Football Party

70 6 0
                                    

Pagi ini benar - benar lebih dingin dari biasanya, aku memakai jaket untuk keluar rumah. Aku dan Difga sengaja tidak sarapan di rumah, kami akan berjalan kaki santai menuju tempat street food. Setidaknya kami akan melewati beberapa blok, aku juga senang rasanya seperti melakukan olahraga jalan pagi.

Saat siang datang, aku dan Difga hanya menonton televisi di ruang tengah dengan Difga yang tertidur di pahaku. Kami memakan snack dan juga meminum lemon soda dari kulkas. Ms.Divson sedang bekerja jadi hanya kami berdua di rumah.

"Apa kamu senang?" tanyanya seketika saat acara yang kami tonton sedang iklan.

Aku mengangguk, "Tentu, banyak hal baru yang kudapat" Difga segera terduduk dan juga meraih snack yang berada di dekatku.

"Aku senang saat kamu senang Ell" ucapnya dan segera melahap snack dalam genggamannya.

"Lalu kenapa kamu seperti ini?" tanyanya, membuatku menoleh dengan bingung.

"Maksudku, seperti ada yang kamu pikirkan belakangan ini" tambahnya.

"Drean, aku takut jika aku kesepian tanpanya" ucapku, dan dengan perlahan Difga meraih tanganku membuat tanganku terkepal dalam genggamannya. Dia mencium tanganku, ini adalah hal manis yang ia lakukan padaku siang ini.

"Tenanglah, aku akan selalu menemanimu. Setidaknya kita bisa videocall dan saling melepas kegundahan dengan bercerita" jelasnya, aku tersenyum.

Sebenarnya aku memang sedang memikirkan tentang pindahan Drean, aku juga tau ini sudah jalannya tapi apa aku siap? Aku selalu bertengkar kecil dengannya jika kami meributkan remote televisi. Dan selalu ada Drean yang membantu Mom untuk masak, aku hanya bisa membuat makanan manis. Lalu akan selalu Drean yang menyediakan pouch penyelamat jika aku melakukan perjalanan lebih dari sehari. Ada juga Drean yang selalu membantu Dad membereskan file - file kerjaan Dad. Aku khawatir, rasanya akan sepi di rumah tanpa Drean.

Dan juga aku memikirkan tentang pesta yang akan di buat malam ini. Apa aku bisa datang tanpa merasa sedikit pun minder? Semua remaja yang berada di kota ini pasti datang. Ini acara besar yang dilakukan di kota yang kecil, aku hanya tak yakin jika aku tidak akan berjumpa dengan mantan Difga.

Malam ini datang, aku mengenakan kaos Gap berwarna biru tua dan juga cardigan polos berwarna biru senada dengan warna kaos yang kukenakan, menggunakan ripped jeans dan juga sepatu converse tinggi berwarna hitam dengan rambut yang diurai.

"Aku suka melihatmu mengurai rambut" ucap Difga saat kami di mobil dan akan sampai.

Kami keluar dari mobil, ketika sudah banyak sekali remaja - remaja yang berjalan kaki dan juga tertawa dalam percakapannya masing - masing. Lalu adanya parkiran mobil yang kuyakin akan semakin panjang saat malam semakin larut.

Kami turun dan berjalan menuju rumah tempat kami berpesta. Difga merangkulku dengan tatapan yakin, lalu kami memasuki kerumunan orang. Banyak yang asyik dengan pembicaraannya dan juga alunan musik semakin kencang.

"Hey Bro!" sapa seorang lelaki berambut pirang kemerahan, menepuk pundak Difga.

"Hey!" sapa Difga, lelaki itu tersenyum dengan gelas berwarna merah di tangan satunya. Dia melirikku seketika dan juga Difga, lelaki berkulit putih dengan pipinya yang kemerahan.

Lalu lelaki itu berlalu, "Siapa dia?" tanyaku saat Difga menarikku ke dalam kerumunan lebih dalam lagi.

"Chad, sainganku saat di sekolah dulu" ucapnya.

Aku masih sesekali melirik ke arah lain, sampai akhirnya Difga menghentikan langkahnya di meja yang menjadi tempat kerumunan. Difga menghampiri temannya yang bermain billiard.

D For E [ON GOING] / [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang