Silent please

23K 3.4K 240
                                    

HAPPY READING NOMIN FANS!!!








*****
"Lo yakin kalo orangnya nggk datang pagi-pagi buat naroh coklatnya di loker lo?"

Haechan mengangguk membenarkan. Jaemin belum menyerah akan misinya, ia terlanjur penasaran walau kecewa karena selama berhari-hari  tidak mendapatkan hasil.

"Coba deh lo pikir, kalo nggk pagi-pagi kapan dong tu orang naroh coklatnya di loker lo?" Hechan memandang Jaemin dengan wajah datarnya sambil memandang laptop didepannya.

"Gue juga nggk tau Bi, lo mikir sendiri aja. Apa gunanya gue nyewa lo kalo gue ikut mikir"

"Ya bantu dikit kenapa" Jaemin mendengus kesal.

"Gue lagi fokus nih, hasil rapat kemaren belum selesai gue rapiin. Kalo nggk cepet diselesain pak Suho ngamuk"

Jaemin rebahan sambil mencoba menerka kapan kemungkinan si penggemar rahasia itu beraksi.

"Apa jangan-jangan waktu ekskul ya Be? Pikir deh, kalo sore kan cuma rame di lapangan doang, tempat lain mah sepi. Oke, besok gue bakal stay sampe sore" semangat empat lima Jaemin berkobar demi ayam yang sudah terngiang-ingang dibenaknya.

Haechan tak bergeming membuat Jaemin lagi-lagi mendengus kesal dengan kembar dempetnya itu yang seolah tak peduli.

*****
"Sial, lama banget" keluh Jaemin, investigasinya berawal dari anggota tim basket yang hampir tiap hari latihan.

Jaemin menaruh curiga pada semua anggota basket yang selalu latihan di lapangan setiap harinya. Geli juga sih membayangkan si penggemar rahasia Haechan itu adalah anggota basket yang rata-rata suka yang bohai bohai, ya menurut Jaemin sedikit tidak masuk akal. Tapi demi hadiah yang Haechan iming-imingkan Jaemin rela aja sembunyi di pojokan dekat area loker.

"Gue sembunyi di pojokan kaya gini udah kaya tikus got ngumpet dari kucing"

Jaemin bahkan sampai terkantuk-kantuk karena nunggu sampai lumutan, tapi tak ada tanda-tanda  seorang yang berjalan menuju area loker apa lagi menaruh coklat di loker Haechan.

Diambang akan menyerah dan merasa konyol dengan keadaannya Jaemin berbinar saat seseorang dengan topi dan masker hitam serta jaket denim mendekati deretan loker berwarna silver itu. Ia mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto orang itu yang sama sekali tidak bisa ia kenali itu, sosok itu begitu tertutup dan terlihat aneh. Ia Berjalan diam-diam dengan melirik sekitar lalu memasukan sesuatu lewat celah kecil di loker Haechan.

"Kena lo" Jaemin menyeringai

Setelah Jaemin ikuti lelaki itu masuk ke dalam ruang ganti anak basket yang membuat dugaannya semakin kuat.

Langkah Jaemin terhenti, ia tidak mungkin nerobos masuk secara terang-terangan ke dalam ruang ganti anak basket. Ia menyesal, harusnya dulu ikut ekskul basket saja jadi ia bisa keluar masuk ruang ganti dengan mudah. Tapi nyesalnya telat sih orang udah kelas 12 baru nyesal.

"Ah sial, gimana caranya nih masuk. Masa gue nggk punya kesempatan"

Lama Jaemin berdiri di pojokan hingga suara ribut-ribut itu mengejutkannya, segerombolan anggota basket yang baru saja mau memulai latihan meninggalkan ruang ganti.

Jaemin menyeringai, kesempatan selalu ada hanya saja tergantung seseorang memanfaatkannya dengan baik apa tidak batinnya.

Setelah gerombolan itu berlalu Jaemin melangkah dengan sembunyi-sembunyi memasuki ruang ganti anak basket.

"Udah kaya maling aja gue kaya gini" gerutunya.

Setelah masuk Jaemin terperangah, tas berserakan itu membuatnya bingung harus memeriksa yang mana terlebih dahulu, begitu banyak dan berantakan. Tapi yang pasti lelaki dengan tas denim itu pasti meninggalkan barangnya di sini batin Jaemin.

Sang Bendahara Pelit ||| NOMIN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang