This Day Sucks

131 11 0
                                    

Aku membuka loker, merapihkan buku dan segera menutupnya kembali. Mataku melihat Jeremy yang berdiam di dekat loker, wajahnya seperti merasa bersalah namun Aku hanya bisa memberikan tatapan dingin seolah semuanya sudah kulupakan. Iya Aku berbohong, tapi ini cara terbaik yang bisa kulakukan untuk membuat semuanya terasa normal. 

"Hei, aku dengar kau lagi sering pulang cepat? Aku merindukanmu berlatih di klub" ucapnya. Aku menoleh padanya, "Aku ingin keluar klub" lalu aku berjalan meninggalkan Jeremy yang seolah memberikan tatapan terkejut. Rencana ini memang muncul tiba-tiba di otak, Aku sendiri bahkan tidak memikirkan hal ini sebelumnya. 

Jeremy mengikutiku, seolah dia tidak melakukan kesalahan dari apa yang sudah ia lakukan. Aku merasa kesal karena ia bahkan tidak menyadari semua perubahanku padanya karena kesalahannya itu, apa dia memang bodoh? bahkan Jeremy masih berusaha untuk mengajakku bercanda di saat seperti ini. Sampai akhirnya langkah ini terhenti dan memandang wajahnya yang seolah tidak menampilkan rasa penyesalan. Aku salah, salah menilai Jeremy selama ini. Mungkin ia berharap Aku bisa tertawa dan membahas semuanya dengan santai, tapi saat ini untuk bicara baik-baik dengannya pun rasanya sangat berat. 

Mata kami bertemu, ada helaan napas yang kutahan tak kala perasaan dan emosiku semakin tidak stabil. Sepersekian detik kemudian, Aku menamparnya. Menampar seorang Jeremy yang dikenal sebagai lelaki idaman di sekolah, menampar lelaki yang sudah hadir di hari-hariku dan kini merusak semua perasaanku menjadi kepingan tidak beraturan. Aku melihat tatapannya membulat tak percaya dengan apa yang kulakukan, helaan napas keluar dari sela bibirku setelah tanganku berhasil menyentuh pipi mulusnya. 

"Apa yang kau lakukan Ell?"

"Ka-ka-uuu benar - benar...." bibirku gemetar, air mataku baru saja membasahi pipi. Kupikir setelah menamparnya perasaanku akan lolos bersamaan dengan emosi, nyatanya air mataku masih bisa turun membasahi pipi dan melihatkan bahwa Aku luka karenanya. 

"Apalagi ini? Hei gendut! Kenapa kau besikap kasar ke pacarku?! Hah?" teriak seorang perempuan dengan suara melengking dan mendominasi lorong koridor sekolah.

Sandra berjalan perlahan, dia menatap Jeremy lalu Aku secara bergantian. Dia tentu memberikan tatapan sinis dan juga bagaimana ia berlaga sebagai orang yang merasa kuat. Aku tidak masalah jika semua orang akan tau, bahkan teman-teman Sandra pun sudah ikut menatap sinis padaku. Jeremy masih meringis karena sisa luka yang ia rasakan di pipinya yang mungkin masih terasa panas, dengan cepat Sandra benar-benar berada di hadapanku saat ini. 

"Kau mau merebut pacarku?" tanyanya seolah menantang, nadanya meninggi dengan tatapan yang berusaha untuk menekanku saat ini. 

"A-akuu.... Benci. Jer kau lelaki yang tidak seperti kubayangkan, Kau benar-benar tidak memiliki perasaan! " Aku mengepal tanganku di dekat paha, rasanya emosiku semakin naik. 

"Baguslah, aku juga membenci perempuan tak berguna sepertimu. Aku muak melihatmu dekat dengan Jerryku" Sandra justru yang membalas ucapanku, terdengar ketus sedangkan Jeremy hanya bisa diam. Aku melangkah membelah kerumunan Sandra dan kawanannya, berlari diantara keramaian anak-anak di koridor. 

Tentu semua mata memperhatikanku, siapa pun yang berurusan dengan Sandra akan seketika itu juga menjadi objek perhatian di lingkungan. Banyak bisikan yang mencibirku seolah mereka tau cerita asli dari semua ini. Terdengar tawa dari beberapa orang yang mengatakan Aku perempuan nakal yang tidak tahu diri karena merebut kekasih seseorang. Tidak bukan seseorang, kekasih Sandra lebih tepatnya. 

Langkahku seolah terus menyeret dari keramaian, Aku ingin menangis tapi rasanya tidak akan bisa jika Aku masih berada di antara keramaian ini. Dengan tergesa-gesa Aku memasuki toilet, mencari bilik terpojok untuk berdiam di sana. Tidak ada yang bisa kulakukan selain menangisi kebodohan ini, rupanya marah pada Jeremy hanya membuka peluangku untuk bertengkar dengan Sandra, keadaan akan lebih buruk karena seisi sekolah bisa tau kabar ini dengan cepat. 

D For E [ON GOING] / [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang