Dinner

96 7 8
                                    

"Hai selamat malam" sapa Difga kepada Mom dan Dad. 

"Hallo Difga, selamat malam juga" balas Mom hangat, dan juga aku segera mencium kedua pipi Mom dengan usapan pelan tangan Mom di punggungku.

"Ayo kita makan malam bersama" ucap Dad, mempersilahkan Difga duduk. 

"Jadi bagaimana hari pertama kalian?" tanya Dad yang mengambil daging sapi panggang di meja makan untuk disimpan di piringnya.

Aku dan Mom segera duduk di kursi kami dan juga bersiap mengambil makanan, begitupun Difga yang mengambil air mineral yang ia tuang ke gelasnya. 

"Sangat luar biasa, aku rindu dengan sekolah dan ada kabar baik Dad" balasku bersemangat membuat senyuman Mom terpancar padaku.

"Ya, sangat luar biasa dan juga ramai" Difga mengucapnya dengan sedikit tertawa pelan membuat Dad juga mengangguk dan tersenyum.

"Kabar apa itu sayang?" tanya Dad, "Aku senang kalian merasakan hari sekolah yang luar biasa" tambah Mom.

"Difga terpilih menjadi salah satu pemain inti di kelompok sepak bola sekolahku Dad! keren bukan?" ucapku membuat tawa malu dari Difga yang melirik ke arahku. 

"Waw, itu fantastis Difga! aku bangga padamu" ucap Dad yang mengepalkan tangannya ke atas seolah iya adalah suporter yang sedang mendukung tim andalannya.

Difga hanya tertawa malu dan memotong makanannya. "Ah... itu hanya sebuah permulaan Mr. Kavinty percayalah aku merasa itu masih mimpi" balas Difga. 

"Aku yakin kamu bisa lebih berkembang dari hal - hal yang kamu sukai Difga, nikmatilah" balas Mom. "Tentu, hal ini mengingatkan aku pada masa mudaku dulu. dimana aku dulu adalah seorang idola di sekolah. sangat senang menikmati hobi yang bisa diandalkan dimanapun" ucap Dad yang memulai masa nostalgianya dan membuat Mom tertawa begitupun aku. 

"Dad! ayolah ini soal kami. jangan bilang Dad akan menceritakan lomba musik pertama Dad " ucapku tertawa membuat Dad semakin bersemangat untuk menceritakannya pada Difga. 

"Oke betul Ell, aku tau itu. pertama, semangat untukmu nak aku mendukungmu dan semoga kau menang diperlombaan itu. Berjuanglah!"ucap Dad

"Dan lebih baik aku menceritakan ini pada Difga agar dia tau betapa mempesonanya aku dulu dan juga betapa penting persiapan mental untuk mengikuti lomba penting pertama di masa sekolah" jelas Dad panjang lebar membuatku semakin bersemangat untuk mencampuri ceritanya dan tertawa diikuti Mom yang sedari tertawa dan Difga yang tertawa menikmati malam malam yang ramai di meja makan keluarga Kavinty malam ini. 

"Haha, itu pasti sangat seru Mr. Kavinty. aku yakin kau orang yang mempesona sedari muda bahkan hingga sekarang" balas Difga membuat Dad memberikan Tos tangan pada Difga seolah ia menang.

"Lihat Ell, pacarmu saja mendukung Dad. bagaimana bisa putri kecil Dad tidak memihak ayahnya yang sangat mempesona ini?" ucap Dad dengan tawanya, aku menggeleng "Tidak, Dad mempesona pasti setelah bersama Mom haha" balasku. 

"Tentu, Mom lebih mempesona sehingga saat kami berpacaran dahulu Dad baru saja terlihat di publik dengan kegigihan musiknya itu" ucap Mom menunjukkan dirinya. 

"Maka dari itu, ayolah kita bahas masa mudaku, masa awal berjaya diriku di kalangan anak sekolah" ucap Dad yang akhirnya tidak terelakkan lagi.

Ada tawa dan ungkapan tidak setuju Mom saat beberapa kali Dad menceritakan masa mudanya pada Difga. aku hanya tertawa sesekali memandangi Difga yang sangat serius mengikuti jalan cerita Dad dan memberikan respon baik yang kurasa membuat ikatan antaranya dan keluargaku semakin terlihat. kami selesai makan malam ditutup oleh hidangan buah segar yang diambil dari dalam kulkas. 

Mom dan Dad merapihkan meja makan dan menyimpan makanan yang masih sisa untuk di hangatkan besok pagi. sedangkan aku dan Difga akan mencuci piring di dapur. 

saat aku mencuci piring, Mom dan Dad bersantai untuk menonton acara televisi di ruang tengah. 

"Apa yang kau tertawakan Dif?" tanyaku saat aku melihatnya tersenyum sendiri sesekali melihatku sambil mengelap piring - piring. 

ia menggeleng kepalanya pelan, "Aku hanya senang bisa makan malam bersama keluargamu" ucapnya, aku pun menyelesaikan cucian piring terakhirku dan berdiri bersandar di meja dapur menghadapnya. 

"Wah, terimakasih dan aku senang jika itu penilaianmu" balasku. 

"Dan aku salut akan hubungan kedua orang tuamu yang kompak, percayalah kamu beruntung Ell. mereka orang tua yang hebat dan serasi" jelasnya yang seketika membuatku merasa tidak enak. 

aku yakin yang berada dipikiran dan hatinya saat ini antara senang dan juga bersedih jika mengingat keadaan asli dari keluarganya sendiri. aku mendekatinya dan mengelus pundaknya pelan sampai akhirnya ia menghentikan kegiatannya dan menatapku. 

ada helaan napas yang cukup berat seolah ia menahan sesuatu, aku masih memandanginya tanpa bersuara. "Terimakasih Ellinda Kavinty" ucapnya dengan senyuman simpul di raut wajahnya. 

aku meraih pipinya perlahan dan mengelusnya pelan dengan tangan kananku dan membuatnya sedikit terkejut "Aku yang berterimakasih Difga Delron, sudah hadir dalam hidupku. memilihku menjadi kekasihmu" aku tersenyum.

ia tersenyum padaku, aku bisa memandangi matanya yang hampir berkaca - kaca dan memelukku erat. 

***

Difga pulang cukup larut setelah ia bersama Dad membicarakan musik dan lainnya. aku sudah mandi dan juga mengganti pakaianku dengan piyama. Akhirnya Difga pamit dan aku mengantarkannya sampai depan pintu rumah. 

"Selamat malam dan selamat beristirahat Ell" ucapnya dan melepas pegangan tangan kami ini. 

"malam juga Difga, berhati - hatilah. sampaikan salamku pada Mr. Delron" ucapku dengan senyuman. 

"Oke, sampai jumpa besok pagi. aku akan menjemputmu lagi. oke?" 

aku mengangguk, "iya, sudahlah masuk ke mobilmu Dif" Difga mengangguk dan berjalan menuju mobil. 

aku bersandar di sisi pintu dan melihatnya berlari lagi ke arahku. "ada apa? ada barangmu yang tertinggal?" tanyaku, ia menggeleng dan memegang kedua pipiku dengan tangannya. ia mencium keningku.

"Dah" ucapnya yang segera berlari dan melambaikan tangannya padaku sampai akhirnya membuka pintu mobilnya. aku tersenyum, Difga membuatku seolah tidak bisa lepas dari rasa jantung berdebar lebih cepat setiap harinya jika aku bersamanya. 

ia pin pergi berlalu dan aku segera mengunci pintu rumah. melihat Mom dan Dad sedang ersiap menuju tangga untuk masuk kamar. aku memeluk Dad dan juga Mom bergantian dan mengucapkan selamat malam. 

Lalu aku memasuki kamar, merapihkan buku bawaanku hari ini dan menggantinya dengan buku untuk besok. aku juga menyiapkan baju untuk besok sekolah dengan menyimpannya di luar lemari. 

aku memang bukan orang yang sistematis semacam Drean, tapi sesekali aku bisa sangat rajin jika aku masih merasakan semangat di awal masuk sekolah. aku juga mengecek email dan juga membuka handphoneku membalas beberapa pesan dari teman sekolah dan juga melihat update dari Drean yang memvideokan dirinya bertemu dengan teman - teman barunya di kuliah. aku bahagia melihatnya sudah bisa berbaur, Drean memang perempuan petualang. dan aku yakin dia juga bahagia. 

selesai memakai handphone, aku mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur berwarna white warm. dan juga memeluk boneka dan menarik selimut. aku memandangi langit - langit kamar tersenyum saat mengingat kejadian - kejadian yang kualami hari ini dan berharap esok menjadi hari yang lebih menyenangkan sampai nanti.

dan akhirnya aku terlelap dalam putaran kejadian dalam benakku. 


D For E [ON GOING] / [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang