Beberapa hari lalu Drean mengabariku untuk datang menemuinya, aku sendiri tidak keberatan untuk menemuinya. Berhubung aku hanya fokus dengan tugas sekolah dan tidak terlalu sering datang ke klub musik jadi tawaran Drean itu tentu aku setujui.
Drean sebenarnya sudah mengatakannya melalui telpon bahwa ia ingin meminta tolong padaku untuk mengajarinya membuat kue. Drean yang seperti diketahui memiliki banyak bakat ini pun mempunyai hal yang tidak begitu dia kuasai yaitu membuat kue dan juga menghias kue tersebut. Aku tentu senang jika bisa membantunya. Drean ingin membuat kue khusus untuk ulang tahun Gege yang akan diadakan hari ju'mat minggu ini.
Kini aku sudah menunggu kedatangan Drean di rumah pizza, tempat yang baru saja buka beberapa minggu ini dan ramai di datangi anak muda. Tempat yang pas untukku menunggunya dan mencoba menu yang ada disana. Rumah pizza ini menyediakan berbagai jenis pizza yang bisa dibeli per slicenya. Rasanya enak dan harganya terjangkau, ditambah dekor interiornya yang sangat khas membuat siapapun yang datang kesini bisa berfoto-foto.
Aku sudah memesan dua slice pizza rasa double cheese dan pepperoni. Sudah hampir lima belas menit Drean belum juga datang. Aku pun menyibukkan diri dengan membaca novel yang ingin kuselesaikan. Aku sudah membaca sekitar dua ratus tiga puluh lima halaman dari total dua ratus empat puluh halaman. Ceritanya menarik tentang fantasi dan aku tak sabar untuk menyelesaikannya hingga tamat.
"Hei Ell" Drean datang dengan membawa slingbag kulit, ia baru saja pulang kuliah.
Gayanya sangat menarik dengan rok tartan selutut berwarna merah, kemeja hitam yang sedikit berantakan dan lengan tangannya yang digulung, ditambah dengan boots tinggi berwarna serupa dengan tasnya memperlihatkan sedikit kaos kakinya. Drean memang selalu ahli dalam style, dan makin ia dewasa gayanya pun semakin menarik. Bahkan ia kini membiarkan rambutnya tergerai indah.
"Hai Dre" sapaku dan ia memelukku erat, aroma parfum khas yang selalu Drean pakai tercium jelas, perpaduan apricot dan tea yang menyegarkan.
Ia pun mengambil tempat dihadapanku, dan sesekali melihat ke arah etalase pizza yang di kerumuni orang-orang yang mengantri.
"Hei, sepertinya aku ingin memesan. Apa ada yang ingin kamu pesan lagi Ell?" tanyanya
"Ah tidak, aku sudah cukup kok. Pesanlah dulu, antriannya selalu panjang" ucapku, Drean pun segera beranjak setelah melepas tasnya.
Aku masih menunggunya dengan asyik membaca novel dan sesekali meminum milk shake coklat yang masih banyak.
"Ah akhirnya, ramai juga ya disini" Drean baru saja kembali dengan membawa nampan berisi satu slice meat lover, dua slice double cheese dan juga milk shake strawberry.
"Namanya tempat baru buka, lagi pula enak kok rasanya" ucapku, Drean mencobanya dan dengan ekspresi lucunya ia setuju dengan ucapanku.
"Oh iya, jadi apa kamu bisa membantuku? Gege akan menginap di rumah orang tuanya dan pulang tepat di hari ulang tahunnya"
Aku mengangguk, "Tidak masalah, aku bisa membantumu setelah pulang sekolah kita buat di rumah"
"Oke, mungkin hari ini aku akan ke supermarket untuk membeli bahan-bahannya. Menurutmu apa gambar kue yang kukirim semalam itu sulit?"
"Tidak Dre, itu gampang dan simpel. Aku akan memberitahukan tekniknya. Memang Gege akan menginap dari kapan?"
"Hm... malam ini, karena ia sudah lama tidak pulang ke rumah untuk menjenguk orang tuanya. Dan keluarganya ingin mengucapkan langsung pada Gege tepat di hari ju'mat" Aku mengangguk, sesekali meminum milk shake yang hampir habis
"Baiklah kita bisa mencari loyang dan beberapa pewarna makanan juga" ucapku
"Ah iya, karena nanti aku ingin membuat pesta kecil-kecilan di rumah. Ell dan Difga datang ya? kalian bisa ikut berpesta dengan kami"
KAMU SEDANG MEMBACA
D For E [ON GOING] / [REVISI]
Teen FictionKepercayaan diri timbul, jika kita bisa berpikir lebih positif. Aku tau itu, tapi sifat overthinkingku terhadap suatu nilai membuat aku merasa minder. Kalian tau body shaming? Aku adalah salah satu perempuan yang terbully. Karena memiliki tubuh ya...