23. Refreshing

1.2K 113 10
                                    

Beruntungnya aku dimiliki kamu.

***

Mereka kini tengah bermain di taman belakang rumah Allesya. Rasa bahagia mereka sudah tak bisa lagi di curahkan. Agil bertekad untuk mengembalikan kebahagian dalam hidup Allesya dengan caranya.

Kini mereka tengah bermain basket, “Udah gak usah main. Cewek bantet kayak lo gak bakal bisa menang.” Hina Agil. Ya, mereka berdua akan terlihat seriusnya ketika salah satu dari mereka merasa sakit. Jika sudah seperti ini, mereka akan kembali ke sifat awal mereka.

“Halah, banyak omong lo! Jangan remehin gue!” Jawab Allesya yang tengah mengampit bola basket di lengan kanannya.

“Ck, halah. Bantet sombong.” Cibir Agil.

“Yaudah jangan banyak omong. Ayo duel aja!” tantang Allesya.

“Siapa takut?” tantang Agil balik.

Mereka kini telah saling berebut bola basket. Sudah 10 menit mereka bermain, namun belum ada yang bisa memasukkan bola ke ring lawan.

Allesya gesit, Agil pun gesit. Agil pikir, mengalahkan Allesya akan mudah. Namun ia salah, Allesya bahkan setara dengan kemampuannya.

Mereka berdua sudah terengah-engah. Allesya tiba-tiba memeluk Agil. “Agil...” panggilnya melirih.

Agil terkejut dengan sikap Allesya, ia berbalas memeluk Allesya dengan tangan kirinya yang bebas.

Sesaat Allesya langsung merebut bola yang diamit Agil dengan tangan kanannya. Allesya segera men-dribble dan melakukan lay-up. Ia berhasil memasukkan bolanya.

“HAHAHAHAHAHAHA, cupu lo!” Hina Allesya dengan tawa puasnya.

Agil yang tadi tertinggal untuk mengejar berkata, “Curang lo!” Ucap Agil tidak terima.

“Gak pa-pa penting menang.” Jawab Allesya terkekeh.

Keduanya langsung berteduh di gazebo yang sudah ada dua jus jeruk dingin itu. Ya, pasti pembantunya yang membuatkan minuman ini.

“Gue malah ngerasa kalo gue pengen tinggal disini lebih lama sama lo.” Ucap Agil.

“Iya, sih. Kan harusnya kita pulang hari ini. Gimana kalo pulang besok aja?” tanya Allesya.

“Nghh ... boleh. Gue nanti ijin bunda.” Jawab Agil. “Jalan-jalan, yok. Kemana gitu?” ajak Agil.

Allesya mengangguk, “Ke bukit buah naga aja, yang di Jollong itu. Tapi naik motor, ya. Kalo naik mobil kelamaan.” Ajaknya menyarankan.

“Heem, yok.” Agil pergi dari hadapan Allesya lebih dulu. Ia mengambil jaket dikamarnya. Allesya pun demikian.

“Allesya, Allesya, Allesya!” Teriak Agil dari lantai satu tengah mengenakan jaket dan topi. Allesya keluar. Ia mengambil jaket, totebag, dan juga topi.

“Berisik!” Ucap Allesya menuju garasi untuk mengambil motornya.

Agil mengikuti Allesya. Ia melihat ada lima mobil mewah, yang mana terdiri dari satu mobil jeep, satu mobil alphard, satu mobil civic, satu mobil pource, dan juga satu mobil Allesya yang baru itu.

ALLESYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang