Mobil terhenti tepat di depan arah masuk area luar sekolah, Aku dan Drean bergantian mencium pipi Dad sebagai tanda pamit. Senyuman Dad yang hangat keluar dari wajahnya, ia akan selalu memberikan tatapan sendu di saat seperti sekarang. Memberikan kalimta semangat dan mengusap surai Aku mau pun Drean sebelum kami keluar dari mobil.
Dengan senyuman Drean turun dari mobil. Aku tau dia bersemangat, terlihat dia menarik napas panjang dan tersenyum, seolah dia sangat rindu menghirup udara di sekolah. Aku? Biasa saja, melihat banyak anak - anak berkumpul berkerumunan dengan tingkatnya masing - masing. Aku tau semua mata akan melirik tanpa disadari, melihat Aku dan Drean berjalan keluar dari mobil yang sama.
"Morning Babe, hello Ell" sapa Gege yang entah dari mana ia sudah berada di dekat kami.
Aku melambai tangan dan tersenyum, tak lama Drean memeluk hangat Gege dan setelahnya Drean memelukku, "Semangat untuk hari pertama, jika ada apa - apa kau bisa hubungi aku" bisiknya dan tersenyum.
Ia menyadari wajahku yang mulai gugup, dengan segera mendekap pipiku sehingga tangan lembutnya terasa menyentuh permukaan kulit "Kau Kavinty, Kavinty selalu disegani siapa pun dan dimana pun. Aku tau kau bisa Ellinda Gimmie Kavinty" Aku tersenyum kecil, memandangi bagaimana Drean memberikan senyuman dan tatapan teduh yang menenangkan.
Tak lama Aku melihat Reyya yang menghampiriku, ia menyapa Gege dan juga Drean ketika Drean sudah tak memegang pipiku. Terjadi perbincangan pagi yang sangat singkat dan berakhir dengan Drean dan Gege yang berlalu.
"Tidak usah gugup, kamu kan bersamaku!" ucapan Reyya terlihat bercanda seperti biasa, tawanya seolah meluluhkan rasa gugup yang sebenarnya semakin menjadi. Reyya menjabat tanganku dengan mantap, tanpa sedikit pun raut gugup darinya melewati kerumunan anak - anak sekolah.
Beberapa orang melihatku, seperti hampir tertawa saat melihat aku berjalan dengan Reyya. Tapi saat aku menoleh, Reyya tetap tegas dengan apa yang ia lakukan kadang ia sesekali tersenyum padaku meyakinkan aku kembali bahwa semua tidak seburuk itu, semua akan baik-baik saja.
Dalam pikiranku hanyalah "Apakah terlihat bodoh jika Aku dan Reyya bergandengan tangan di awal masuk sekolah?" Atau pun, "Aku tau, mungkin Aku penyebab ini terkesan bodoh"
Lagi - lagi Aku terlalu merendah, bahkan pikiranku sendiri selalu membuat rasa maluku ini semakin menjadi. Setidaknya bukan Drean yang sedang menggandeng tanganku, Aku khawatir jika Drean yang bersama denganku mungkin nilai popularitasnya akan menurun di sekolah, Aku sendiri tidak ingin mengacaukannya walau Drean selalu berkata apa pun tentang diriku dia selalu bangga berjalan denganku.
Sebenarnya tidak semua orang memandangiku aneh, tapi ekor mataku seolah berkata bahwa masih cukup banyak mata yang memandangi entah karena sengaja atau tidak. Apalagi sekumpulan anak-anak yang terkesan merasa dirinya keren, mereka sering sekali memandangi siapa pun yang menyusuri jalan seolah diri mereka kuat dan yang lewat tidak lebih baik dibanding mereka. Hal ini cukup wajar di hari pertama sekolah, semua seolah berbondong-bondong mencari pelarian yang akan menjadi 'rumah' atau kubu yang disinggahi untuk kedepannya. Semacam pencaharian identitas diri dan status dalam sekolah ini.
Sebelum kelas perdana dimulai, Aku dan Reyya masih ada waktu untuk mendatangi lorong loker. Aku sudah tau dimana lokerku, membukanya pertama kali dan juga mengisi beberapa buku untuk di simpan di sana.
Aku juga membawa beberapa ornamen lucu untuk dihias di balik pintu loker, sewaktu sekolah menengah pertama Aku sering mengganti tema ornamen loker agar tidak bosan. Untuk kali ini cukup beberapa ornamen simpel yang tidak terlalu ramai, Aku berpikir kali ini hanya ingin melihat bagian loker dalam lebih minimalis.
🍦🍦🍦
Saatnya jam makan siang, Aku mendatangi kafetaria bersama Reyya. Sebenarnya setengah hariku berjalan mulus dengan perkenalan guru dan para siswa baru termasuk Aku, semua berjalan sebagaimana mestinya dan tidak ada yang bertingkah di luar pikiranku pada hari pertama di kelas. Aku mengenal beberapa orang di kelasku dengan baik tapi Aku juga tau, ada beberapa anak yang tak mungkin bisa dekat denganku tentu semua itu jelas terlihat dimana hari pertama sudah ada sekumpulan perempuan berkelompok dengan gaya yang sangat menarik perhatian. Mungkin mereka akan menjadi calon sekumpulan anak populer yang diincar senior tampan di sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
D For E [ON GOING] / [REVISI]
Fiksi RemajaKepercayaan diri timbul, jika kita bisa berpikir lebih positif. Aku tau itu, tapi sifat overthinkingku terhadap suatu nilai membuat aku merasa minder. Kalian tau body shaming? Aku adalah salah satu perempuan yang terbully. Karena memiliki tubuh ya...