mata sepenuhnya hanya bisa mencebikkan bibir mendapati kelakuan Sehun. tapi dia bukan orang yang peduli pada hal semacam itu. Dia tetap mendekat dan membenarkan dasi Sehun dengan benar.Jarak sedekat itu membuat Oh Sehun yang berusaha menjadi mahluk suci jadi kehilangan fokus.
Bibir sensual. Tahan.
Dia seperti merapalkan mantra dalam hati, berharap bahwa sisi setannya tidak muncul pagi ini.
"Biasanya para direktur datang siang hari, Kenapa pagi buta begini sudah akan berangkat, huh?"
"Kedisplinan. Aku harus jadi contoh yang baik bagi karyawanku, kan?" Sehun menjawab dengan suaranya yang mendadak terdengar serak.
Belahan dada. Sialan.
Otaknya betulan dipenuhi hal-hal mesum. Apalagi Na Ra yang hanya mengenakan tank top dan hot pants super pendek sebatas bokong. Dia bisa melihat banyak sekali kulit putih mulus milik wanita tersebut.
"Sudah," Na Ra memundurkan tubuh saat sudah selesai membenarkan letak dasi Sehun.
"Bagus. Teruslah bekerja keras dan bawa pulang uang yang banyak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Sun (COMPLETED)
Fanfiction"My life was an unending, unchanging midnight. It must, by necessity, always be midnight for me. So how was it possible that the sun was rising now, in the middle of my midnight?" - Midnight Sun -