Demam

6.6K 568 65
                                    

Hunkai YAOI with kid.!

.
**

Sehun menatap Hyun yang lengket dengan mama. Sepulang dari Jeju, Hyun demam panas saat di bandara. Merengek dan menangis, Jongin harus ekstra membujuk bayi gembul mereka. Pipi merah dan mata sayu, Jongin sudah menempelkan by* fever  dikening Hyun.

Sehun sedih sudah pasti. Tidak pernah rasanya sekhawatir ini, Hyun tidak mau melihat papa nya dan sibuk mencari kenyamanan pada mama.

"Hyun gak mau lihat papa nya." celetuk sehun akhirnya.

Jongin menoleh dan tersenyum. Tangan kanan mengelus punggung bayi nya dan yang satu lagi mengelus lengan kanan sehun. Jongin mengerti, Sehun pasti merasa tidak berguna karena tidak bisa berbuat apa apa.

"Tidak apa apa. Hyun hanya merasa pusing sekali makanya badmood."

"Hm,..banyak cepat sembuh sayang." bisik Sehun dan mengecup pelipis Hyun yang panas. Tidak sepanas sebelumnya.

.
*

Kalau Hyun sakit begini, Jongin sedikit susah untuk apa apa. Sehun tidak bisa banyak membantu. Sehun tidak handal memasak, jangan sampai pada sakit perut karena memakan masakan nya.

Kalau cuci piring, bisalah. Jongin pakai gendongan koala saat memasak kan makanan untuk Sehun. Hyun tidak mau di tinggal, Hyun akan menangis dan Jongin yakin kepala nya pasti akan semakin pusing jika begitu.

Hyun tidur tidur ayam di dada mama. Sehun sedang bersiap ke kantor.

"Anak papa sudah sembuh belum?" Ucap Sehun pelan dari belakang tubuh Jongin. Mengintip Hyun yang merebahkan kepala di dada Jongin.

"Panas nya sudah turun tapi masih hangat hangat gitu. Hyun masih badmood."

"Nanti ke dokter ya."
Harap maklum, Sehun hanya khawatir bukan berlebihan. Pernah sih Hyun sakit tapi Sehun nya di luar kota jadi tidak tahu menahu kalau rasanya akan se cemas ini kalau dilihat secara langsung. Saat itu demam karena tumbuh gigi.

"Iya, sekalian beli vitamin. Hyung sarapan dulu nih, roti nya habis jadi makan yang berat gak apa apa kan? " Jongin sudah selesai menggoreng nasi untuk Sehun. Sehun mengangguk dan duduk kemudian menyantap sarapan paginya.

"Gak apa apa. Atau nanti kita belanja bulanan?"

Jongin belum menjawab karena mengaduk susu dalam gelas. Meletakkan nya di hadapan sehun.

"Hyung gak sibuk?"

Sehun tampak berfikir.

"Kalau banyak jadwal, Jongin saja yang belanja."

"Nggak Yank. Kita belanja bareng. Nanti aku jemput."

Jongin mengangguk.

Setelah sarapan selesai, Sehun bersiap. Jongin ikut mengantar suaminya sampai pintu rumah. Sehun mengecup kening Hyun dan Jongin.
"Cepat sembuh Hyun." ucap Sehun.

Jongin tersenyum
"Hati hati Hyung."

"Iya sayang."

.
.
**

Hyun melihat kanan kiri. Merasa asing dengan gedung serba putih. Masih memeluk mama sambil senderan di dada. Rasanya kepala berat untuk di tegak kan, badan lemas dan pusing.

"Ma chu." ucapnya. Jongin yang berjalan masuk ke klinik dokter anak berhenti melangkah saat suara kecil Hyun terdengar.

"Kenapa sayang?"

"Chu ma."

"Kita masuk dulu, oke?"

Hyun yang tidak mengerti mulai merengek.
Jongin cepat cepat masuk sebelum menangis.

BABY DAILY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang