Abu-abu

20.3K 2.9K 743
                                    

HAPPY READING NOMIN FANS!!!








*****
Jaemin duduk di bawah pohon rindang pinggir lapangan sendirian. Ia malas ikut ke kantin, padahal jus mangga adalah pelepas dahaga yang sangat menggiurkan ketika cuaca begitu panas. Tapi untuk beberapa alasan Jaemin malas ke kantin.

Jaemin bersandar dengan tenang lalu membuka novelnya yang belum habis ia baca. Beberapa pasang mata yang lewat memperhatikannya terang-terangan. Jaemin cuek saja, ia tau tentang gembar gembor ia dan Jeno itu telah diketahui banyak orang, di tambah lagi Yura yang mengibarkan bendera perang padanya, menjadi hot gosip yang belum juga padam.

Hanya saja sampai sekarang Jaemin belum menemukan kesan serius dari Jeno. Orang itu terlihat hanya ingin main-main dan mungkin memang ada maksud lain. Entah lah Jaemin kurang paham akan perasaannya yang terus uring-uringan tidak jelas.

Seorang berdehem dengan cukup kencang membuat fokus Jaemin buyar. Jus mangga terletak di sampingnya.

"Kenapa nggk bareng yang lain?"

"Males"

"Nggk laper?"

"Nggk"

"Pasti haus kan?"

"Berisik" syukur yang denger bucin, sabar pastinya.

"Lo marah?"

"Ngapain juga gue marah" Jaemin entah kenapa merasa ada yang lain dengannya.

Rasanya ia pengen mencak-mencak terus liat wajah Jeno.

"Terus kenapa ketus gitu?"

"Perasaan gue gini terus tiap hari, nggk pernah berubah"

"Harus berubah dong, kan gue calon pacar lo" Jeno duduk dengan anteng di sebelah Jaemin tanpa memperdulikan tatapan benci dari orang disebelahnya.

"Sana sama Yura jauh-jauh dari gue. Entar tu bocah nyari ribut lagi"

"Nggk bisalah, kan udah ada lo"

Jaemin berdiri dengan cepat, matanya yang menajam membuktikan amarahnya sedang naik.

"Lo tu punya maksud apa sih sama gue? Lo pikir gue bodoh? Lo adalah orang yang paling nggk bisa liat gue tenang , tiba-tiba lo berubah baik dalam sekejap, maksudnya apa? Gue tau lo cuma pura-pura"

Jeno menunjukan seringainya, ia tau ini pasti terjadi. Sebelum Jeno menjawab Jaemin lebih duluan pergi. Pergi menuju belakang sekolahnya. Tempat itu punya kursi dan meja di bawah pohon cukup rindang, hanya ada beberapa orang saja yang mengetahui markas tersembunyi itu, salah satunya Jaemin.

"Ngapain lo masih ngikutin gue?"

"Lo kenapa sih Jaem? Kemaren baik-baik aja" Jeno sebenarnya tidak paham akan emosi Jaemin yang tidak stabil. Ia kadang,baik-baik saja dekat Jeno tapi kadang seperti cacing di siram wipol, langsung keblingsatan marah-marah.

"Cemburu gara-gara kemaren gue narik Yura keluar kantin?"

Jaemin terbelak, bisa-bisanya si kutu kupret ngatain dia cemburu. Emang dia siapa sampai harus cemburu segala.

"Emang gue siapa sampai harus cemburu?"

"Tolong ya, mulai sekarang lo jangan ganggu gue lagi deh. Lo salah kalo cuma pengen main-main. Lo pikir gue nggk ngerti apa? Dari sikap lo yang berubah baik tiba-tiba, gue rasa semuanya itu pasti ada tujuannya. Apa jangan-jangan lo dendam sama gue?"

"Kenapa sih lo harus ngotot bilang suka ke gue? Kenapa nggk jelas-jelas sama Yura yang udah ngelakuin banyak hal buat lo, yang udah jelas-jelas suka sama lo?"

Sang Bendahara Pelit ||| NOMIN [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang