Difga memegang tanganku saat kami menyebrangi jalan, kami benar - benar jalan ke arah perempuan itu berada. Aku masih bingung, dan saat kami mendekat perempuan itu tersenyum melihat kedatangan kami.
"Hai, lama tidak berjumpa" ucapnya memeluk Difga hangat, aku masih diam.
"Hai, betul. Kita sudah lama tidak berjumpa" ucap Difga.
"Bagaimana kabarmu Dif? Aku sangat merindukanmu" ucapnya dengan ramah, mereka sepertinya teman lama.
"Hmm baik, bagaimana denganmu? Ah tentu aku tau kamu merindukanku" ucap Difga tertawa.
"Baik tentunya"
"Ah iya, kenalkan ini Ell. Dan Ell, ini Cam" Difga memperkenalkan aku pada perempuan itu, kami saling menjabat tangan "Hai, aku Camila panggil saja aku Cam. Aku sahabat kecil Difga" ucapnya ramah.
"Aku Ell, Ellinda Kavinty. Pacar Difga" ucapku dengan penuh keyakinan, wajahnya tersenyum walau terlihat ada raut terkejut dari wajahnya.
"Oke, senang berkenalan denganmu. Tak kusangka yaaa" ucapnya yang memandangi Difga.
"Oh tentu" balasku dan Difga memberikan tatapan meyakinkan pada Cam.
"Emm.. Bagaimana jika kita nongkrong dulu? Kalian tidak sibuk kan?" tawarnya, Difga memandangiku dan aku mengangguk.
"Oke, tapi kami tidak bisa sampai malam" ucap Difga dan Cam hanya tertawa mengangguk berjalan di depan kami.
Kami berjalan menuju bar, dimana bar itu cukup bagus dan juga ramai. Cam mengajak kami untuk berkumpul minum beer dengannya. Ternyata dia banyak bercerita bahwa dia adalah sahabat kecil Difga.
"Iya, kami dulu sahabat dekat. Rumah kami sangat dekat dan juga aku sering bermain bersamanya. Tapi sewaktu aku lulus sekolah dasar aku pindah rumah dan juga Difga yang pindah keluar kota" jelasnya padaku, aku mengangguk.
"Ya, kami sering bermain di rumah pohon bersama Billy. Dia sahabat terbaikku di sini" tambah Difga.
"Ah iya, pasti Billy sangat senang mendengar kabar kedatanganmu" ucap Cam, Difga tampak antusias "Ajak dia ke sini, aku rindu padanya" lalu Cam berusaha untuk menghubungi Billy tapi ternyata Billy tidak bisa datang.
Kami saling bercerita, tentu Cam juga menanyakan tentang hidupku seperti aku berasal dari mana dan apakah aku suka tinggal di sini.
"Jadi... Sejak kapan kalian bersama?" tanya Cam dan Difga tersenyum, "Sudah lumayan lama, kami sahabat dan berlanjut" ucapnya dan aku tersenyum.
"Oh ya? waw! Sangat menarik" ucap Cam. "Kau perempuan beruntung Ell, Difga sangat jarang menyukai perempuan" tambahnya.
Aku tertawa, "Terimakasih, mungkin dasar kami yang cocok jadi semua bisa terjadi" balasku.
Kami berbincang banyak, dan akhirnya kami juga memutuskan pulang.
"Oke, lain kali kita perlu berkumpul bersama Billy. Aku sungguh rindu dengannya" ucap Difga.
"Tenang, aku akan mengabarimu saat Billy bisa datang. Kita akan bertemu lagi sebelum kau benar - benar pulang lagi Dif" ucapnya.
"Oke, sampai bertemu lagi Cam" ucap Difga, Cam memeluk Difga "Oke, salam pada ibumu. Aku rindu dengannya" Difga mengangguk.
"Ell, sampai bertemu lagi" ucapnya dan aku mengangguk. Kami berpisah di depan bar berjalan ke arah yang berbeda.
Aku berjalan dengan Difga menuju parkiran mobil.
"Jadi dia sahabatmu?" tanyaku, "Ya, dulu aku bersahabat dengan Cam dan Billy. Dulu Cam perempuan tomboy yang lebih senang bermain dengan lelaki dan Billy adalah anak lelaki yang baik - baik takut berbuat kejahatan bahkan rajin di sekolah. Sedangkan aku? Berandalan kecil yang selalu membuat ide gila" jelasnya
KAMU SEDANG MEMBACA
D For E [ON GOING] / [REVISI]
Teen FictionKepercayaan diri timbul, jika kita bisa berpikir lebih positif. Aku tau itu, tapi sifat overthinkingku terhadap suatu nilai membuat aku merasa minder. Kalian tau body shaming? Aku adalah salah satu perempuan yang terbully. Karena memiliki tubuh ya...