"Kenapa?" tanyaku saat terus melihat Difga yang tersenyum memandangiku.
"Hmm kamu berbakat, aku selalu suka melihatmu saat sedang bermain gitar apalagi bernyanyi" aku tersipu malu, memang Difga sudah beberapa kali berbicara tentang ini tapi masih terasa menghanyutkanku.
"Terimakasih" dan Difga mengelus puncak kepalaku, dia lembut.
"Apa kita akan ke Café?" tanyakuDifga mengangguk, "Kapanpun kamu siap" aku segera berdiri dan mengatakan akan menyimpan gitar itu di dalam rumah. Dia menunggu di luar rumah, aku segera mengambil jaket kulitku dan berlari keluar rumah.
Aku dan Difga pergi menaiki motor tuanya lagi, kami sampai di Café dan melihat anak - anak sedang bermain poker. Kami bergabung dan tentunya meminum beer.
****
Aku pulang cukup larut dan pas sekali saat sampai di depan rumah, aku melihat Drean keluar dari mobil Gege dan membawa banyak barang termasuk dua buah balon besar berwarna biru dan kuning bertuliskan happy birthday to you."Hai, kalian larut juga pulangnya" sapa Drean saat aku menuruni motor dan Difga juga sudah memarkirkan motornya.
"Wow, hadiah yang banyak sini mari kubantu" tawarku dan Drean mengangguk.
Gege mengeluarkan beberapa barang dari bagasi mobilnya.
"Hari yang menyenangkan ya Drean" tambah Difga tertawa.
"Ya ya hahaha menyenangkan dan melelahkan" ucapnya sambil berjalan pelan menuju pintu.
"Dia sangat bahagia, hari ini penuh tawa buat Drean" ucap Gege sambil menepuk pundak Difga.
Kami semua masuk ke rumah, walau sepertinya Mom dan Dad sudah istirahat di kamarnya tapi lampu dapur masih menyala Gege dan Difga ikut membantu aku dan Drean mengangkat beberapa kotak hadiah yang diberikan teman - teman Drean. Setelah di simpan di kamar Drean, kami turun ke bawah dan berkumpul di meja dapur.
"Jadi, hot chocolate kalian mau?" tawarku dan membuka lemari mengeluarkan gelas.
"Tentu! Aku rindu buatanmu Ell" ucap Gege semangat
Difga hanya tertawa dan Drean menepuk pundak Difga dan Gege "Ell, selalu jago untuk membuat makanan atau minuman manis" ucapnya dengan senyuman khas Drean padaku.
"Aku kokinya haha" ucapku bangga.
Lalu kami menikmati hot chocolate dan juga kue sisa ulang tahun Drean. Sampai akhirnya Gege dan Difga pamit.Aku menaiki tangga bersama Drean, kami banyak bercerita.
"Aku masih senang, hari ini bisa merasakan banyak kejutan tak terduga" ucapnya, aku merangkulnya "Kamu akan selalu bersama orang yang kamu sayangi Drean" dia tersenyum padaku.
Aku berjalan lebih dulu, membuka pintu kamarku.
"Ell? Kamu bisa tidur di kamarku malam ini? Aku rindu tidur denganmu" aku mengangguk dan akhirnya mengganti baju tidurku lalu menuju kamar Drean.
Drean sudah mengganti bajunya dan sedang menyisir rambutnya di meja rias. Aku menghampirinya dan membantunya menyisir bagian belakang. Wajah Drean amat bahagia, tapi juga masih ada kegelisahan dari matanya. "Apa yang kamu pikirkan Drean?" tanyaku memecah keheningan.
Dia tertawa pelan, lalu wajahnya berubah serius "Aku hanya takut, jauh darimu dan juga Mom dan Dad" ucapnya pelan.
Aku melingkarkan tanganku ke pundaknya dari arah belakang. Menatapnya melalui cermin meja rias. "Kami selalu ada, dan juga kamu tak perlu khawatir aku akan menjaga mereka" dia menghela nafasnya, mengelus punggung tanganku.
"Aku lega Gege masuk universitas yang sama, tapi entah kenapa aku juga takut memulai hal baru" ucapnya saat kami berbaring di kasur dan saling melihat langit - langit kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
D For E [ON GOING] / [REVISI]
Teen FictionKepercayaan diri timbul, jika kita bisa berpikir lebih positif. Aku tau itu, tapi sifat overthinkingku terhadap suatu nilai membuat aku merasa minder. Kalian tau body shaming? Aku adalah salah satu perempuan yang terbully. Karena memiliki tubuh ya...