A Club, Seoul
"Aku rasa kita perlu mencari tempat yang lebih... privasi?" Seorang wanita dengan pakaian yang menonjolkan belahan dada dan rok super mini duduk di pangkuan Sehun. Bibirnya berbisik seduktif, sedangkan tangannya dengan lihai melepas kancing kemeja Sehun.
"Hmm.." Sehun menggumam, meneguk segelas vodka di depannya. Dia bahkan tak memandang wanita yang terus membisikkan kata-kata penuh godaan tersebut. Ingatan lain menyela, pada sosok wanita yang kemungkinan besar sedang menunggunya. Pada wanita yang lebih anggun, seksi dan menggoda tanpa perlu berusaha.
"Di sini terlalu ramai, akan lebih nyaman kalau-"
"Pergilah" Sehun menukas dengan malas.
"Ne?" Wanita dengan pakaian kekurangan bahan di pangkuan Sehun menatap pria tersebut tidak percaya. Dia mencoba mengkonfirmasi indera pendengarannya sekali lagi. Tapi apa yang dia dapat adalah wajah kesal Oh Sehun.
"Pergilah selagi aku memintamu dengan baik-baik." Dia menegaskan kalimatnya. Wanita itu turun dari pangkuan Sehun dengan tatapan terluka dan malu. Ditolak oleh seorang Oh Sehun tentu akan membuat gosip panas di mana-mana, dan wanita barusan tentu saja sudah benar-benar kehilangan harga dirinya.
"Wah wah wah.. Sehunnie, otakmu tidak rusak, kan?" Park Chanyeol yang memang selalu datang bersama Sehun menghampiri sepupunya dengan wajah tak percaya.
"..."
"Kau tahu siapa wanita tadi? Pria-pria di sini memperebutkannya, dan dia dengan sukarela memilihmu. Tapi lihat, kau bahkan membuangnya begitu saja. Dia pasti malu sekali."
"Bukan urusanku."
"Kasihan sekali. Dia pasti tidak akan datang ke sini dalam jangka waktu yang lama. Aku benar-benar kasihan padanya."
"Kenapa tidak kau ambil dia saja jika di matamu dia sebegitu menariknya, Chanyeol Hyung?" Sehun mengucapkannya dengan kesal sebelum bangkit berdiri tanpa repot-repot mengancingkan kemejanya.
"Ck!" Chanyeol mendecakkan lidah. "Kau tahu aturanku, kan? Aku tidak akan mengambil wanita yang sudah lebih dulu tertarik padamu."
"Kau terlalu tinggi menganggap pesonamu kalau begitu."
"Aku kan memang tampan, kaya raya dan seksi dan -"
"Menjijikan." Sergah Sehun. Dia sudah akan melangkah pergi saat Chanyeol meneriakinya.
"Oiiii mau ke mana kau? Ini bahkan masih sore."
"Pulang." Dia menjawab singkat. Park Chanyeol yang mendengar jawaban Sehun hanya bisa mengangakan mulut. Pria tersebut bahkan mengabaikan tatapan heran orang-orang di sekelilingnya.
Oh Sehun tidak pernah menyebut kata pulang jika itu bermakna kembali ke apartemennya.
**
Sehun' Apartment, Apgujeong, SeoulSehun memasuki apartemen miliknya tepat pukul sembilan malam. Hal yang kemudian membuatnya terheran-heran karena biasanya dia tidak pernah pulang sebelum tengah malam. Pantas saja, Chanyeol menatapnya dengan mulut menganga tadi. Dia juga tidak tahu kenapa dia memilih pulang lebih cepat daripada biasanya.
Pulang. Kata yang saat ini terdengar begitu menyenangkan.
Dia melangkahkan kaki menuju kamarnya, mendapati Lee Na Ra dengan balutan baju putih ketat dengan bra yang menjiplak dengan jelas, belum lagi kaki jenjangnya yang terbalut jin biru ketat yang mau tidak mau membuatnya menahan diri untuk tidak meneteskan liur. Rambut panjangnya yang berwarna cokelat dibiarkan tergerai berantakan di bantal dan Oh Sehun mulai berimajinasi lagi tentang bagaimana rupa wanita tersebut di bawah kendalinya. Plus rambut berantakan setengah basah karena keringat, bibir yang membengkak karena ciuman panas serta buah dada Lee Na Ra yang.... sialan! Dia nyaris tak bisa mengontrol diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Midnight Sun (COMPLETED)
Fanfiction"My life was an unending, unchanging midnight. It must, by necessity, always be midnight for me. So how was it possible that the sun was rising now, in the middle of my midnight?" - Midnight Sun -