White Choco

25K 3.4K 168
                                    

HAPPY READING NOMIN FANS!!!






*****
Jeno mengusap wajahnya, lelah dia tuh. Pagi-pagi udah liat jadwal padat aja. Osis harus rapat untuk membicarakan persiapan penerimaan anggota baru yang artinya membuat dia akan lebih sibuk lagi bersama rekan-rekannya. Tapi Jeno juga senang karena dengan itu maka jabatannya akan berakhir tak lama lagi. Hingga ia tidak akan puyeng lagi memikirkan masalah osis.

"Gimana Chan udah beres?"

"Udah" Haechan beriringan dengan Jeno menuju ruang kelas yang biasa di pakai untuk rapat anggota.

Para anggota inti berkumpul didepan ruangan dan bersiap untuk agenda rapat.

"Baik, rapat hari ini kita mulai, dengan agenda pelaksaaan mos angkatan ke 58 dan kegiatan penerimaan anggota osis baru" Haechan mulai membacakan agenda yang dilanjutkan dengan Jeno juga Mark yang mulai memimpin jalannya rapat.

Tapi di tengah-tengah rapat Haechan tidak bisa berkonsentrasi penuh. Ia hampir tersedak air liurnya sendiri saat melihat sesuatu yang menyembul sedikit dari saku celana Mark.

Haechan berjalan dengan mencak-mencak menuju lokernya, kepalanya berasap saat pak Yunho seenaknya menambah jam pelajaran. Sekolah sudah bubar setengah jam yang lalu tapi ia dan taman sekelasnya baru keluar. Hebat bukan? Nambah ilmu sih nambah ilmu pikirnya tapi kan nggk harus nambah jam pelajaran juga.

"Udah pelajarannya bikin mumet, nambah jam lagi, great pak tua" omel Haechan. Laknat emang ama guru sendiri.

Haechan membuka lokernya yang sudah seminggu tidak ia buka. Alasannya? Ya karena Haechan jarang menyimpan hal hal yang biasanya orang simpan di dalam loker. Semua barang penting baginya lebih baik di bawa pulang.

Prakkk

Setumpuk kemasan makanan persegi panjang jatuh tepat di kakinya. Haechan terperangah, seminggu tidak di buka lokernya penuh coklat putih, siapa yang ngasih pikirnya?

Haechan emang suka yang manis manis, apa lagi coklat putih. Haechan memungutnya satu persatu. Jumlahnya banyak, Haechan pikir hanya orang iseng dan tidak ada yang istimewa tapi hadiah tanpa pengirim itu terus berdatangan setiap harinya. Yang awalnya Haechan jarang membuka lokernya kini tiap hari ia buka untuk mengecek paket rahasia itu.

Dia merahasiakan semuanya dengan baik sampai tidak ada seorang pun yang tau. Haechan sampai bosan terus menerima coklat putih setiap harinya. Hingga coklat coklat itu menumpuk di kamarnya, tapi ada satu hal yang membuat Haechan senang. Coklat itu tidak pernah datang sendirian, selalu ada secarik stiky note sebagai pelengkapnya. Tapi sampai berbulan-bulan berlalu Haechan dengan bodohnya tidak pernah menemukan siapa pengirimnya.

"Chan, chan, heh cabe!!" Jaemin menyenggol Haechan yang masih saja bengong dengan tatap kosong.

"Ehh kenapa?" Kagetnya saat Jaemin memandangnya dengan tatapan sebal.

"Itu Jeno sama Mark cuap cuap, lo catet nggk?"

"Bangsull lupa gue, kenapa nggk bilang sih dari tadi"

"Ya lo nya sediri yang bengong kaya orang amnesia"

"Dah dah berisik gue mau nyatet dulu" Haechan tidak memperdulikan Jaemin uang masih menggerutu di sampingnya.

"Baik, rapat hari ini selesai, terima kasih atas kehadiran kalian" Mark menutup rapat dan duduk di kursi dengan tenang.

Hari sudah sangat sore menjelang malam, keempatnya tidak langsung pulang tapi kembali ke ruang osis dulu untuk beres-beres.

"Ekhmm gue denger kemaren itu yang pas ke pantai ada yang tidur bareng" si mulut lambe turah beraksi bung.

Mark, Jaemin, dan Jeno yang sedang sibuk beres-beres berhenti dari aktivitasnya untuk beberapa detik.

Sang Bendahara Pelit ||| NOMIN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang