Good Night

96 7 0
                                    

Lalu Difga menciumku, mencium bibirku. Sensasi ini sangat berbeda dari yang sudah - sudah. Dia benar - benar membuatku melayang dan aku juga membalas ciumannya.

Lalu aku merasakan jika tangannya akan ke arah dadaku, entah mengapa aku batuk. Aku kaget dan dia melepaskan ciumannya.

"Kenapa?" tanyanya yang masih merasakan nafasnya memburu.

Aku menggeleng dan segera ingin ke kamar mandi, meninggalkannya yang bingung di kasur dan untungnya kamar mandi ini berada di dalam kamarnya jadi aku tidak perlu keluar kamar. Aku ke kamar mandi dan menatap cermin. Apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus menerimanya? Tapi aku belum siap. Mungkin memang aku payah, dari beberapa temanku termasuk Rey mereka sudah berpengalaman dan juga mereka sudah pernah melaluinya mungkin berkali - kali. Tapi aku? Aku masih seperti anak - anak polos dan tak tau harus bagaimana.

Aku membilas wajahku dan menatap cermin, "Kamu harus bisa Ell, mungkin Difga menginginkannya dan kamu pasti ingin" ucapku memantapkan diriku.

Akhirnya aku keluar dari kamar mandi dan kembali ke kasur, tapi aku melihat Difga yang sudah tertidur. Mungkin aku terlalu lama di kamar mandi untuk meyakinkan diri tentan ini. Tapi aku juga tidak tega membangunkannya, wajahnya tampak lelah dan dia tetap terlihat imut. Aku mencium keningnya tapi tak ada respon, akhirnya kutarik selimut untuk menutupi tubuhnua dan juga tubuhku lalu aku memeluk bonekaku dan tertidur.

Pagi hari datang, aku memandanginya yang masih tertidur. Ini pemandangan yang sangat indah melebihi melihat cahaya matahari masuk ke sela - sela jendela.

Saat aku tersenyum memandanginya aku cukup terkejut dia membuka matanya.

"Pagi" ucapnya dengan suara parau bangun tidur.

Aku menciumnya, mencium bibirnya dan dia membalas setelah dia merasa terkejut.

"Hei, pagi. Dan aku minta maaf" ucapku, wajahnya berseri "Untuk?"

"membuatmu tertidur, aku tidak bermaksud" ucapku dan menciumnya lagi, dia memelukku dan ciuman ini sangat panas. Ciuman di pagi hari.

"Kamu sangat lucu Ell" ucapnya ketika kami sudah melepas ciuman panas ini.

Aku mengangguk dengan tawa malu, lalu aku beranjak dari kasur. Dan mencuci mukaku, aku keluar dari kamar dan berniat membantu Ms.Divson membuat sarapan. Aku melihatnya sedang membaca buku dengan secangkir teh hangat yang menemaninya.

"Hai" sapaku, dan dia menoleh padaku "Hai, kamu harus menikmati udara pagi di luar Ell. Disini sangat tenang" ucapnya dan aku mengangguk.

Aku menarik jaketku yang berada di kursi kamar dan menuruni tangga untuk segera keluar. Ucapan Ms.Divson benar, disini tenang dan nyaman bagiku menikmati udaranya. Kicauan burung menjadi suara pagi yang menemaniku.

"Kita harus jalan, dan tentunya sarapan. Aku lapar" ucap Difga yang berada di ambang pintu belakang rumah. Aku menoleh dan tertawa lalu mendekatinya.

Akhirnya aku mandi dan bersiap saat Difga sedang memanaskan mobil. Setelahnya aku membantu Ms.Divson membuat sarapan kali ini kami akan makan pancake kayu manis dan juga susu coklat dingin. Setelah bersarapan aku dan Ms.Divson membersihkan sisanya, kami berbicara banyak lenih tepatnya Ms.Divson menceritakan bahwa dia senang atas keberadaanku disini dan juga dia menceritakan hal - hal lainnya. Menarik.

Selesai itu, Difga datang dengan keadaan yang sudah siap untuk pergi.

"Bu, aku akan jalan - jalan dan membeli hiasan bersama Ell" ucapnya, Ms.Divson melirik kearahku dan menaikkan alisnya seolah dia bertanya menghias apa.

"Rumah pohon" tambahku tertawa dan Ms.Divson mengiyakan dengan tawany "Ah, oke. Dia memang butuh perawatan karena tuan rumahnya sudah lama tidak mendatanginya" ledeknya.

D For E [ON GOING] / [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang