Oh Hyun Ki

5.9K 529 74
                                    

Hunkai with! kid

.
.

.
.

Jongin membilas piring terakhir nya kemudian meletakkan di tempat piring agar air bilasan tiris. Mengeringkan tangan dan menyusul Sehun dan Hyun di ruang santai.
.
.

.
.
**
Hyun duduk sambil bermain balok balok plastik yang aman untuk bayi dalam ukuran besar. Sengaja sih, biar tidak di makan. Hyun kan suka memasukkan apa yang bisa di pegang tangan nya. Menganggap semua benda bisa di kunyah. Gigi saja belum sepenuhnya tumbuh tapi nyali nya luar biasa.

Sehun memainkan gadget walau mata nya lebih sering melirik Hyun. Sehun kebagian tugas menjaga Hyun selagi Jongin mengerjakan pekerjaan rumah. Jadi jangan sampai Hyun lecet lecet. Mengisi kekosongan dengan membuka pekerjaan nya dan tidak berguna rasanya melihat pekerjaan sambil mengawasi bayi nya. 70 persen perhatian otomatis di ambil alih Hyun.

"Hyun, balok nya jangan digigiti." ucapan Sehun yang di hiraukan. Hyun menoleh sebentar dan kembali sibuk sendiri.

"Mama!" pekikan Hyun. Membuang sembarangan balok di tangan dan memasang kuda-kuda untuk berdiri. Setelah posisi berdiri kemudian melangkah menyusul Jongin. Jongin tertawa melihat keceriaan Hyun. Sekarang kegiatan Hyun terasa semakin menyenangkan karena sudah bisa berjalan.

Hyun menggenggam erat jari Jongin saat mereka kembali melangkah ke arah Sehun yang masih posisi anteng.

"Pa, kita harus belanja. Semua persediaan habis."

"Hm, sekarang?"

"Papa sibuk? kalau sibuk biar Mama saja yang belanja."

Sehun menggeleng. "Tidak, tidak sibuk. Hyun bisa ikut?"

Sehun menatap Hyun yang sedang berdiri disamping Jongin dan mendongak melihat nya yang duduk di sofa. Tepatnya mengamati sambil mendengarkan obrolan papa mama nya.

Hyun mengangguk, "Tut." ucapnya. Sehun senyum senyum dan Jongin tertawa pelan.

"Mau ganti baju dulu apa gimana Pa?" Jongin sudah menggendong Hyun berjalan ke kamar Hyun.

"Iya. Ganti." Sehun meletakkan gadget nya dan berjalan ke kamar mereka.

.
.

.
.

Sehun menyetir dengan halus. Menikmati perjalanan ke tempat belanja. Hyun duduk bersama Jongin, menempeli kaca mobil dengan wajah super ingin tahu nya.

"Yank, kita gak nyapih Hyun?"

Jongin diam sebentar, melirik Hyun. "Kenapa Hyung tiba tiba berpikiran untuk menyapih?"

"Ya di lihat bagaimana bongsor nya Hyun, sepertinya sudah cocok sekali untuk disapih."

"Entah lah Hyung, Jongin juga bingung."

"Apa kita konsultasi ke mama saja ya? Kita benar benar tidak tau mau melakukan Hyun bagaimana."

Jongin mengangguk setuju. Kemudian perjalanan di isi dengan suara celotehan Hyun.

.

.
.

.

Sehun yang pertama turun dari mobil begitu sampai di parkiran bawah. Hanya pakai celana selutut dan kaus nyaman. Tapi tetap ganteng. Duh

Membantu Jongin untuk turun dengan menggendong Hyun. Hyun memeluk leher papa nya, mereka masuk ke dalam kotak besi yang membawa mereka ke lantai utama tempat belanja.

.

"Sepertinya Hyun juga butuh pakaian baru. Semua pakaian nya sudah pada kecil. Celana panjang sudah pada kecil semua." ucap Jongin.

Sehun menanggapi nya dengan tertawa.
"Jangan cepat besar nak." celetuk Sehun sambil mencium pipi Hyun. Hyun nya malah memaksa turun kemudian. Mau jalan sendiri.

"Mau kemana, hm?" Sehun menurunkan Hyun akhirnya. Hyun memegang jari jari Sehun saat sudah memijak lantai dengan kaki nya sendiri.

"Nini."

Sehun tertawa. Sedikit membungkuk untuk menyamai Hyun yang berjalan di sisinya dengan semangat. Jongin berjalan lebih dulu untuk mempercepat waktu belanja mereka. Jangan sampai lama.

Sehun jadi bahan tontonan para ibu dan gadis, uke-uke manis. Gemas dengan buntalan putih yang berjalan di sisinya dan sikap gentle Sehun. Mereka manis sekali, begitu pekikan mereka.

"Duh nak apa enak nya jalan sih? Bagusan juga di gendong, gak capek?" keluhan Sehun pelan tapi tidak bisa protes keras keras pada bayi kecil umur 1 tahun 7 bulan itu. Sehun sudah merasa pegal sendiri karena tinggi nya itu Sehun harus menunduk agar Hyun bisa memegang tangan nya. Tangan Hyun masih pendek, kaki nya juga.

Hyun dengan cengiran lebar melangkah mengikuti kemana arah punggung mamanya.
Saat sampai di bagian troley, Sehun mengangkat cepat Hyun dan menduduk kan dalam troley.

Selamat punggung yang mulai lelah. :)

.
.

Hyun melompat lompat dalam troley, senang sekali. Ini pertama kali nya Hyun main dalam keranjang belanja.
Perlahan Hyun duduk bersama belanjaan mama nya. Hyun menepuk-nepuk buah semangka dekat kaki nya. Seperti bola

Sampai Hyun merengek karena haus. Sehun mengambil susu dalam pendingin.

"Yank, boleh minum dingin gak?"

Jongin menoleh, "Memangnya Hyun bisa pakai sedotan?"

"Biar Papa ajari." cengir Sehun

"Untuk kali ini saja." Jawab Jongin dan kembali sibuk sendiri.

Sehun mendekati Hyun, memamerkan kotak susu dengan warna Pink. Rasa buah kesukaan Hyun, Strawberry.

Mata bulat Hyun sudah menatap dengan pandangan puppy.

"Hisap ya Hyun." ucap Sehun seperti bicara pada anak usia 5 tahun.

Hyun memasukkan sedotan dalam mulut. Menggigitnya kemudian.

sehun tertawa gemas. "Hisap seperti susu mama." Ucap nya lagi.

Akhirnya susu bisa dinikmati setelah percobaan entah keberapa. Hal hal baru membuat Hyun ceria luar biasa.
Saat akan pulang, Sehun memborong mainan yang di pelototi Jongin.

"Hyung jangan terlalu manja sama anak."

"Bukan Yank, ini mainan edukasi. Main sambil belajar."

"Satu minggu lalu baru beli. Belum dicoba semua Hyung." Omel Jongin tapi tidak bisa menyingkirkan mainan itu dari keranjang belanja nya.

"Gak boleh pelit sama anak Yank."

"Bukan mau pelit Hyung. Nanti Hyun manja yang permintaan harus dituruti semua. Hyun jadi anak pembangkang nanti."

"Iya deh. Besok nggak beli lagi."

Jongin hanya menghembuskan nafas pelan. Sayang anak sih boleh ya, tapi jangan berlebihan dengan beli ini itu. Sehun memang banyak duit tapi tidak harus menghambur hamburkan nya. Itu menurut Jongin.

.
.
04/03/2019

 04/03/2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BABY DAILY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang