6. Agil Mahendra Dinar

1.7K 95 15
                                    

***

Kuingin marah, melampiaskan
Tapi ku hanyalah sendiri disinii
Ingin ku tunjukkan pada siapa saja
Yang ada, bahwa hatiku kecewa 🎶🎶

Allesya bersenandung kecil sembari memasak sarapan. Sebelumnya ia telah mengirim pesan pada Ilham untuk tidak menjemputnya. Karena Allesya akan berangkat bersama Illa, teman semasa SMP nya dulu yang ternyata juga sekolah di sekolah yang sama dengan dia.

Setelah selesai masak, Allesya segera membangunkan Illa yang menginap di apartmentnya.

"Illa, bangun udah siang." Kata Allesya sembari membuka gorden.

Allesya geram karena Illa tidak segera bangun. Alhasil Allesya mengambil air hangat dan segera memercikkan ke Illa.

"Illaaa! Bangun, ih! Lo niat hidup apa gak? Ini udah jam 7 dan lo masih molorr?! Illlaa bangunnnnn!" Teriak Allesya sembari memercikkan air hangat ke muka Illa.

Illa segera bangun dan gelagapan.

"Buset, gue kena pipisnya curut ini? Kok muka gue anget?" Panik Illa. Allesya hanya memutar bola mata malas.

"Iya, lo kena pipisnya curut! Sana sarapan, gue mandi dulu. Nanti kalau gue udah mandi, gantian lo yang mandi, kebo!" Oceh Allesya kepada Illa.

***

06.30 WIB

Illa dan Allesya sudah sampai di sekolah. Mereka langsung dihampiri oleh kawan-kawan Illa.

"Selamat pagi, Alle!" Sapa Mafina dengan yang lainnya. Illa cemberut karena hanya Allesya yang disapa teman-temannya.

"Kok cuma Alle sih yang kalian kasih Selamat pagi!" protes Illa.

"Iya, deh, Selamat Pagi, Illa!" Sapa Mafina.

"Nasib jomblo, ya, gitu, ngarep banget dikasih ucapan selamat pagi," cerca Mira, dia seperti Allesya, memiliki sifat yang datar.

"Ah, bangkenya kalian." kesal Illa sembari mengibaskan tangannya diudara. Allesya hanya terkekeh kecil.

Mereka berjalan beriringan. Sembari mengobrol ringan.

"Alle, lo tinggal dimana?" Tanya Mira.

"Gue tinggal di apartment, Mir. Kenapa?" Tanya Allesya.

"Sama siapa?" Tanya Mira lagi.

"Sendiri." Jawab Allesya.

"Wahh, keren. Lo kok berani sih tinggal sendiri?" Tanya Tasya dengan antusias.

Allesya hanya mengangguk dan tersenyum.

Mereka telah sampai di kelas masing-masing. Allesya hanya tersenyum ketika disapa oleh teman-temannya. Ia membuka ponselnya dan segera menggunakan earphone.

"Nanti pulang bareng gue." Tiba-tiba Agil sudah berada di depan Allesya. Allesya tidak sadar jika ada Agil, karena dia sendiri sedang menggunakan earphone.

ALLESYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang