Serangan

18.4K 2.6K 713
                                    

HAPPY READING NOMIN FANS!!!








*****
Sudah 30 menit lebih Jaemin menunggu, tapi manusia yang ia tunggu belum juga tiba.

Jaemin memandang ponselnya siapa tau Jeno menghubunginya, tapi nihil. Jaemin hanya menunggu dengan sabar, ia yakin Jeno tidak akan ingkar janji.

10 menit kemudian pintu cafe itu terbuka. Sosok tinggi itu terlihat kontras dengan warna hitam jaket kulitnya. Rambutnya lepek karena hujan yang mulai turun dengan deras di luar.

Jaemin berdecak melihat beberapa wanita sebaya mereka memandang sosok itu tanpa berkedip. Jeno tuh emang menawan bisa-bisanya ia menarik perhatian dengan penampilan kasual dan rambut yang sedikit basah seperti itu.

"Sorry lama" Jaemin refleks cemberut saat Jeno mengusak rambutnya.

Jeno melepas jaketnya dan duduk di samping Jaemin.

"Dari mana aja sampe kehujanan gitu?"

Jaemin membantu Jeno menyeka air hujan di wajahnya dengan menggunakan tisu.

"Bunda nitip beli bahan kue dulu, makanya telat. Hp gue juga mati"

Jeno menaikan jarinya membentuk huruf V saat melihat tampang kesal Jaemin.

"Lo udah pesan?"

Jaemin menggeleng, menjawab Jeno.

"Ya udah gue pesanin" Jeno hendak beranjak tapi Jaemin menyuruhnya tetap duduk.

Jaemin yang bayar kali ini, karena tiap jalan pasti Jeno yang bayar Jaemin jadi nggk enak hati meski Jeno selalu ngeles bilang "Masih aja malu sama pacar sendiri, udah tugas gue kali bayarin lo"

Tak lama pesanan Jaemin tiba, ia mengucapkan terima kasih lalu berjalan menuju meja keduanya. Kedua alis Jaemin bertemu saat seseorang berbicara dengan Jeno dari balik sofanya.

"Ekhm" dehem Jaemin, keduanya menoleh dan menemukan wajah tidak enak Jaemin.

"Siapa?" Tanya Jaemin sedikit ketus pada Jeno.

"Oh sorry ganggu, gue cuma minta nomor wa teman lo doang" wanita itu tersenyum pada Jaemin.

Jeno diam sejenak, pengen liat reaksi Jaemin sebenarnya bukannya nggk pengen menjawab atau menjelaskan keadaan itu.

Wajah Jaemin semakin tidak enak mendengar jawaban wanita yang duduk di sofa belakang mejanya dengan Jeno itu.

"Temen?" Jaemin masih berdiri setelah meletakkan pesanan keduanya.

"Gue pacarnya" Jaemin mendelik kesal pada wanita yang memandang keduanya sedikit terkejut.

"Sekarang lo percayakan?" Tanya Jeno dengan pandangan mengiba pada wanita didepannya.

Jeno menarik Jaemin agar duduk di sampingnya.

"Sorry gue pikir lo berdua cuma temen" wanita itu tanpa babibu duduk kembali di tempatnya dengan wajah kecewa, nasib nggk jadi dapat nomor cogan.

"Ganjen banget" Jaemin bercicit tapi cukup keras di telinga Jeno.

"Siapa yang ganjen?" Tanya Jeno dengan muka menahan tawa.

"Lo yang ganjen baru juga sebentar, gimana sama Yura yang nyamperin lo tiap hari"

"Wow wow, kenapa jadi emosi gini sih, suka gue" Jeno mencubit kedua pipi Jaemin gemas.

Jaemin buru-buru melepas cubitan Jeno.

"Lo beneran nggk suka sama Yura?" Kali ini nada suara Jaemin merendah.

Sang Bendahara Pelit ||| NOMIN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang