Bucin rasa micin

23.5K 3.1K 588
                                    

HAPPY READING NOMIN FANS!!!






*****
"Duluan aja, gue ke ruang osis bentar"

"Ngapain lo?" Jaemin menatap aneh Haechan yang pagi-pagi udah pengen ke ruang osis aja.

"Ingat, udah lengser" Jaemin berpisah arah dengan Haechan yang tak memperdulikan omongannya.

Haechan hanya mencari sesuatu di dalam laci tempat ia biasa menyimpan ATK. Buku catatan kecil yang tertinggal beberapa hari lalu.

Sibuk mencari catatannya yang tak kunjung dapat Haechan nggk sadar sama sekali di belakangnya Mark tengah mengamati kegiatannya.

"Ngapain lo?"

"Ngagetin orang aja" Haechan memutar bola matanya malas. Ia ingin berhenti bertemu Mark tapi nggk mungkin, kan satu sekolah. Ia merasa semakin banyak hal aneh yang terjadi jika Mark di dekatnya.

"Nyari apa?"

"Buku catatan gue" Haechan tak memperdulikan Mark dan tetap meneruskan pekerjaannya. Ia mengecek laci bagian bawah meja dengan berjongkok.

"Gue bantuin gimana?"

"Nggk perlu, lo ke kelas aja sana"

"Kenapa sih ngusir mulu, niat gue baik" Mark ikut berjongkok di belakang Haechan, membuat ruang pergerakan Haechan terbatas karena jarak kepala Mark yang begitu dekat dengannya.

Mark memandang lelaki di depannya itu diam-diam. Haechan itu manis, hanya saja tidak banyak yang sadar.

"Mana sih buku sialan itu" umpat Haechan kesal. Ia ingin segera pergi menjauhi Mark.

"Ini bukan?" Mark menemukan buku kecil bersampul coklat dengan nama lengkap Haechan di depannya.

"Nah itu dia" pekik Haechan girang.

Ia mengikuti Mark yang sudah berdiri tapi sialnya tak berniat menyerahkan buku itu sepertinya.

"Buku gue" pinta Haechan mendekati Mark.

"Bayar dong, gue udah bantuin"

"Pamrih bangsat"

"Jangan ngomong kasar dong, entar manisnya kurang"

"Apaan sih njing, buruan balikin"

Mark duduk di atas salah satu meja dengan santai.

"Nih" Mark menyodorkan bukunya.

Sebelum Haechan sempat meraihnya, Mark menarik kembali buku di pegangannya dan mendaratkan ciuman di pipi kanan Haechan.

Haechan mematung dengan mata terbuka lebar, adegan secepat kilat itu mematikan sistem otaknya selama beberapa menit.

"BANGSATTT LO" Haechan mencengkram kerah kemeja Mark dengan wajah yang memerah hingga leher. Rasanya ia ingin mematahkan kepala Mark saat ini juga atas tingkah kurang ajarnya.

Mark hanya terkekeh lucu, seperti habis menyaksikan pertunjukan sirkus.

"Manis banget sih" Mark mengelus rambut Haechan dengan tangan kirinya. Membuat Haechan semakin marah.

Haechan mendorong Mark dengan kasar lalu merampas bukunya dan mendobrak pintu osis dengan kasar. Ia harus segera pergi, dari pada di apa-apain lagi sama om om mesum itu pikirnya.

Mark hanya mengikuti langkah cepat Haechan dengan santai. Terus mengekori Haechan hingga lelaki itu menyadarinya lagi.

Haechan jengah dan ingin menghajar Mark jika masih tidak ingat tempat. Ia bingung dengan apa yang sebenarnya lelaki itu ingin kan bahkan berani bertindak di luar batas seperti tadi.

Sang Bendahara Pelit ||| NOMIN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang