"Da-da-dari kapan kau di situ?" kini ia bisa melihat bahwa aku cukup gelagapan, bagaimana tidak? ia sudah membuatku malu karena membiarkan aku secara langsung tampil di hadapannya. Ia berjalan mendekatiku, mengacak rambutnya dan terduduk di sampingku.
"Sejak kau melakukan intronya" dia sedikit tersenyum dan ini membuatku sedikit canggung.
"Aku tidak menyadarinya" Aku memalingkan wajahku kearah gitar, berusaha terlihat cuek dan lebih merasa aman jika mataku tidak saling bertemu dengannya.
"Yaaa, karena kau sangat mendalami isi lagunya jadi tidak ada alasan untuk berhenti di intro kan?" Aku hanya diam, terdengar helaan napas darinya yang kini tengah memandangi langit. Mungkin ia benar Aku sudah mendalami lagu itu sampai kehadiran seseorang di belakangku pun tidak menjadi alasan untuk menghentikanku bernyanyi dan bermain gitar.
Langit malam ini cukup cerah dengan beberapa bintang yang menghiasi dengan udara yang sejuk tapi cukup membuat kami masih bisa bertahan di luar rumah. Hening kembali menyelimuti, Aku tidak tau harus melakukan apa atau harus memulai percakapan seperti apa, hanya bisa menunggu untuk melihat apa ada yang ingin ia katakan.
"Waktu itu aku berlari, aku baru saja memukul wajah seseorang sampai seseorang itu mengerahkan beberapa orang untuk memukulku, saat itulah aku menabrakmu. Aku tidak benar-benar berniat membawamu berlari tapi rasanya satu sisi aku juga ingin membawamu ke tempat aman agar tidak bertemu dengan para preman itu" seketika lelaki yang kini memposisikan duduk lebih dekat denganku itu pun membuka suaranya, Aku masih terdiam walau kini wajahku menoleh padanya. Ia memang tidak memandangiku, masih menatap langit malam yang indah saat ini tapi kuyakin pasti ekor matanya menangkap gambaran jika Aku sedang memandanginya saat ini. Walau diam.
Dalam pikiranku masih banyak pertanyaan yang bersarang, tentu ini kesempatan bukan? untuk mengetahui apa alasan yang benar-benar jelas dari semua tingkahnya waktu itu. Setidaknya agar Aku yakin bahwa dia memang benar-benar tidak sengaja menabrakku waktu itu.
"Mengapa kau memukul seseorang? apa kau takut untuk melawan mereka sampai kau lari?" Terdengar tawa darinya dengan wajah yang kini memandangiku, kedua mata kami saling bertemu dengan ini ia tentu bisa melihat gambaran wajah penuh rasa penasaran dariku "Aku baru berkelahi setelah dia berusaha merebut tas seorang nenek yang sedang menyebrang. Aku salah perkiraan dan ternyata dia bersama kawanannya yang berbadan besar. Aku tidak takut hanya saja aku tidak ingin babak belur karena Ayahku bisa memarahiku atau mungkin bisa saja Ibuku cemas" jelasnya yang membuatku mengerti, Difga tidak seburuk itu.
"Untung saja, nenek itu sudah kuamankan dengan menyuruhnya segera menaiki taksi"
"Terima kasih" Ia tersenyum mendengarnya, tak lama dari itu kami saling tertawa. "Untuk gelato yang sudah kujatuhkan?" Aku hanya memukul lengannya pelan saat ia menggodaku, "Bukan!"
"Iya oke, aku hanya bercanda" kini tawanya mereda dan ia kembali pada posisi normalnya. "Terima kasih sudah menolongku di bus, maaf jika kurang sopan karena Aku langsung cepat-cepat turun dari bus"
Ia mengangguk, walau matanya seolah memberikan tatapan yang serius tapi Aku hanya membalasnya dengan senyuman. "Sama-sama, Aku hanya tidak suka jika ada orang berlaku seenaknya"
Aku hanya mengangguk, suasana kembali hening untuk beberapa saat. "Tapi kau benar-benar tidak sopan, langsung pergi saat aku memperkenalkan diri!" protesnya lagi, kini Aku hanya kembali tertawa melihat bagaimana dirinya terlihat protes seperti anak-anak. "Maaf, Aku hany-" "Gugup?" selanya, yang hanya kubalas dengan anggukan pelan.
"Baiklah, saat ini kau kumaafkan" kini jemarinya sibuk mengeluarkan rokok dan korek gas dari saku celananya, lalu terdengar suara dari korek gas yang menyala. Ia meniup rokok itu dalam-dalam dengan kebulan yang perlahan keluar sangat lambat dari sela bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
D For E [ON GOING] / [REVISI]
Teen FictionKepercayaan diri timbul, jika kita bisa berpikir lebih positif. Aku tau itu, tapi sifat overthinkingku terhadap suatu nilai membuat aku merasa minder. Kalian tau body shaming? Aku adalah salah satu perempuan yang terbully. Karena memiliki tubuh ya...